Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Fenofibrate
Penggunaan fenofibrate dalam kehamilan masuk dalam kategori C menurut FDA. Penggunaan pada ibu menyusui dikontraindikasikan.[4]
Penggunaan pada Kehamilan
Fenofibrate masuk dalam Kategori C menurut FDA. Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.[4,5]
Fenofibrate masuk dalam Kategori B3 menurut TGA. Belum didapatkan hasil studi yang cukup dan terkontrol mengenai fenofibrate pada wanita hamil. Toksisitas embriofetal didapatkan pada hewan. Fenofibrate tidak direkomendasikan pada wanita hamil.[12]
Pada tikus hamil yang diberikan fenofibrate oral dosis 15, 75, dan 300 mg/kg/hari dari hari ke-15 kehamilan sampai hari laktasi ke-21, tidak ada efek perkembangan yang merugikan diamati pada 15 mg/kg/hari. Risiko ditemukan meningkat pada dosis 75 mg/kg/hari atau setara ≥ 2 kali paparan klinis manusia. Efek yang ditemukan adalah toksisitas ibu (penurunan berat badan). Penurunan kelangsungan hidup keturunan dilaporkan pada 300 mg/kg/hari atau setara 10 kali paparan klinis manusia.[4]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Belum ada informasi yang relevan tentang penggunaan fenofibrate selama menyusui. Penggunaan fenofibrate selama menyusui sebaiknya dihindari karena kekhawatiran terjadinya gangguan metabolisme lipid bayi. Pasien dengan dislipidemia yang menyusui sebaiknya menggunakan obat alternatif, terutama saat menyusui neonatus atau bayi prematur. Jika fenofibrate digunakan, maka menyusui sebaiknya dihindari selama terapi fenofibrate dan selama 5 hari setelah dosis akhir.[8]
Penulisan pertama oleh: dr. Edwin Njoto MIPH MHM