Pendahuluan Spiramycin
Spiramycin adalah antibiotik golongan makrolida yang digunakan dalam penanganan toxoplasmosis. Spiramycin merupakan obat bakteriostatik. Di Indonesia, spiramycin hanya tersedia dalam bentuk oral berupa tablet, kaplet, dan sirup.[1-3]
Spiramycin menghambat sintesis protein bakteri dengan mengikat subunit 50S dari ribosom bakteri. Spiramycin mencegah penularan toxoplasmosis melalui plasenta, tetapi mekanisme pastinya belum diketahui.[1]
Efek samping spiramycin yang paling sering terjadi adalah gangguan gastrointestinal. Selain itu, parestesia transien juga telah dilaporkan terkait penggunaan spiramycin parenteral. Efek samping berupa pemanjangan interval QT perlu diawasi karena berpotensi menyebabkan aritmia.[1,2]
Di Indonesia, spiramycin tersedia dalam nama dagang Varoc®, Spiranter®, Rovadin®, Provamed®, Rofacin®, Kalbiotic®, dan Spirasin®.[4]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Spiramycin
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Antiinfeksi.[5] |
Subkelas | Antibakteri.[5] |
Akses | Resep.[5] |
Wanita hamil | Kategori FDA: C.[6] Kategori TGA: tidak tersedia.[7] |
Wanita menyusui | Dikeluarkan ke ASI.[1] |
Anak-anak | Aman digunakan pada anak.[8] |
FDA | Not approved.[9] |