Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi dan Dosis Baclofen general_alomedika 2024-10-24T08:41:04+07:00 2024-10-24T08:41:04+07:00
Baclofen
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Indikasi dan Dosis Baclofen

Oleh :
dr. Jessica Elizabeth
Share To Social Media:

Indikasi baclofen adalah untuk mengurangi spastisitas otot, misalnya pada multiple sclerosis, spinal cord injury, dan penyakit korda spinalis lainnya. Dosis baclofen yang diberikan akan tergantung pada usia pasien, keparahan penyakit, dan jenis sediaan.

Baclofen terutama diindikasikan untuk mengurangi spastisitas fleksor, klonus, dan nyeri yang terjadi bersamanya. Spastisitas yang disebabkan oleh multiple sclerosis, spinal cord injury, tumor korda spinalis, syringomyelia, penyakit neuron motorik, mielitis transversa, trauma sistem serebrovaskular, cerebral palsy, dan meningitis dapat ditata laksana dengan baclofen.

Pasien harus memiliki spastisitas yang reversibel. Baclofen tidak diindikasikan untuk pengobatan spasme otot akibat penyakit rematik. Efikasi baclofen pada spastisitas akibat stroke dan penyakit Parkinson juga belum ditetapkan, sehingga obat ini tidak direkomendasikan pada kondisi-kondisi ini.[1,5]

Beberapa studi juga melaporkan bahwa baclofen berpotensi untuk terapi alcohol use disorder, tetapi hal ini merupakan penggunaan off-label dan masih memerlukan studi lebih lanjut.

Dewasa

Baclofen dapat diberikan secara oral atau intratekal pada orang dewasa untuk tata laksana spastisitas otot. Namun, sediaan yang ada di Indonesia saat ini hanya berupa sediaan oral (tablet).

Sediaan Oral

Untuk sediaan oral, dosis awal adalah 15 mg/hari, yang perlu dibagi menjadi tiga dosis (masing-masing 5 mg). Setelah itu, dosis dapat ditingkatkan bertahap sesuai kebutuhan individu. Regimen yang disarankan adalah 3x5 mg/hari selama 3 hari, lalu 3x10 mg/hari selama 3 hari, lalu 3x15 mg/hari selama 3 hari, lalu 3x20 mg/hari selama 3 hari.

Namun, regimen tersebut tidak kaku. Dosis tetap perlu disesuaikan dengan kondisi tiap pasien. Kaji ulang pengobatan jika efek terapeutik tidak tampak dalam 6 minggu setelah mencapai dosis maksimal. Pada pasien lanjut usia, gunakan dosis inisial terendah.[5]

Sediaan Intratekal

Baclofen intratekal diberikan pada kasus yang tidak responsif terhadap baclofen oral atau agen antispasme lainnya. Selain itu, baclofen intratekal juga diberikan pada pasien yang mengalami efek samping signifikan dengan sediaan oral. Pemberian intratekal perlu dilakukan melalui tiga tahap, yaitu skrining, titrasi, dan pemeliharaan.[5]

Tahap Skrining:

Dosis inisial sebanyak 25–50 mcg diberikan melalui kateter spinal atau pungsi lumbal selama <1 menit (bolus). Bila tidak ada respons dalam 8 jam, tunggu sampai interval 24 jam sejak pemberian pertama lalu berikan dosis 75 mcg. Bila masih tidak ada respons dalam 8 jam, tunggu sampai interval 24 jam sejak pemberian kedua lalu berikan dosis 100 mcg. Bila masih tidak responsif, pasien tidak cocok diberikan sediaan intratekal.

Tahap Titrasi:

Setelah proses skrining selesai (minimal 24 jam), total dosis harian ditentukan dengan menggandakan dosis skrining yang bisa memberikan respons signifikan. Dosis ganda tersebut diberikan selama 24 jam. Bagi pasien dengan respons (saat skrining) yang mampu bertahan >12 jam, dosis skrining yang sama dapat diberikan selama 24 jam tanpa peningkatan dosis.

Tahap Pemeliharaan:

Setelah tahap titrasi (minimal 24 jam), dokter bisa menyesuaikan dosis secara perlahan dengan peningkatan 10–30% dari dosis harian sebelumnya jika spastisitas berasal dari spinal. Bila spastisitas berasal dari otak, dokter dapat memberikan peningkatan 5–15% dari dosis harian sebelumnya.

Penyesuaian dosis dilakukan sekali setiap 24–48 jam hingga efek klinis yang diinginkan tercapai. Kisaran dosis pemeliharaan adalah 300–800 mcg/hari untuk spastisitas asal spinal dan 90–700 mcg/hari untuk spastisitas asal otak. Dosis pemeliharaan tidak boleh >1000 mcg/hari.[1,5]

Anak-anak

Keamanan baclofen pada anak berusia <12 tahun sebenarnya belum bisa dipastikan. Namun, ada praktik yang memberikan anak berusia 4–18 tahun baclofen intratekal dengan dosis skrining inisial 25–50 mcg/hari melalui pungsi lumbal selama 1 menit. Jika tidak responsif, dosis dapat ditingkatkan 25 mcg tiap 24 jam. Dosis uji maksimal adalah 100 mcg/hari. Kisaran dosis pemeliharaan adalah 25–200 mcg/hari, dapat disesuaikan dengan respons individu.[5]

Ada praktik yang memberikan baclofen oral pada anak usia 0–18 tahun dengan dosis inisial 0,3 mg/kg/hari terbagi dalam 4 dosis. Dosis ini lalu dapat ditingkatkan bertahap dalam interval 1 minggu hingga dosis efektif. Kisaran dosis pemeliharaan adalah 0,75–2 mg/kg/hari. Dosis maksimal untuk usia <8 tahun adalah 40 mg/hari dan untuk usia >8 tahun adalah 60 mg/hari.[5]

Penggunaan pada Populasi Khusus

Mayoritas baclofen akan diekskresikan melalui ginjal dalam bentuk yang tidak berubah. Oleh karena itu, dosis pada pasien yang memiliki penyakit ginjal perlu disesuaikan dan diberikan dengan hati-hati. Namun, saat ini belum ada konsensus mengenai langkah penyesuaian dosis yang paling efektif untuk populasi ini.[1,5,6]

Referensi

1. Ghanavatian S, Derian A. Baclofen. StatPearls Publishing. 2022. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526037/
5. MIMS. Baclofen. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/baclofen?mtype=generic
6. FDA. KEMSTRO (baclofen orally disintegrating tablets). 2003. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2003/21589_kemstro_lbl.pdf

Formulasi Baclofen
Efek Samping dan Interaksi Obat ...

Artikel Terkait

  • Pencegahan Cerebral Palsy pada Asfiksia Neonatorum
    Pencegahan Cerebral Palsy pada Asfiksia Neonatorum
  • Kontroversi Kombinasi Muscle Relaxant dan Antiinflamasi Non Steroid untuk Nyeri Punggung Bawah Akut
    Kontroversi Kombinasi Muscle Relaxant dan Antiinflamasi Non Steroid untuk Nyeri Punggung Bawah Akut
  • Bukti Ilmiah Peran Steroid pada Cedera Medula Spinalis Akut
    Bukti Ilmiah Peran Steroid pada Cedera Medula Spinalis Akut
  • Rituximab (RTX) untuk Multipel Sklerosis
    Rituximab (RTX) untuk Multipel Sklerosis
  • Tata Laksana Awal Spinal Cord Injury Berdasarkan Panduan American College of Surgeons 2022
    Tata Laksana Awal Spinal Cord Injury Berdasarkan Panduan American College of Surgeons 2022

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 05 Agustus 2024, 09:39
Apakah boleh pasien dengan cerebral palsy mendapatkan vaksin polio OPV?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alodok, izin bertanya apakah boleh pasien dengan cerebral palsy mendapatkan vaksin polio opv saat PIN di posyandu?
Anonymous
Dibalas 13 Juli 2024, 22:10
Upaya untuk membantu kualitas hidup pasien multiple sclerosis
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, mhn ijin masukannya...ada kasus laki2 usia sktr 37 thn, di diagnosis MSKondisis skrg susah sekali utk duduk...tiduran jg cm posisi tertentu,...
Anonymous
Dibalas 17 April 2024, 12:43
Pemeriksaan penunjang cerebral palsy di puskesmas
Oleh: Anonymous
1 Balasan
halo dokter, mohon izin bertanya, jika ditemukan pasien anak dengan cerebral palsy di puskesmas bagaimana pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan di...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.