Pendahuluan Vaksin Meningitis
Vaksin meningitis berfungsi untuk mencegah terjadinya meningitis akibat bakteri invasif meningokokus seperti Neisseria meningitidis serogrup A,C, Y, dan W-135. Vaksin meningitis diperlukan karena komplikasi terberat penyakit ini adalah kematian, sedangkan pasien yang selamat berisiko mengalami gejala sisa seperti gangguan pendengaran, gangguan ginjal, hingga defisit neurologi. Penyebab terjadinya meningitis terbanyak adalah Neisseria meningitidis, Haemophilus influenzae, Streptococcus pneumonia, dan Streptococcus agalactiae.[1-3]
Secara global, infeksi meningitis terjadi paling banyak di regio Subsahara Afrika yang dikenal dengan istilah “Sabuk Meningitis”. Wilayah hiperendemik ini memanjang dari Senegal hingga ke Ethiopia. WHO merekomendasikan negara dengan angka endemik meningitis tinggi untuk mengadakan program vaksinasi berskala besar.[3-5]
Di Indonesia, vaksin meningitis tidak diberikan secara rutin, tetapi lebih sering diberikan pada jamaah haji/umrah atau individu yang akan bepergian atau tinggal di area endemik meningitis. Pemberian vaksin meningitis dosis tunggal pada calon jamaah haji dan umrah dilakukan pada 10-14 hari sebelum keberangkatan. Vaksin meningitis juga diberikan pada pasien yang berisiko tinggi mengalami meningitis, misalnya pasien HIV, asplenia, atau pekerja laboratorium yang terpapar secara rutin dengan mikroorganisme penyebab meningitis.[1-3,6,15]
Vaksin meningitis di Indonesia tersedia dalam 2 jenis, yaitu vaksin polisakarida dengan merek dagang Mencevax® dan vaksin polisakarida konjugat dengan merek dagang Menactra® dan Menveo®. Pemberian vaksin meningitis berbeda-beda, bergantung pada jenis vaksinnya. Vaksin Mencevax® diberikan sebagai dosis tunggal. Menactra® diberikan dalam 2 dosis untuk anak usia 9-23 bulan, dan dalam dosis tunggal pada pasien usia 2-55 tahun. Menveo® diberikan dalam 4 dosis pada bayi, dimulai di usia 2 bulan, kemudian diberikan kembali pada usia 4, 6, dan 12 bulan.; sedangkan pada individu usia 2-55 tahun diberikan dalam 1 dosis.[6,9,16]
Vaksin meningitis jenis MenACWY dapat diberikan bersama dengan vaksin human papillomavirus (HPV), tetanus toxoid, dan reduced diphtheria toxoid, and acellular pertussis (Tdap) dalam kunjungan yang sama tetapi di tempat suntikan yang berbeda pada anak yang sehat. Anak dengan asplenia atau HIV tidak disarankan mendapat Menactra® sebelum usia 2 tahun agar tidak terjadi gangguan respon imunologis terhadap vaksin konjugat pneumokokus (PCV). Menveo® dapat dijadikan alternatif pada populasi tersebut. Jika Menactra® digunakan, maka tunggu sampai setidaknya 4 minggu setelah seluruh dosis vaksin PCV selesai.[6,9,16,17]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Vaksin Meningitis
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Vaksin, serum, dan imunoglobulin[6] |
Subkelas | Vaksin [6] |
Akses | Resep [6] |
Wanita Hamil | Kategori FDA: C[6] Kategori TGA: B1[7] |
Wanita menyusui | Ekskresi ke ASI tidak diketahui[8] |
Anak–anak | Efikasi dan keamanan vaksin meningitis tidak diketahui pada anak dengan usia kurang dari 9 bulan[6,9] |
FDA | Approved[1,6,10] |