Cotrimoxazole
Cotrimoxazole atau trimethoprim-sulfamethoxazole adalah obat antibiotik yang digunakan dalam berbagai kasus infeksi, termasuk malaria, bronkitis kronis, infeksi saluran kemih misalnya akibat Escherichia coli, shigellosis, dan pneumocystis pneumonia. Cotrimoxazole memiliki spektrum luas dan dapat digunakan selain sebagai antibiotik juga sebagai antifungal dan antiprotozoa.[1] Pada pasien yang menderita HIV, obat ini juga merupakan salah satu pilihan tata laksana infeksi oportunistik.[2]
Cotrimoxazole merupakan obat kombinasi antara sulfamethoxazole dengan trimethoprim. Pada umumnya, sediaan cotrimoxazole mengandung dosis 400 mg atau 800 mg sulfamethoxazole dan 80 mg atau 160 mg trimetoprim.
Reaksi parah yang terkadang fatal telah dilaporkan pada penggunaan sulfonamid, termasuk cotrimoxazole. Reaksi dapat berupa sindrom Stevens-Johnson, toxic epidermal necrolysis, nekrosis hati fulminan, agranulositosis, dan anemia aplastik. Ruam, nyeri tenggorokan, demam, artralgia, pucat, purpura, atau ikterus merupakan gejala awal dari reaksi serius.[3-5]
Waspadai kemungkinan superinfeksi bakteri atau jamur akibat penggunaan cotrimoxazole. Hal ini juga mencakup infeksi Clostridium difficile.[6]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Cotrimoxazole
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Antibakteri [1,4,7] |
Sub kelas | Antibakteri lainnya [1,4,7] |
Akses | Resep [7] |
Wanita hamil | FDA: Kategori C [4,5] TGA: Kategori C untuk sulfamethoxazole dan Kategori B3 untuk trimetoprim [8] |
Wanita menyusui | Cotrimoxazole dapat diekskresikan melalui ASI [9] |
Anak–anak | Tidak direkomendasikan pada infant berusia di bawah 2 bulan [5] |
FDA | Approved [5] |
Penulisan pertama oleh: dr. Junita br Tarigan