Kontraindikasi dan Peringatan Ribavirin
Kontraindikasi ribavirin adalah riwayat hipersensitivitas, penyakit jantung tidak stabil yang berat, hemoglobinopati, pembersihan ginjal <50 mL/menit, gangguan hati berat, dan sirosis hepatis dekompensata. Selain itu, ribavirin tidak dianjurkan untuk pasangan pria dari wanita hamil, anak dan remaja dengan riwayat penyakit psikiatrik, serta kehamilan dan menyusui.[7,8,10]
Kontraindikasi
Obat ribavirin dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap komponen obat, ibu hamil atau merencanakan kehamilan, riwayat jantung tidak stabil yang berat, hemoglobinopati, pembersihan ginjal (CrCL) <50 mL/menit, gangguan hati berat, dan sirosis hepatis dekompensata.
Selain itu, obat ini tidak dianjurkan untuk pasangan pria dari wanita hamil, anak dan remaja dengan riwayat penyakit psikiatrik, dan menyusui.[7,8,10,17]
Peringatan
Dalam penggunaan ribavirin sebagai terapi inhalasi, harus dilakukan pengawasan pernafasan dan elektrolit, serta pemberian terapi cairan suportif. Jika fungsi respirasi menurun mendadak, hentikan pengobatan dan hanya boleh dilanjutkan dengan pengawasan ketat, dimungkinkan ko-administrasi dengan bronkodilator.[8]
Untuk terapi secara oral, hindari kehamilan pada wanita (4 bulan) dan laki-laki (7 bulan). Gunakan 2 bentuk kontrasepsi selama pengobatan hingga 6 bulan pasca terapi.[3,7,8]
Lakukan pemeriksaan EKG sebelum dan selama pengobatan pada pasien penyakit jantung. Hentikan jika EKG memburuk. Hati-hati pada pasien gout, lakukan pemeriksaan hematologi lengkap, fungsi hati, dan asam urat sebelum pengobatan dan pada minggu ke-2 dan ke-4. Lakukan penyesuaian dosis bila ada abnormalitas pada hasil laboratorium.[3,7]
Obat ini dapat menimbulkan efek samping anemia hemolitik yang dapat memperparah penyakit jantung dan menyebabkan infark miokardium, baik fatal maupun tidak. Pasien dengan riwayat angina pektoris tidak stabil sebaiknya tidak diberikan obat ini.[7,8]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini