Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Faktor VII
Penggunaan faktor VII pada kehamilan dan pada ibu yang menyusui tidak disarankan. Menurut FDA, penggunaan faktor VII pada kehamilan termasuk dalam kategori C.[2]
Penggunaan pada Kehamilan
Kategori C (FDA): studi reproduksi pada binatang menunjukkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada data yang adekuat atau penelitian terkontrol pada manusia. Obat hanya digunakan jika pertimbangan manfaat lebih besar daripada risiko yang ditimbulkan.[2]
Sementara itu, TGA memasukkan faktor VII dalam kategori B1. Artinya, menurut TGA, obat ini telah diberikan pada wanita hamil atau wanita usia subur tanpa peningkatan kejadian malformasi janin. Karena itu, penggunaan pada kehamilan harus dipikirkan dengan bijaksana. Obat dapat diberikan bila manfaat lebih tinggi daripada risiko.[10]
Pada penelitian hewan coba (tikus), 23 dari 25 tikus yang mendapat terapi rekombinan faktor VIIa dengan dosis 6 mg/kg berhasil melahirkan, tetapi 2 meninggal pada periode awal laktasi.[2]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Ada tidaknya ekskresi faktor VII ke dalam ASI manusia belum diketahui. Bagaimana efeknya terhadap bayi yang menyusui dan terhadap produksi ASI juga belum diketahui. Obat dapat diberikan jika besarnya manfaat melebihi besarnya risiko. Faktor VII biasa digunakan untuk pasien hemofilia.[2,6]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur