Efek Samping dan Interaksi Obat Norepinephrine
Efek samping penggunaan norepinephrine atau noradrenaline yang paling umum berhubungan langsung dengan aktivasi reseptor α1 yaitu terjadinya vasokonstriksi berlebihan dan refleks bradikardia. Peningkatan risiko aritmia terjadi apabila norepinephrine digunakan bersamaan dengan cocaine, cyclopropane atau anestesi halogenated hydrocarbon yang dapat berakibat fatal.[1,2,4]
Efek Samping
Efek samping dari penggunaan norepinephrine secara infus intravena (IV) dapat menimbulkan efek samping yang melibatkan beberapa gangguan dalam sistem tubuh.[1,2,4,8]
Gangguan Kardiovaskular
Stimulasi reseptor α1 adrenergik dapat menyebabkan efek samping gangguan kardiovaskular, seperti hipertensi, perdarahan serebral, refleks bradikardia, aritmia, palpitasi, henti jantung, serta kematian mendadak.[1,8]
Gangguan Dermatologi
Gangren, nekrosis lokal, serta ekstravasasi pada lokasi suntikan dapat menjadi efek samping gangguan dermatologi pada penggunaan norepinephrine sehingga perhatian khusus diberikan untuk mencegah terjadinya ekstravasasi.[2,4,8]
Gangguan Endokrin
Agen simpatomimetik seperti norepinephrine dapat menyebabkan efek samping gangguan endokrin/ metabolik berupa perubahan metabolisme glukosa.[8]
Gangguan Gastrointestinal
Nausea, muntah, dan hipersalivasi menjadi efek samping gangguan gastrointestinal yang sering terjadi pada penggunaan norepinephrine.[2,4,8]
Gangguan Hematologi
Risiko pembentukan aggregated platelets dan occlusive platelet thrombi terjadi pada pembuluh miokard kecil dalam hewan percobaan, pasien dengan pheochromocytoma, serta setelah pengobatan norepinephrine untuk syok. Korelasi tersebut terjadi diinduksi oleh katekolamin yang mengakibatkan trombosis.[8]
Gangguan Neurologi
Efek sentral dari agen simpatomimetik, termasuk norepinephrine, antara lain cemas, tremor, insomnia, ketakutan, bingung, iritabilitas, kelemahan, serta psikosis.[2,4,8]
Gangguan Renal
Nefrotoksisitas serta gangguan urologi seperti sulit berkemih dan retensi urin menjadi efek samping penggunaan agen simpatomimetik (norepinephrine) yang dapat terjadi.[1,4,8]
Lainnya
Efek samping lainnya yang dapat terjadi terkait penggunaan norepinephrine, antara lain nyeri kepala dan dyspnea dengan atau tanpa kesulitan bernapas.[1,2,4,8]
Interaksi Obat
Interaksi obat norepinephrine dengan obat-obatan lainnya dapat terjadi sehingga diperlukan perhatian khusus dalam penggunaannya.
Meningkatkan Efek Hipertensi
Pemberian bersamaan antara dihydroergotamine dengan vasokonstriktor seperti norepinephrine dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah yang ekstrim sehingga dikontraindikasikan.[4,8]
Meningkatkan Risiko Krisis Hipertensi
Penggunaan bersamaan antara norepinephrine dengan obat antidepresan golongan penghambat monoamine oxidase (MAOI) seperti isocarboxazid dan phenelzine serta obat golongan MAO inhibitor lain seperti antibiotika linezolid, dikontraindikasikan karena dapat menyebabkan krisis hipertensi.
Gejala pada krisis hipertensi ditandai berupa nyeri kepala, aritmia, muntah, dan demam. Jika terjadi krisis hipertensi, hentikan obat dan segera mulai terapi medis untuk menurunkan tekanan darah, seperti nitroprusside, nitrogliserin, phentolamine, dan labetalol.[2,4,8]
Meningkatkan Risiko Aritmia
Penggunaan norepinephrine bersamaan dengan digoxin, cocaine, cyclopropane, entacapone, atau halogenated hydrocarbon anaesthetics dapat meningkatkan risiko aritmia jantung. Jika terapi secara bersamaan dilakukan, maka diperlukan pemantauan terhadap risiko kardiotoksisitas.[4,8]
Interaksi dengan Obat Lain
Guanetidin, metildopa, dan reserpine dapat meningkatkan respon pressor dari norepinephrine.