Pengawasan Klinis Levetiracetam
Pengawasan klinis pemberian levetiracetam terdiri dari pengawasan efek terapi terhadap gejala kejang. Jika sudah didapatkan efek terapi yang diinginkan, maka untuk menghentikan levetiracetam harus secara bertahap. Diturunkan 25% dari dosis semula setiap bulan dalam jangka waktu 3‒6 bulan. Pada pasien yang diberikan lebih dari satu obat antiepilepsi (OAE), maka penghentian dimulai dari 1 OAE yang bukan utama. Apabila bangkitan timbul kembali maka gunakan dosis efektif terakhir sebelum pengurangan dosis OAE, kemudian dosis dievaluasi kembali.[1-3]
Pengawasan klinis berikutnya adalah risiko efek samping yang dapat disebabkan oleh levetiracetam, di antaranya:
-
Monitoring kondisi psikologis terutama pada pasien yang sebelumnya memiliki riwayat gangguan afektif, hal ini untuk menghindari efek samping depresi dengan kecenderungan bunuh diri
- Monitoring fungsi ginjal, terutama pada pasien geriatri atau pasien dengan gangguan fungsi ginjal
- Fungsi hati, terutama bagi pasien dengan riwayat gangguan fungsi hati[1-3,12]
Bila memungkinkan, kadar obat levetiracetam dalam darah dapat diperiksa sebagai basis pengukuran. Pemeriksaan ini dianjurkan untuk dilakukan oleh ibu hamil pada awal kehamilan, setiap trimester, dan pada bulan terakhir kehamilan. Dilakukan juga untuk pemantauan bila ada indikasi, misalnya pada pasien dengan terapi yang mengalami bangkitan dan diragukan ketaatannya dalam minum obat.[1-3,12]