Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Efek Samping dan Interaksi Obat Baclofen general_alomedika 2024-04-22T10:32:56+07:00 2024-04-22T10:32:56+07:00
Baclofen
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Efek Samping dan Interaksi Obat Baclofen

Oleh :
dr. Jessica Elizabeth
Share To Social Media:

Efek samping baclofen yang paling serius adalah reaksi yang bisa terjadi bila baclofen intratekal dihentikan secara mendadak, yakni demam tinggi, perubahan status mental, spastisitas rebound, rhabdomyolisis, dan berbagai efek serius lainnya. Sementara itu, interaksi obat baclofen dapat terjadi pada penggunaan bersama benzodiazepin atau obat lain yang mendepresi sistem saraf pusat.

Efek Samping

Efek samping yang paling umum ditemukan adalah rasa kantuk sementara (10–63%), rasa pusing (5–15%), kelemahan (5–15%), dan rasa lelah (2–4%). Berdasarkan target organ, efek samping baclofen juga dapat dirincikan sebagai berikut:

  • Neuropsikiatri: kebingungan, nyeri kepala, insomnia, euforia, depresi, halusinasi, paresthesia, nyeri otot, slurred speech, gangguan koordinasi, tremor, rigiditas, distonia, ataksia, dan disartria
  • Oftalmologi: gangguan penglihatan, nistagmus, strabismus, miosis, midriasis, dan diplopia
  • Telinga, hidung, dan tenggorokan (THT): tinitus dan kongesti nasal
  • Kardiovaskular: hipotensi, palpitasi, dan nyeri dada
  • Gastrointestinal: mual, muntah, konstipasi, anoreksia, nyeri perut, perdarahan gastrointestinal, dan diare
  • Genitourinaria: enuresis, retensi urine, disuria, impotensi, nokturia, hematuria
  • Lain-lain: ruam kemerahan, pruritus, edema tungkai[1,6]

Gejala putus obat (withdrawal) akibat penghentian mendadak baclofen intratekal dapat terjadi pada pasien yang menggunakan obat >2 bulan. Hal ini termasuk dalam black box warning dari FDA karena dapat menyebabkan hiperpireksia, gangguan status mental, kekakuan otot, dan spastisitas rebound yang dapat berkembang menjadi rhabdomyolisis dan kegagalan sistem multiorgan.

Withdrawal paling sering terjadi akibat dosis pemberian yang tidak tepat. Pasien dan pengasuh harus benar-benar memahami pemantauan pump infusion untuk mencegah withdrawal. Penghentian terapi baclofen oral secara tiba-tiba juga dapat menyebabkan kejang dan halusinasi. Pengurangan dosis secara bertahap sangat dianjurkan.[1]

Neonatus dari ibu yang diobati dengan baclofen oral selama kehamilan telah dilaporkan mengalami neonatal withdrawal symptom selama beberapa jam hingga beberapa hari. Gejala pada bayi termasuk peningkatan tonus otot, tremor, gelisah, dan kejang.[7]

Interaksi Obat

Baclofen dapat meningkatkan efek sedasi dan risiko depresi pernapasan bila digunakan bersama relaksan otot lain seperti tizanidin, opioid seperti morfin, agen neuroleptik, barbiturat, benzodiazepin, dan anxiolytics. Selain itu, baclofen menaikkan risiko efek samping levodopa atau carbidopa, misalnya mual, halusinasi, agitasi, dan confusion.

Baclofen juga meningkatkan risiko gangguan jantung dan kejang dengan agen anestesi umum (misalnya fentanyl atau propofol) dan dapat meningkatkan risiko hipotensi pada pasien dengan pengobatan antihipertensi.[5,7]

 

Referensi

1. Ghanavatian S, Derian A. Baclofen. StatPearls Publishing. 2022. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526037/
5. MIMS. Baclofen. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/baclofen?mtype=generic
6. FDA. KEMSTRO (baclofen orally disintegrating tablets). 2003. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2003/21589_kemstro_lbl.pdf
7. FDA. OZOBAX (baclofen) oral solution. 2019.

Indikasi dan Dosis Baclofen
Penggunaan pada Kehamilan dan Ib...

Artikel Terkait

  • Pencegahan Cerebral Palsy pada Asfiksia Neonatorum
    Pencegahan Cerebral Palsy pada Asfiksia Neonatorum
  • Kontroversi Kombinasi Muscle Relaxant dan Antiinflamasi Non Steroid untuk Nyeri Punggung Bawah Akut
    Kontroversi Kombinasi Muscle Relaxant dan Antiinflamasi Non Steroid untuk Nyeri Punggung Bawah Akut
  • Bukti Ilmiah Peran Steroid pada Cedera Medula Spinalis Akut
    Bukti Ilmiah Peran Steroid pada Cedera Medula Spinalis Akut
  • Rituximab (RTX) untuk Multipel Sklerosis
    Rituximab (RTX) untuk Multipel Sklerosis
  • Tata Laksana Awal Spinal Cord Injury Berdasarkan Panduan American College of Surgeons 2022
    Tata Laksana Awal Spinal Cord Injury Berdasarkan Panduan American College of Surgeons 2022

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 05 Agustus 2024, 09:39
Apakah boleh pasien dengan cerebral palsy mendapatkan vaksin polio OPV?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alodok, izin bertanya apakah boleh pasien dengan cerebral palsy mendapatkan vaksin polio opv saat PIN di posyandu?
Anonymous
Dibalas 13 Juli 2024, 22:10
Upaya untuk membantu kualitas hidup pasien multiple sclerosis
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, mhn ijin masukannya...ada kasus laki2 usia sktr 37 thn, di diagnosis MSKondisis skrg susah sekali utk duduk...tiduran jg cm posisi tertentu,...
Anonymous
Dibalas 17 April 2024, 12:43
Pemeriksaan penunjang cerebral palsy di puskesmas
Oleh: Anonymous
1 Balasan
halo dokter, mohon izin bertanya, jika ditemukan pasien anak dengan cerebral palsy di puskesmas bagaimana pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan di...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.