Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Peripheral Artery Disease general_alomedika 2024-10-08T15:01:07+07:00 2024-10-08T15:01:07+07:00
Peripheral Artery Disease
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Peripheral Artery Disease

Oleh :
dr.Krisandryka
Share To Social Media:

Penatalaksanaan peripheral artery disease (PAD) atau penyakit arteri perifer yang paling utama adalah pengendalian faktor risiko, termasuk berhenti merokok, pengendalian tekanan darah, kontrol glikemik, dan penurunan hiperlipidemia. Modifikasi gaya hidup lainnya mencakup program latihan fisik dan penurunan berat badan. Farmakoterapi yang dapat diberikan adalah obat antitrombotik dan antiplatelet. Pada beberapa kasus, revaskularisasi bedah dapat diperlukan.[1-4,9]

Berhenti Merokok

Kebiasaan merokok sangat terkait dengan kemunculan dan progresivitas PAD beserta komplikasinya. Pedoman Canadian Cardiovascular Society (CCS) merekomendasikan berhenti merokok untuk mencegah PAD serta mencegah komplikasi kardiovaskular pada pasien dengan PAD.

Intervensi yang direkomendasikan meliputi konseling intensif dan terapi pengganti nikotin. Dokter sebaiknya menanyakan status merokok pasien pada setiap kunjungan, bahkan setelah pasien berhasil berhenti merokok, dan memberi dukungan moral untuk berhenti.[4,9]

Program Latihan Fisik

CCS merekomendasikan program latihan fisik yang disupervisi sebagai terapi lini pertama pasien dengan PAD dan klaudikasio intermiten untuk meningkatkan jarak dan waktu berjalan maksimal tanpa rasa sakit, serta kualitas hidup. Jika latihan fisik yang disupervisi tidak tersedia atau tidak dikehendaki pasien, program yang direkomendasikan adalah latihan fisik terstruktur di rumah atau komunitas untuk memperbaiki gejala klinis dan kualitas hidup.

Latihan fisik yang direkomendasikan untuk klaudikasio intermiten adalah berjalan kaki. Pada pasien yang tidak bisa berjalan, latihan dapat berupa cycle ergometer, arm ergometer, pole-striding, Nordic walking, atau latihan kaki dinamis. Resistance training dapat dilakukan, tetapi tidak boleh menggantikan berjalan kaki.[4,9]

Kontrol Gula Darah

Pasien PAD dengan diabetes memiliki mortalitas 3-4 kali lebih tinggi dan kemungkinan amputasi 5 kali lebih tinggi dibandingkan pasien PAD tanpa diabetes. CCS merekomendasikan kontrol gula darah ketat dengan target HbA1C <7%. CCS juga merekomendasikan terapi antihiperglikemik dengan SGLT-2 inhibitor, seperti empagliflozin, pada pasien dengan PAD dan diabetes tipe 2 karena dapat mengurangi risiko kejadian kardiovaskular tanpa meningkatkan risiko amputasi.[4,9]

Terapi Antilipidemia

CCS merekomendasikan terapi dislipidemia bagi pasien PAD untuk mengurangi risiko kejadian kardiovaskular dan dan kematian. Obat yang direkomendasikan adalah golongan statin dengan dosis maksimal yang dapat ditoleransi pasien dan terapi tambahan ezetimibe untuk pasien dengan LDL ≥ 1,8 mmol/L (70 mg/dl), non-HDL  ≥ 2,4 mmol/L (100 mg/dl), atau apolipoprotein B100 ≥ 0,7 mg/dL.

Bagi pasien dengan trigliserida 1,5-5,6 mmol/L (150-500 mg/dl) yang sudah mendapat dosis statin maksimal, CCS merekomendasikan icosapent ethyl untuk mengurangi risiko komplikasi.[4,9]

Terapi Antihipertensi

CCS merekomendasikan terapi lini pertama ACE inhibitor atau angiotensin receptor blocker (ARB), seperti trandolapril dan valsartan, pada pasien PAD dengan hipertensi. Target tekanan darah yang direkomendasikan adalah <140/90 mmHg.[4,9]

Terapi Antitrombotik

CCS tidak merekomendasikan pemberian antitrombotik rutin untuk pasien PAD ekstremitas bawah asimtomatik. Rekomendasi antitrombotik untuk pasien PAD ekstremitas bawah simtomatik adalah rivaroxaban dan aspirin atau clopidogrel.[4,9]

Tabel 1. Rekomendasi Antitrombotik Untuk Peripheral Artery Disease Ekstremitas Bawah

Kondisi Klinis Rekomendasi Antitrombotik
Simtomatik, komorbid risiko tinggi seperti penyakit polivaskular dan diabetes, atau high-risk limb presentation seperti adanya ulkus iskemik, dengan risiko perdarahan rendah Rivaroxaban 2,5 mg 2 kali sehari
Aspirin 80-100 mg/hari
Simtomatik, tanpa komorbid risiko tinggi atau high-risk limb presentation, risiko perdarahan rendah Rivaroxaban 2,5 mg 2 kali sehari
Aspirin atau clopidogrel
Simtomatik, risiko perdarahan tinggi Dipertimbangkan terapi antiplatelet tunggal dengan aspirin 75-325 mg/hari atau clopidogrel 75 mg/hari
Pasca revaskularisasi endovaskular elektif Rivaroxaban 2,5 mg 2 kali sehari
Aspirin 80-100 mg/hari dengan atau tanpa clopidogrel jangka pendek
Pasca revaskularisasi terbuka elektif Rivaroxaban 2x2,5 mg
Aspirin 80-100 mg/hari

Sumber: dr. Krisandryka Wijaya, Alomedika, 2024.[9]

Revaskularisasi

Revaskularisasi tidak disarankan untuk pasien PAD asimtomatik. Bagi pasien PAD dengan klaudikasio intermiten, revaskularisasi dapat dipertimbangkan jika gejala klinisnya membatasi kualitas hidup meski sudah mendapat terapi obat-obatan dan latihan fisik optimal. CCS merekomendasikan bahwa prosedur revaskularisasi untuk klaudikasio intermiten dipilih berdasarkan kondisi masing-masing pasien.[4,9]

Pertimbangan Khusus Revaskularisasi

Perlu diperhatikan bahwa pasien dengan critical limb ischemia memiliki gejala klinis yang lebih buruk, dengan risiko kehilangan jaringan dan ekstremitas yang lebih besar dibandingkan klaudikasio intermiten. Terlepas dari kemajuan farmakoterapi PAD, pasien dengan critical limb ischemia masih memiliki angka mortalitas dan amputasi yang tinggi jika tidak dilakukan revaskularisasi. Oleh karena itu, semua pasien critical limb ischemia harus segera dirujuk ke spesialis bedah vaskular untuk revaskularisasi.

Keputusan revaskularisasi, baik endovaskular, terbuka, atau hibrid, diambil dengan menilai pola anatomi lesi, derajat iskemia, risiko perioperatif, dan harapan hidup pasien. Debridemen atau amputasi minor disarankan untuk dilakukan bersamaan dengan revaskularisasi, tergantung pada derajat tissue loss, gangren, atau infeksi.

Pada pasien dengan acute limb ischemia, pilihan revaskularisasi meliputi percutaneous catheter-directed thrombolytic therapy atau ekstraksi dan aspirasi trombus mekanik, bedah trombektomi, dan bedah rekonstruksi. Strategi tata laksana bersifat individual, ditentukan oleh derajat dan durasi iskemia, viabilitas ekstremitas, faktor anatomis, profil risiko pasien, dan ketersediaan ahli bedah dan endovaskular.[4,9]

Tabel 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jenis Tindakan Revaskularisasi

Pertimbangan Revaskularisasi Endovaskular Pertimbangan Revaskularisasi Terbuka
Lesi oklusif aortoiliaka fokal Lesi oklusif aortoiliaka difus
Lesi femoropopliteal atau infrapopliteal Lesi infrainguinal atau infrapopliteal difus
Klaudikasio intermiten Lesi arteri femoralis komunis atau arteri femoralis profunda signifikan

Vein conduit inadekuat untuk bypass

Vein conduit adekuat untuk bypass

Risiko bedah tinggi Kegagalan revaskularisasi endovaskular
Harapan hidup <2 tahun Harapan hidup >2 tahun

Sumber: dr. Krisandryka Wijaya, Alomedika, 2024.[9]

Amputasi

Amputasi mayor primer disarankan pada pasien critical limb ischemia dengan lesi yang tidak dapat direkonstruksi, ekstremitas non-salvageable, pasien non-ambulatory, sepsis berat, atau sebagai terapi paliatif pasien dengan harapan hidup pendek dan tidak memungkinkan dilakukan revaskularisasi. Angka amputasi juga tinggi pada pasien dengan acute limb ischemia.[4,9]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Imanuel Natanael Tarigan

Referensi

1. Parwani D, Ahmed MA, Mahawar A, Gorantla VR. Peripheral Arterial Disease: A Narrative Review. Cureus. 2023;15(6):e40267. doi:10.7759/cureus.40267
2. Morley RL, Sharma A, Horsch AD, Hinchliffe RJ. Peripheral artery disease. BMJ. 2018;360:1–8. https://doi.org/10.1136/bmj.j5842.
3. Firnhaber JM, Powell CS. Lower Extremity Peripheral Artery Disease: Diagnosis and Treatment. Am Fam Physician. 2019;99:362–9
4. Nordanstig J, Behrendt CA, Bradbury AW, et al. Peripheral arterial disease (PAD) – A challenging manifestation of atherosclerosis. Preventive Medicine. 2023;171. https://doi.org/10.1016/j.ypmed.2023.107489.
9. Abramson BL, Al-Omran M, Cox H, et al. Canadian Cardiovascular Society 2022 Guidelines for Peripheral Arterial Disease. Society Guidelines. 2022;38(5):560-587. https://doi.org/10.1016/j.cjca.2022.02.029

Diagnosis Peripheral Artery Disease
Prognosis Peripheral Artery Disease

Artikel Terkait

  • Peningkatan Risiko Penyakit Arteri Perifer pada Infeksi HIV
    Peningkatan Risiko Penyakit Arteri Perifer pada Infeksi HIV
  • Pemeriksaan Ankle Brachial Index untuk Diagnosis Penyakit Vaskular Perifer
    Pemeriksaan Ankle Brachial Index untuk Diagnosis Penyakit Vaskular Perifer
  • Pedoman Penanganan Penyakit Arteri Perifer pada Ekstremitas Bawah 2024 – Ulasan Guideline Terkini
    Pedoman Penanganan Penyakit Arteri Perifer pada Ekstremitas Bawah 2024 – Ulasan Guideline Terkini
  • Perbandingan Resorbable Scaffold dan Angioplasti pada Penyakit Arteri Infrapopliteal – Telaah Jurnal Alomedika
    Perbandingan Resorbable Scaffold dan Angioplasti pada Penyakit Arteri Infrapopliteal – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 29 Desember 2022, 16:24
Sumbatan pembuluh darah di kaki - Jantung Ask the Expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dok, izin bertanyaApa gejala awal di curigai adanya sumbatan pada pembuluh darah perifer? Apa yg dpt di saran kan ke pasien utk mencegah...
Anonymous
Dibalas 04 Maret 2022, 20:55
Posisi kaki pasien dengan penyakit arteri perifer
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Saya ingin bertanya, untuk posisi kaki pasien dengan nilai ABI 0,7 lebih baik seperti apa ya dok? Posisi kaki apakah harus datar atau...
dr. Intan Fajriani
Dibalas 24 Februari 2022, 14:22
Live Webinar Alomedika - Vaskulitis : Tantangan Diagnostik dan Terapi. Sabtu, 26 Februari 2022 (10.00 - 11.30 WIB)
Oleh: dr. Intan Fajriani
1 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Vaskulitis : Tantangan Diagnostik dan Terapi."Narasumber: dr. Anna Arianne, Sp.PD - KR -...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.