Efek Samping dan Interaksi Obat Captopril
Efek samping yang dapat ditemukan akibat captopril, antara lain batuk paroksismal, proteinuria, serta ruam kulit yang dapat disertai dengan pruritus. Interaksi obat dapat terjadi antara captopril dengan obat antiinflamasi nonsteroid, misalnya aspirin, yang mengakibatkan nefrotoksisitas.
Efek Samping
Pada traktus respiratorius, captopril dapat menyebabkan dispnea dan batuk kering. Bila batuk kering dirasakan mengganggu bagi pasien, sebaiknya hentikan terapi captopril. Pada traktus urinarius, efek samping captopril, antara lain proteinuria, insufisiensi ginjal, gagal ginjal akut, poliuria, oliguria, sindrom nefrotik, dan hiponatremia. Pada sistem kardiovaskular, captopril dapat mengakibatkan hipotensi, takikardia, dan aritmia.
Efek samping dari captopril juga dapat terlihat pada kulit, antara lain berupa reaksi anafilaksis, ruam kulit, fotosensitivitas, dan angioedema. Efek angioedema dari captopril dapat terjadi pada kulit, lidah, glotis, intestinal, juga pada laring yang dapat menyebabkan obstruksi jalan napas.
Efek samping hematologi akibat captopril, antara lain neutropenia, hiperkalemia, trombositopenia, serta anemia aplastik dan anemia hemolitik. Pada saluran gastrointestinal, efek samping dapat berupa muntah, diare, konstipasi, iritasi mukosa oral, dan mulut kering. Penggunaan captopril juga dilaporkan dapat mengakibatkan munculnya hepatitis, kolestasis hepar, dan pankreatitis.[2,3,13]
Interaksi Obat
Interaksi beberapa obat dengan captopril dapat menyebabkan peningkatan risiko nefrotoksisitas, hiperkalemia, dan leukopenia.
Nefrotoksisitas
Penggunaan captopril bersama dengan obat antiinflamasi non steroid, misalnya aspirin atau diklofenak, dapat menurunkan efek penurunan tekanan darah dan meningkatkan risiko nefrotoksisitas. Selain itu, penggunaan bersama bloker reseptor angiotensin, seperti candesartan, juga meningkatkan risiko gangguan fungsi ginjal.[4,5]
Hiperkalemia
Apabila captopril diberikan bersama suplemen kalium, diuretik hemat kalium, seperti spironolactone, atau heparin, maka efek hiperkalemia bersifat aditif.[4,5]
Leukopenia
Pemberian bersama dengan prokainamid, allopurinol, sitostatik, misalnya doxorubicin, dan imunosupresan, seperti prednisone, meningkatkan risiko leukopenia.[4,5]
Toksisitas Lithium
Penggunaan bersama lithium dapat memperlambat eliminasi lithium dari darah. Hal ini dapat meningkatkan risiko toksisitas lithium.[4,5]
Interaksi Fatal
Efek yang fatal dapat timbul apabila digunakan bersama dengan aliskiren pada pasien diabetes. Efek ini berupa hipotensi, hiperkalemia, dan risiko gagal ginjal akut. [4,5]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra