Diagnosis Peripheral Artery Disease
Diagnosis peripheral artery disease (PAD) ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Penegakan diagnosis didukung dengan pemeriksaan penunjang, dengan pemeriksaan ankle-brachial index (ABI) sebagai pemeriksaan yang utama. Diagnosis PAD dapat dikelompok menjadi 5 kriteria menurut kriteria Fontaine dan Rutherford-Becker.[14] PAD mungkin diam atau hadir dengan berbagai gejala dan tanda yang menunjukkan iskemia ekstremitas.
Manifestasi klinis terutama dari insufisiensi arteri, yaitu klaudikasio intermiten, adalah karena kurangnya aliran darah ke otot relatif terhadap metabolismenya, yang mengakibatkan rasa sakit pada kelompok otot yang terkena. Klaudikasio intermiten adalah nyeri yang mengenai betis, dan lebih jarang pada paha dan bokong, yang disebabkan oleh olahraga dan berkurang dengan istirahat. Adanya ulkus ekstremitas adalah tanda klinis yang jelas lain yang dapat disebabkan oleh iskemia. Manifestasi seperti klaudikasio dan nyeri istirahat, harus secara aktif dicari dan dibedakan dari kondisi nonaterosklerotik dan nonvaskular untuk memastikan rujukan tepat waktu ke rumah sakit spesialis vaskuler.[24]
Deteksi PAD asimtomatik juga memiliki nilai signifikan karena dapat mengidentifikasi pasien dengan peningkatan risiko aterosklerosis di tempat lain.
Referensi
(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)