Indikasi dan Dosis Budesonide
Indikasi budesonide adalah terapi asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), untuk sediaan inhalasi. Sementara, budesonide intranasal digunakan untuk tata laksana rhinitis alergi. Budesonide peroral untuk induksi remisi pada Crohn’s disease ringan-sedang, dengan keterlibatan ileum dan atau kolon asenden, serta kolitis ulseratif.[1-5]
Asma
Budesonide merupakan kortikosteroid inhalasi (inhaled corticosteroid / ICS) yang digunakan sebagai terapi asma, untuk mengontrol gejala (terapi pengontrol) dan mengurangi risiko eksaserbasi berat. Budesonide digunakan dalam dosis rendah, yang dapat ditingkatkan jika asma tidak terkontrol. Dosis tinggi sangat jarang diperlukan, di mana dosis tinggi berisiko menyebabkan efek samping lokal dan sistemik yang lebih tinggi.
Budesonide dalam bentuk dry powder inhaler diberikan dengan menggunakan turbuhaler. Dosis untuk pasien dewasa dan anak >11 tahun sebagai berikut:
- Dosis rendah: 200-400 μg sekali sehari
- Dosis sedang: >400–800 μg sekali sehari
- Dosis tinggi: >800 μg sekali sehari
Dosis budesonide dry powder inhaler untuk anak usia 6‒11 tahun adalah:
- Dosis rendah: 100‒200 μg sekali sehari
- Dosis sedang: >200-400 μg sekali sehari
- Dosis tinggi: > 400 μg sekali sehari
Sementara, dosis pemberian budesonide cairan nebulasi (repsul) untuk anak 6‒11 tahun adalah:
- Dosis rendah: 250‒500 μg sekali sehari, jika diperlukan
- Dosis sedang: >500‒1000 μg sekali sehari, jika diperlukan
- Dosis tinggi: >1.000 μg sekali sehari, jika diperlukan[17]
Rhinitis Alergi
Untuk rhinitis alergi, budesonide digunakan dalam bentuk semprotan hidung atau intranasal. Dosis budesonide intranasal sebagai berikut:
- Dosis 1 semprot atau setara dengan 64 μg sekali sehari
- Dosis maksimal 4 semprot/hari atau setara 256 μg per hari[4]
Crohn’s Disease
Budesonide peroral digunakan dalam tata laksana penyakit Crohn ileokolon aktif derajat ringan hingga sedang. Dosis yang disarankan adalah:
- Dosis episode aktif: 9 mg/hari, peroral, dosis tunggal atau dibagi dalam 3 dosis, diminum 30 menit sebelum makan, selama 8 minggu
- Dosis episode rekuren: dosis aktif diulang selama 8 minggu
- Dosis rumatan setelah remisi: 6 mg/hari, hingga 3 bulan
Tapering off dilakukan 2‒4 minggu sebelum penghentian obat[18]
Kolitis Ulseratif
Budesonide diindikasikan untuk menginduksi remisi pada kolitis ulseratif aktif derajat ringan hingga sedang. Dosis yang direkomendasikan adalah:
- Dosis peroral 9 mg/hari, diberikan pagi hari selama 8 minggu
- Data keamanan budesonide oral pada anak 0‒18 tahun belum tersedia[19]
Croup
Sebenarnya, steroid oral lebih dipilih untuk tata laksana croup. Namun, pada kondisi klinis yang berat dapat diberikan adrenalin nebulisasi atau budesonide nebulisasi. Dosis budesonide adalah:
- Dosis awal: 1 mg secara nebulisasi
- Dosis tambahan: 1 mg secara nebulisasi diberikan 30 menit setelah dosis awal
- Dosis ulang jika diperlukan: 1 mg secara nebulisasi setiap 12 jam, hingga maksimal pemberian 36 jam[2]
Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Pada penyakit paru obstruktif kronik, budesonide tidak disarankan sebagai terapi eksaserbasi akut, tetapi dapat digunakan sebagai terapi rumatan. Budesonide 160 μg dikombinasi dengan formoterol 4,5 μg dalam bentuk metered dose inhaler dapat diberikan sebanyak 2 inhalasi, 2 kali sehari.[14]
Eosinofilik Esofagitis
Pada eosinofilik esofagitis, budesonide dapat diberikan sebagai suspensi topikal. Dosis budesonide:
- Dewasa: 1‒2 mg, 2 kali sehari selama 8‒12 minggu
- Anak dengan tinggi badan <152 cm: 1 mg/hari, 1 kali per hari selama 3 bulan
- Anak dengan tinggi >152 cm: 2 mg/hari, 1 kali per hari selama 3 bulan[20]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini