Efek Samping dan Interaksi Obat Cotrimoxazole
Efek samping berat telah dilaporkan pada penggunaan sulfonamid seperti cotrimoxazole, termasuk sindrom Stevens-Johnson, toxic epidermal necrolysis, nekrosis hati fulminan, agranulositosis, dan anemia aplastik. Selain itu, penggunaan cotrimoxazole juga dapat menyebabkan superinfeksi bakteri atau jamur dan infeksi Clostridium difficile.[3-6]
Efek Samping
Efek samping yang paling sering terjadi pada penggunaan cotrimoxazole adalah gangguan saluran pencernaan, seperti mual, muntah dan penurunan nafsu makan. Terdapat potensi efek samping yang bersifat fatal, seperti sindrom Stevens-Johnson, toxic epidermal necrolysis, nekrosis hati fulminan, agranulositosis, anemia aplastik, dan diskiarisis darah.[3-6]
Hematologi
Efek samping berupa agranulositosis, anemia aplastik, trombositopenia, leukopenia, neutropenia, anemia hemolitik, hipoprotrombinemia, methemoglobinemia, dan eosinofilia dapat terjadi akibat cotrimoxazole.[1,3-6]
Imunologi
Reaksi alergi dapat memicu terjadinya sindrom Stevens-Johnson, toxic epidermal necrolysis, anafilaksis, dan alergi miokarditis.
Reaksi imunologi lain akibat cotrimoxazole mencakup eritema multiforme, dermatitis eksfoliatif, angioedema, menggigil, Henoch schonlein purpura, dan serum sickness like syndrome. Pasien juga bisa mengalami reaksi imunologi ringan seperti pruritus, urtikaria, dan ruam.[1,3-6,14]
Gastrointestinal
Efek samping saluran cerna berupa hepatitis, ikterus kolestasis, dan nekrosis hepatitis dapat terjadi. Pasien juga bisa mengalami peningkatan serum transaminase dan bilirubin, enterokolitis pseudomembranosa, pankreatitis, stomatitis, glossitis, mual, muntah, nyeri perut, diare dan anoreksia.[1,3-6,14]
Genitourinaria
Efek samping berupa gagal ginjal, nefritis interstitial, peningkatan kreatinin serum, dan anuria atau oliguria telah dilaporkan pada penggunaan cotrimoxazole.[1,3-5]
Gangguan Elektrolit
Cotrimoxazole telah dilaporkan menyebabkan gangguan metabolik yang menimbulkan hiperkalemia dan hiponatremia.[1,3-5]
Neurologi
Efek samping neurologis berupa meningitis aseptik, kejang, neuritis perifer, ataksia, vertigo, tinnitus, dan nyeri kepala.[1,3-5]
Psikiatri
Cotrimoxazole dapat menimbulkan gejala halusinasi, depresi, apatis, dan agitasi.[1,3-5]
Endokrin
Cotrimoxazole dapat menyebabkan gangguan endokrin berupa goiter, diuresis, dan hipoglikemia.[1,3-5]
Muskuloskeletal
Efek samping muskuloskeletal dapat berupa artralgia dan myalgia. Pada pasien dengan HIV, dapat terjadi rhabdomyolisis.[1,3-5]
Pulmonologi
Efek samping pulmonologi berupa batuk, sesak napas, dan infiltrat pada paru.[1,3-5]
Interaksi Obat
Secara umum, cotrimoxazole dapat berinteraksi dengan banyak obat. Hal yang perlu diwaspadai adalah interaksi yang dapat meningkatkan efek toksik cotrimoxazole, seperti penggunaannya bersama dengan methotrexate dan ivacaftor.
- Meningkatkan efek toksik cotrimoxazole: methotrexate, ivacaftor
- Meningkatkan efek toksik obat lain: acarbose, adalimumab, acipimox
- Meningkatkan interval QT: amiodarone, astemizole, amantadine, bivalirudin, dalteparin, mefloquine, pimozid, procainamide, kuinidin
- Menurunkan konsentrasi cotrimoxazole: mitotane, acyclovir [1,3-5]
Penulisan pertama oleh: dr. Junita br Tarigan