Kontraindikasi dan Peringatan Clofazimine
Kontraindikasi clofazimine atau klofazimin adalah pasien yang memiliki hipersensitivitas terhadap obat ini dan pasien yang menggunakan obat berefek perpanjangan interval QT, misalnya clarithromycin dan ceritinib. Peringatan khusus harus diberikan kepada pasien-pasien yang menggunakan obat berefek perpanjangan interval QT karena clofazimine juga memiliki efek ini dan mungkin menyebabkan torsades de pointes.[3]
Kontraindikasi
Clofazimine dikontraindikasikan pada pasien yang memiliki hipersensitivitas dengan clofazimine atau bahan tambahan (excipient) dari clofazimine. Selain itu, pengguna obat yang juga memperpanjang interval QT, misalnya clarithromycin dan ceritinib, juga tidak dianjurkan mendapatkan clofazimine.[1,3]
Peringatan
Clofazimine dapat membentuk kristal di saluran cerna yang kemudian menyebabkan obstruksi, infark, atau perdarahan. Beberapa kasus bahkan membutuhkan laparotomi eksplorasi. Apabila pasien mengeluh kolik abdomen, mual, muntah, atau diare, dosis clofazimine sebaiknya segera diturunkan atau jarak antar konsumsi obat diperpanjang atau obat dihentikan sementara.[1,3]
Dosis clofazimine yang dianjurkan umumnya adalah <100 mg per hari. Dosis yang >100 mg per hari hanya dapat diberikan dalam periode yang sesingkat mungkin dan harus di bawah pengawasan dokter.[1,3]
Pasien yang mengalami perpanjangan interval QT akibat clofazimine harus menjalani pemantauan ketat dan menjalani pemeriksaan EKG. Bila perlu, dosis clofazimine dapat dihentikan sementara.[3]
Dokter juga harus memperingatkan pasien bahwa clofazimine menyebabkan perubahan warna pada kulit menjadi jingga-merah muda atau coklat kehitaman. Warna air mata, konjungtiva, keringat, sputum, urine, dan feses juga mungkin berubah dan baru bisa kembali ke normal beberapa bulan atau beberapa tahun setelah terapi berhenti.[1,3]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur