Indikasi dan Dosis Droperidol
Indikasi droperidol adalah untuk mengatasi mual muntah pasca-operasi atau selama kemoterapi¸ gangguan psikotik akut, dan kecemasan yang signifikan. Dosis inisial yang umum digunakan adalah 2,5 mg.[6]
Mual dan Muntah yang Terkait dengan Prosedur Bedah dan Diagnostik
Droperidol dapat digunakan untuk mengurangi kejadian mual dan muntah yang terjadi setelah prosedur bedah atau diagnostik. Namun, penggunaannya harus terbatas pada pasien yang tidak merespons terhadap terapi antiemetik lain atau mengalami efek samping yang tidak dapat ditoleransi dari terapi lain.[2,3,6]
Dosis Dewasa
Dosis awal dapat diberikan hingga 2,5 mg, diberikan intramuskuler (IM) atau intravena (IV) 30 menit sebelum diperkirakan akhir operasi. Dosis tambahan 1,25 mg dapat diberikan dengan hati-hati untuk mencapai efek yang diinginkan. Dosis tambahan hanya diberikan jika manfaat lebih besar daripada risiko potensial.[6,9]
Dosis Anak
Droperidol dapat diberikan pada anak usia di atas 2 tahun. Dosis awal dapat diberikan hingga 0,1 mg/kg, maksimum 2,5 mg, diberikan secara IM atau IV, 30 menit sebelum diperkirakan akhir operasi. Pemberian dosis tambahan harus dilakukan dengan hati-hati dan hanya jika manfaat lebih besar daripada risiko potensial.[6,9]
Mual dan Muntah yang Terkait dengan Kemoterapi Kanker (Off Label)
Droperidol dapat digunakan secara efektif baik sendiri maupun dalam kombinasi dengan regimen antiemetik lain untuk mencegah atau mengurangi mual dan muntah yang disebabkan oleh kemoterapi kanker, terutama yang diinduksi oleh cisplatin.[1-3,6]
Dosis Dewasa
Dosis awal antara 0,625-1,25 mg secara IM atau IV. Dosis dapat diulang setiap 6 jam jika diperlukan.[9]
Dosis Anak
Dapat diberikan pada anak di atas 2 tahun. Dosis awal antara 10-50 mcg/kg, maksimal 1,25 mg, diberikan IM atau IV. Dosis dapat diulang setiap 6 jam jika diperlukan.[9]
Dosis Lansia
Dosis awal 0,625 mg diberikan IM atau IV. Dosis dapat diulang setiap 6 jam jika diperlukan.[9]
Adjuvan dalam Anestesi dan Neuroleptanalgesia (Off Label)
Meskipun sebelumnya digunakan sebagai suplemen sebelum operasi dan selama induksi dan pemeliharaan anestesi umum, serta sebagai tambahan pada anestesi regional, penggunaan droperidol dalam konteks ini sekarang tidak lagi direkomendasikan karena risiko efek samping serius.[6]
Delirium (Off Label)
Droperidol telah digunakan dalam pengelolaan delirium. Obat ini lebih disukai daripada haloperidol pada beberapa pasien delirium karena memiliki durasi terapi yang lebih pendek, awitan efek yang lebih cepat, dan efek sedatif yang lebih kuat. Diberikan 5 mg hanya secara intramuskuler.[6]
Penyesuaian Dosis
Belum ada panduan dosis khusus untuk pasien dengan gangguan ginjal. Namun, karena obat ini utamanya diekskresikan di urin, maka dosis disarankan untuk diturunkan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal.[6,8,9]