Indikasi dan Dosis Cotrimoxazole
Indikasi cotrimoxazole adalah untuk infeksi bakteri Gram positif dan negatif yang rentan, seperti infeksi saluran kemih akibat Eschericia coli ataupun kasus shigellosis. Indikasi ini dapat mencakup infeksi pada saluran kemih; infeksi saluran napas seperti bronkitis kronik eksaserbasi akut dan Pneumocystis Pneumonia; serta infeksi saluran cerna seperti Shigellosis dan travelers diarrhea. Obat ini juga dapat digunakan untuk terapi infeksi oportunistik akibat HIV.
Untuk menghindari terjadinya resistensi, cotrimoxazole hanya digunakan untuk mengobati dan mencegah infeksi oleh bakteri yang telah terbukti sensitif terhadap cotrimoxazole. Apabila data mengenai tingkat sensitivitas tidak ada, maka penggunaan cotrimoxazole dapat dilakukan secara empiris.[1-5]
Indikasi
Clotrimoxazole disetujui oleh FDA untuk pengobatan:
- Eksaserbasi akut dari bronkitis kronis
- Otitis media pediatri
- Traveler’s diarrhea
- Infeksi saluran kemih
- Shigellosis
Pneumocystis jirovecii pneumonia/Pneumocystis carinii pneumonia (PJP/PCP)
- Toxoplasmosis
Obat ini juga digunakan secara off label pada kasus HIV, acne vulgaris, pertusis, malaria, dan pneumonia komuniti.
Infeksi Saluran Kemih
Cotrimoxazole dapat digunakan pada kasus infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh Escherichia coli, Klebsiella, Enterobacter, Morganella Morganii, Proteus Mirabilis dan Proteus Vulgaris.
Pemberiannya adalah per oral, dalam dosis 800 mg sulfamethoxazole dan 160 mg trimetoprim. Obat diberikan 1-2 kali per hari, selama 10-14 hari.
Dosis pada anak adalah 40 mg/kg sulfamethoxazole dan 8 mg/kg trimetoprim per 24 jam, diberikan dalam dua dosis terbagi, setiap 12 jam, selama 10 hari.[3-5,11,13]
Otitis Media Akut pada Anak
Cotrimoxazole dapat diberikan pada otitis media akut pada anak yang disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae and Haemophilus influenzae. Penggunaan ini tidak diindikasikan pada anak di bawah usia 2 bulan. Dosis yang diberikan adalah 40 mg/kg sulfamethoxazole dan 8 mg/kg trimetoprim per 24 jam, diberikan dalam dua dosis terbagi, setiap 12 jam, selama 10 hari.[5]
Bronkitis Kronik Eksaserbasi Akut
Cotrimoxazole diberikan pada pasien dewasa dengan bronkitis kronik eksaserbasi akut yang disebabkan Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenzae.
Dosis yang digunakan adalah 800 mg sulfamethoxazole dan 160 mg trimetoprim. Obat diberikan 2 kali per hari, selama 14 hari.[5]
Shigellosis
Cotrimoxazole juga digunakan dalam terapi shigellosis pada dewasa dan anak, yang disebabkan oleh Shigella flexneri dan Shigella sonnei.
Dosis dewasa adalah 800 mg sulfamethoxazole dan 160 mg trimetoprim. Obat diberikan 2 kali per hari, selama 5 hari.
Dosis anak adalah 40 mg/kg sulfamethoxazole dan 8 mg/kg trimetoprim per 24 jam, diberikan dalam dua dosis terbagi, setiap 12 jam, selama 5 hari.[5]
Pneumocystis Pneumonia (PCP)
Cotrimoxazole dapat digunakan pada kasus pneumonia yang diakibatkan oleh Pneumocystis jiroveci. Penggunaan cotrimoxazole digunakan untuk terapeutik dan profilaksis pasien dengan imunosupresi berisiko tinggi terinfeksi Pneumocystis jiroveci.
Dosis teraputik pada dewasa dan anak adalah 75-100 mg/kg sulfamethoxazole dan 15-20 mg/kg trimetoprim per 24 jam. Obat diberikan dalam dosis terbagi sama, setiap 6 jam, selama 14-21 hari.
Untuk profilaksis pada pasien dewasa, dosis yang diberikan adalah 800 mg sulfamethoxazole dan 160 mg trimetoprim per hari.
Sementara itu, untuk profilaksis pasien anak, dosis yang diberikan adalah 750 mg/m2/hari sulfamethoxazole dengan 150 mg/m2/hari trimetoprim. Obat diberikan secara oral, dalam dosis terbagi dua kali sehari, pada 3 hari berturut-turut per minggu. Dosis harian total tidak boleh melebihi 1600 mg sulfamethoxazole dan 320 mg trimetoprim.[5]
Traveler’s Diarrhea
Traveler’s diarrhea yang disebabkan oleh enterotoksin E. coli dapat diterapi dengan cotrimoxazole. Cotrimoxazole dapat diberikan dengan dosis adalah 800 mg sulfamethoxazole dan 160 mg trimetoprim, setiap 12 jam, selama 5 hari.[5]
Infeksi Oportunistik HIV
HIV menyebabkan terjadinya imunodefisiensi pada seseorang penderitanya yang berakibat timbulnya berbagai macam infeksi oportunistik. Oleh karena itu WHO merekomendasikan penggunaan cotrimoxazole sebagai profilaksis bagi orang dewasa, termasuk ibu hamil, yang mengalami HIV berat stadium 3 atau 4, dengan kadar CD4 di bawah 350 sel/mm3. Selain itu penggunaan obat ini juga direkomendasikan pada pasien HIV dengan tuberkulosis.
Dewasa
Dosis yang digunakan untuk orang dewasa adalah 800 mg sulfamethoxazole dan 160 mg trimetoprim, sekali sehari.
Profilaksis cotrimoxazole dapat dihentikan untuk orang dewasa dengan infeksi HIV yang secara klinis stabil dengan terapi antiretroviral (ART), dengan bukti pemulihan kekebalan dan penekanan virus. Dalam kasus dimana malaria atau infeksi bakteri berat sangat lazim, profilaksis harus dilanjutkan terlepas dari jumlah CD4 atau stadium klinis WHO.
Anak
Pada anak, dalam kasus dimana malaria atau infeksi bakteri parah sangat lazim, profilaksis dilanjutkan sampai dewasa, terlepas dari apakah ART diberikan. Jika setting klinis memiliki prevalensi rendah untuk malaria dan infeksi bakteri, profilaksis dapat dihentikan untuk anak-anak berusia 5 tahun ke atas yang secara klinis stabil atau terdapat penekanan virus dengan ART setidaknya selama 6 bulan dan dengan jumlah CD4 >350 sel/mm3.
Dosis pada anak mengikuti berat badan dan formulasi sediaan.[14]
Tabel 1. Dosis Cotrimoxazole Profilaksis pada Anak
Sediaan (mg atau mg/5 ml) | Jumlah tablet atau ml berdasarkan berat badan, diberikan sekali sehari | |||||
3,0–5,9 kg | 6,0–9,9 kg | 10,0–13,9 kg | 14,0–19,9 kg | 20,0–24,9 kg | 25,0–34,9 kg | |
Suspensi 200/40 mg per 5 ml | 2,5 ml | 5 ml | 5 ml | 10 ml | 10 ml | - |
Tablet (dispersible) 100/20 mg | 1 | 2 | 2 | 4 | 4 | – |
Tablet (scored) 400/80 mg | – | 0,5 | 0,5 | 1 | 1 | 2 |
Tablet (scored) 800/160 mg | – | – | – | 0,5 | 0,5 | 1 |
Sumber: WHO, 2014.[14]
Penyesuaian Dosis pada Gangguan Ginjal
Pada pasien dengan gangguan ginjal, penyesuaian dosis cotrimoxazole adalah berdasarkan kadar creatinine clearance (CrCl) dengan ketentuan sebagai berikut:
- CrCl di atas 30 mL/menit: tidak perlu penyesuaian dosis
- CrCl 15-30 mL/menit: turunkan dosis setengahnya
- CrCl di bawah 15 mL/menit: hindari pemberian cotrimoxazole[4,5]
Penulisan pertama oleh: dr. Junita br Tarigan