Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Efek Samping dan Interaksi Obat Amiodarone general_alomedika 2023-03-06T09:11:25+07:00 2023-03-06T09:11:25+07:00
Amiodarone
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Efek Samping dan Interaksi Obat Amiodarone

Oleh :
dr. Karina Sutanto
Share To Social Media:

Efek samping dari amiodarone yang berpotensi fatal adalah perburukan aritmia dan toksisitas pada berbagai organ vital seperti jantung dan paru. Interaksi obat dapat terjadi pada penggunaan amiodarone bersama golongan statin, azol, makrolida, dan fluorokuinolon.[1,3,5]

Efek Samping

Efek samping amiodarone yang perlu diwaspadai antara lain toksisitas paru, cedera hati, perburukan aritmia, gangguan penglihatan, abnormalitas tiroid, bradikardia, neuropati perifer, fotosensitifitas, dan perubahan warna kulit.[3,5,6]

Gangguan Fungsi Tiroid

Gangguan fungsi tiroid pada penggunaan amiodarone terkait dengan sifat intrinsik obat dan juga terkait dengan yodium. Efek intrinsik obat terhadap tiroid antara lain:

  • Amiodarone menurunkan konversi T4 menjadi T3 akibat inhibisi cincin luar pada T4
  • Desetilamiodaron memblok reseptor T3 pada inti sel sehingga menurunkan ekspresi genetik yang terkait hormon tiroid
  • Amiodarone diperkirakan toksik terhadap sel folikel tiroid[3,5,6]

Toksisitas Paru

Kerusakan paru merupakan efek samping serius yang dapat terjadi akibat pemakaian amiodarone. Bentuk gangguan paru yang dapat terjadi bervariasi, mulai dari pneumonitis interstitial, acute respiratory distress syndrome (ARDS), diffuse alveolar hemorrhage (DAH), bronkiolitis obliterans, hingga efusi pleura.

Kelainan-kelainan ini dapat terjadi akibat efek sitotoksik langsung amiodarone. Hal ini ditunjang sifat amiodarone yang banyak dideposisi di jaringan termasuk paru.

Pada kasus toksisitas paru, umumnya direkomendasikan untuk menghentikan pemberian amiodarone secara permanen. Terapi yang diberikan bersifat suportif, kadang ditambah dengan pemberian kortikosteroid sistemik. Bila klinis sudah membaik, tidak direkomendasikan untuk kembali memberikan terapi amiodarone karena risiko toksisitas berulang.[3,5,6]

Sistem Kardiovaskular

Walau fungsinya sebagai antiaritmia, amiodarone sendiri juga dapat menyebabkan efek samping kardiovaskular berupa aritmia, termasuk bradikardia, AV blok, dan fibrilasi ventrikel. Amiodarone juga dapat menyebabkan hipotensi, henti jantung, pemanjangan interval QT, dan syok kardiogenik.[3,5,6]

Sistem Saraf Pusat

Pada sistem saraf pusat, amiodarone dapat menyebabkan efek samping seperti ataksia, gangguan gait, kelelahan, gangguan tidur, nyeri kepala, parestesi, dan tremor.[3,5,6]

Dermatologi

Efek samping dermatologi amiodarone yang telah dilaporkan antara lain alopesia, fotosensitivitas, pigmentasi biru pada kulit, dan sindrom Stevens-Johnson.[3,5,6]

Sistem Pencernaan

Pada sistem pencernaan, amiodarone juga dapat menyebabkan efek samping berupa mual, muntah, elevasi enzim hepar, anoreksia, diare, konstipasi, dan pankreatitis akut.[3,5,6]

Sistem Penginderaan

Efek samping sistem penginderaan antara lain neuritis optik, pandangan kabur, dan disgeusia (gangguan indera perasa).[3,5,6]

Sistem Hematologi

Efek samping hematologi akibat penggunaan amiodarone dapat berupa agranulositosis, anemia aplastik, anemia hemolitik, gangguan pembekuan darah, dan trombositopenia.[3,5,6]

Efek Samping Lain

Amiodarone juga dapat menyebabkan efek samping lain, mulai dari yang bersifat ringan seperti demam, penurunan libido, dan neuropati perifer, hingga yang bersifat serius seperti insufisiensi renal, syndrome of inappropriate antidiuretic hormone secretion (SIADH), dan anafilaksis.[3,5,6]

Interaksi Obat

Interaksi obat amiodarone dapat terjadi dengan berbagai obat, menyebabkan pemanjangan interval QT ataupun mempengaruhi efikasi terapi.

Obat yang Menyebabkan Pemanjangan Interval QT

Pemanjangan interval QT dan risiko Torsade de Pointes meningkat jika amiodarone diberikan bersamaan dengan obat yang memiliki efek pemanjangan interval QT, seperti:

  • Antiaritmia kelas I dan III
  • Lithium
  • Antidepresan trisiklik: doxepin, maprotiline, amitriptyline

  • Antibiotik fluorokuinolon dan makrolida
  • Antijamur golongan azole
  • Terfenadine
  • Agen anestesi inhalasi terhalogenasi[3,5]

Agen Kronotropik Negatif

Pemberian amiodarone dengan agen kronotropik negatif mempotensiasi efek elektrofisiologis dan hemodinamik amiodarone. Hal ini meningkatkan risiko bradikardia, henti jantung, dan blok AV. Contoh obat kronoropik negatif adalah digoxin, verapamil, diltiazem, clonidine, dan ivabradine.[3,5,6]

Inhibitor CYP450

Penggunaan amiodarone dengan obat inhibitor CYP450 akan meningkatkan paparan amiodarone dan risiko toksisitas. Contoh inhibitor CYP450 adalah ketoconazole, clarithromycin, erythromycin, diltiazem, itraconazole, ritonavir, verapamil, dan antibiotik golongan fluorokuinolon.[3,5,6]

Penginduksi CYP450

Penggunaan amiodarone dengan obat penginduksi CYP450 akan menurunkan kadar serum amiodarone dan menurunkan efikasi. Contoh obat penginduksi CYP450 adalah phenobarbital, phenytoin, rifampicin, dan St. John's Wort.[3,5,6]

Peningkatan Konsentrasi Plasma Obat Lain

Penggunaan amiodarone dengan beberapa obat dapat meningkatkan konsentrasi plasma pada plasma tersebut. Ini mencakup cyclosporine, digoxin, dan inhibitor enzim HMG-CoA reduktase seperti simvastatin dan atorvastatin.[3,5,6]

Warfarin

Penggunaan amiodarone dan warfarin bersamaan harus berhati-hati karena dapat mempotensiasi respon antikoagulan dan menyebabkan perdarahan serius atau berakibat fatal. Pemberian bersamaan dapat meningkatkan waktu protrombin sebesar 100% setelah 3-4 hari. Kurangi dosis warfarin sepertiga hingga setengahnya dan pantau waktu protrombin.[3,5]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Edwin Wijaya

Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta

Referensi

1. Florek JB, Girzadas D. Amiodarone. [Updated 2022 Jul 25]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482154/
3. FDA. Cordarone. 2018. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2018/018972s054lbl.pdf
5. MIMS. Amiodarone. 2023. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/amiodarone?mtype=generic
6. Medscape. Amiodarone (Rx). 2023. https://reference.medscape.com/drug/pacerone-cordarone-amiodarone-342296

Indikasi dan Dosis Amiodarone
Penggunaan pada Kehamilan dan Ib...

Artikel Terkait

  • Pencegahan Stroke pada Atrial Fibrilasi: Warfarin vs Antikoagulan Oral Baru
    Pencegahan Stroke pada Atrial Fibrilasi: Warfarin vs Antikoagulan Oral Baru
  • Pedoman 2018 Resusitasi Jantung Paru: Peranan Obat Antiaritmia
    Pedoman 2018 Resusitasi Jantung Paru: Peranan Obat Antiaritmia
  • Penggunaan Digoxin Pada Gagal Jantung: Keamanan dan Manfaat
    Penggunaan Digoxin Pada Gagal Jantung: Keamanan dan Manfaat
  • Skor CHA2DS2-VASc dan HAS-BLED dalam Stratifikasi Risiko Stroke dan Memandu Keputusan Pemberian Antikoagulan pada Pasien dengan Atrial Fibrilasi
    Skor CHA2DS2-VASc dan HAS-BLED dalam Stratifikasi Risiko Stroke dan Memandu Keputusan Pemberian Antikoagulan pada Pasien dengan Atrial Fibrilasi
  • Pedoman Penanganan Atrial Fibrilasi ESC 2024 – Ulasan Guideline Terkini
    Pedoman Penanganan Atrial Fibrilasi ESC 2024 – Ulasan Guideline Terkini

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 12 April 2025, 10:29
Cara pemberian amiodaron pada pasien dengan AF
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Saya memiliki pasien dg keluhan berdebar-debar. Saat dilakukan pemeriksaan EKG dijunpai gambaran AF. Di RS saya hanya tersedia amiodaron. Apakah...
Anonymous
Dibalas 01 Januari 2024, 15:22
Interpretasi hasil EKG
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Dok, ini pasien 37 thn dtg dengan tidak sadarkan diri, pasien riwayat sakit jantung, baru keluar RS 5hari lalu. TD tidak terukur, nadi 125x/m lemah, SpO2 :...
dr. Gabriela
Dibalas 28 Juni 2023, 13:30
Hubungan Pemberian Kalium dan Magnesium Intravena dengan Konversi Atrial Fibrilasi - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Gabriela
1 Balasan
ALO Dokter!Hipokalemia dan hipomagnesemia dapat menyebabkan gangguan ritme jantung, terutama atrial fibrilasi. Oleh karena itu, dipikirkan bahwa koreksi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.