Indikasi dan Dosis Clofazimine
Indikasi utama clofazimine atau klofazimin adalah untuk terapi lepra multibasiler. Selain itu, clofazimine juga dapat digunakan untuk terapi tuberkulosis multi-drug resistant atau TB MDR. Dosis clofazimine dapat bervariasi tergantung pada usia pasien.[5-7]
Lepra Multibasiler
Regimen terapi lepra multibasiler terdiri dari rifampicin, dapsone, dan clofazimine, yang diberikan selama 12–18 bulan. Tiap bulan dihitung terdiri dari 28 hari.[6]
Pasien Berusia >15 Tahun
Untuk pasien berusia >15 tahun yang mengalami lepra multibasiler, obat yang harus dikonsumsi secara langsung (di depan tenaga medis) pada hari ke-1 adalah rifampicin 600 mg, clofazimine 300 mg, dan dapsone 100 mg. Lalu, untuk hari ke-2 hingga ke-28, pasien bisa minum obat secara mandiri di rumah, yaitu clofazimine 50 mg per hari dan dapsone 100 mg per hari. Siklus ini diulang tiap bulan hingga 12–18 bulan.[6]
Pasien Berusia 10–15 Tahun
Untuk pasien berusia 10–15 tahun, obat yang harus dikonsumsi di depan tenaga medis pada hari ke-1 adalah rifampicin 450 mg, clofazimine 150 mg, dan dapsone 50 mg. Lalu, untuk hari ke-2 hingga ke-28, pasien bisa minum obat secara mandiri di rumah, yaitu clofazimine 50 mg per 2 hari dan dapsone 50 mg per hari.[6]
Pasien Berusia 5–9 Tahun
Untuk pasien berusia 5–9 tahun, obat yang harus dikonsumsi di depan tenaga medis pada hari ke-1 adalah rifampicin 300 mg, clofazimine 100 mg, dan dapsone 25 mg. Lalu, untuk hari ke-2 hingga ke-28, pasien bisa minum obat secara mandiri di rumah, yaitu clofazimine 50 mg sebanyak dua kali per minggu dan dapsone 25 mg per hari.[6]
Pasien Berusia <5 Tahun
Dosis untuk anak berusia <5 tahun sebaiknya disesuaikan dengan berat badan, yakni rifampicin 10–15 mg/kgBB bulanan, dapsone 1–2 mg/kgBB bulanan atau harian, dan clofazimine 1 mg/kgBB harian.[6]
Tuberkulosis Multi-Drug Resistant atau TB MDR
Clofazimine juga digunakan sebagai salah satu terapi TB MDR. Dalam regimen terapi TB MDR shorter, clofazimine diberikan bersama kanamycin, moxifloxacin, ethionamide, pyrazinamide, isoniazid dosis tinggi, dan ethambutol selama 4 bulan fase intensif. Lalu, clofazimine diberikan bersama moxifloxacin, pyrazinamide, dan ethambutol selama 5 bulan fase lanjutan.[5]
Regimen tersebut berbeda dengan regimen longer, yaitu regimen yang memadukan clofazimine bersama cycloserine atau terizidone. Akan tetapi, dosis clofazimine yang dianjurkan oleh WHO untuk regimen shorter maupun longer adalah 100 mg/hari (50 mg/hari bagi pasien dengan berat badan <40 kg) tanpa adanya loading dose.[5,7]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur