Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Alopecia Androgenetik pada Pria admin 2022-05-17T10:13:37+07:00 2022-05-17T10:13:37+07:00
Alopecia Androgenetik pada Pria
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Alopecia Androgenetik pada Pria

Oleh :
dr.Nailla Fariq Alfiani
Share To Social Media:

Patofisiologi alopecia androgenetik pada pria atau male pattern hair loss (MPHL) melibatkan kombinasi faktor genetik dan hormonal. Aktivitas androgen yang berlebihan menyebabkan miniaturisasi folikel, menghasilkan folikel rambut yang lebih tipis dan lebih pendek yang pada akhirnya bahkan tidak dapat menembus epidermis.

Patofisiologi alopecia androgenetik yang dibahas dalam artikel ini adalah alopecia androgenetik pada pria. Patofisiologi alopecia androgenetik wanita akan dibahas pada artikel terpisah.[1-3]

Siklus Pertumbuhan Rambut di Kepala

Siklus pertumbuhan normal rambut di kepala terdiri dari empat fase yakni anagen (pertumbuhan), catagen (transisi), telogen (istirahat), dan eksogen (kerontokan), lalu kembali ke anagen lagi.

Anagen merupakan fase pertumbuhan rambut terlama yang berlangsung antara 2–3 tahun. Dalam fase catagen, folikel rambut mengalami regresi yang didorong oleh apoptosis dan kehilangan sekitar 1/6 dari diameter standarnya.

Selanjutnya adalah fase telogen di mana folikel rambut tidak aktif, dan tidak terjadi pertumbuhan batang rambut. Fase ini berlangsung beberapa hari (bulu mata) hingga beberapa tahun (rambut kulit kepala). Tahap akhir dalam siklus rambut adalah eksogen, pada tahap ini, rambut rontok dari folikelnya. Kerontokan 100 helai rambut sehari adalah normal.[1,7,8]

Pengaruh Genetik

Alopecia androgenetik (AAG) merupakan kelainan genetik yang diturunkan dari orang tua. Sejumlah penelitian telah mengidentifikasi 2 lokus risiko genetik utama untuk alopecia androgenetik, yaitu lokus X-kromosom AR/EDA2R dan lokus PAX1/FOXA2 pada kromosom 20.  Genetik menentukan densitas dan lokasi folikel rambut yang sensitif terhadap androgen pada daerah-daerah spesifik.[1,3,9,10]

Pengaruh Enzim

Enzim yang bertanggung jawab terhadap folikel rambut di kulit kepala adalah adalah Enzim 5 alpha-reductase tipe 1 dan 2. Folikel merupakan struktur utama untuk pertumbuhan rambut. Folikel tersusun atas 2 struktur, yakni selubung akar luar dan selubung akar dalam.

Enzim 5 alfa-reduktase tipe 2 memainkan peran penting dalam alopecia androgenetik. Enzim 5 alfa-reduktase tipe 2 berada di selubung akar luar folikel rambut, epididimis, vas deferens, vesikula seminalis, dan prostat. Enzim 5 alfa-reduktase tipe 1 terdapat di kelenjar sebasea, keratinosit, dan kelenjar keringat. Selubung akar dalam terdiri dari lapisan Henle, lapisan Huxley, dan lapisan juga membantu melekatkan batang rambut yang tumbuh ke folikel.[1,7]

Pengaruh Hormon

Hormon yang bertanggung jawab terhadap terjadinya alopecia androgenetik adalah Dihidrotestosteron (DHT). DHT terikat kuat pada reseptor androgen. DHT mengikat dan menghambat pertumbuhan rambut selama siklus rambut, membuat folikel rambut yang mengecil, bersama dengan hilangnya kepadatan rambut dan perubahan morfologi rambut.[1,4,11]

Proses Terjadinya Alopecia Androgenetik

Enzim 5 alpha-reductase tipe 2 (5-αR2) mengubah testosteron menjadi dihydrotestosterone (DHT), yang terikat kuat dengan reseptor androgen. Dalam sel papilla dermal (PD) dan jaringan di sekitar folikel rambut yang rentan terhadap alopecia androgenetik, DHT menempel membuat ekspresi gen berubah, sehingga produksi faktor pertumbuhan rambut terganggu.

Terganggunya pertumbuhan rambut menyebabkan proses miniaturisasi, mengakibatkan fase anagen menjadi lebih singkat dan fase telogen lebih panjang. Spesimen patologis akan menunjukkan penurunan rasio 5:0 dari rambut anagen ke telogen di mana normalnya adalah 12:1. Sebagai konsekuensinya, terjadi miniaturisasi folikel rambut terminal yang seharusnya panjang, tebal, dan berpigmen, berubah menjadi kecil, tipis, dan kurang berpigmen.[1,7-13]

Selama proses miniaturisasi, glandula sebasea yang terpengaruh androgen membesar sehingga kulit kepala menjadi berminyak serta pasokan darah ke folikel menurun. Hal ini menyebabkan terjadinya kerontokan rambut.  Kerusakan rambut semakin berlanjut hingga rambut tidak dapat menembus epidermis dan akhirnya folikel menyusut sepenuhnya dan berhenti memproduksi rambut.[1,3,4]

Referensi

1. Ho CH, Sood T, Zito PM. Androgenetic Alopecia. [Updated 2021 Nov 15]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430924/
2. Mysore V, Parthasaradhi A, Kharkar RD, et al. Expert consensus on the management of Androgenetic Alopecia in India. International journal of trichology, 2019. 11(3), 101–106. https://doi.org/10.4103/ijt.ijt_24_19
3. Feinstein RP. Androgenetic Alopecia Treatment & Management. Medscape, 2022. https://emedicine.medscape.com/article/1070167-overview
4. British Association of Dermatologists. Androgenetic Alopecia. 2015. https://www.bad.org.uk/shared/get-file.ashx?id=153&itemtype=document
7. Hoover E, Alhajj M, Flores JL. Physiology, Hair. [Updated 2021 Jul 26]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499948/
8. Zubair Z, Kantamaneni K, Jalla K, et al. Prevalence of Low Serum Vitamin D Levels in Patients Presenting With Androgenetic Alopecia: A Review. Cureus, 2021. 13(12): e20431. doi:10.7759/cureus.20431. https://www.cureus.com/articles/71349-prevalence-of-low-serum-vitamin-d-levels-in-patients-presenting-with-androgenetic-alopecia-a-review
9. English RS Jr. A hypothetical pathogenesis model for androgenic alopecia: clarifying the dihydrotestosterone paradox and rate-limiting recovery factors. Med Hypotheses. 2018 Feb;111:73-81. doi: 10.1016/j.mehy.2017.12.027.
10. Martinez-Jacobo L, Villarreal-Villarreal CD, Ortiz-López R, Ocampo-Candiani J, Rojas-Martínez A. Genetic and molecular aspects of androgenetic alopecia. Indian J Dermatol Venereol Leprol, 2018. 84:263-268. https://ijdvl.com/genetic-and-molecular-aspects-of-androgenetic-alopecia/
11. Danlan Fu, Junfei Huang, Kaitao Li, Yuxin Chen, Ye He, Yang Sun, Yilong Guo, Lijuan Du, Qian Qu, Yong Miao, Zhiqi Hu. Dihydrotestosterone-induced hair regrowth inhibition by activating androgen receptor in C57BL6 mice simulates androgenetic alopecia. Biomedicine & Pharmacotherapy, 2021. Volume 137, 2021,111247, ISSN 0753-3322. https://doi.org/10.1016/j.biopha.2021.111247.
12. Martinez-Jacobo L, Ancer-Arellano C, I, Ortiz-Lopez R, Salinas-Santander M, Villarreal-Villarreal C, D, Ancer-Rodriguez J, Camacho-Zamora B, Zomosa-Signoret V, Medina-De la Garza C, E, Ocampo-Candiani J, Rojas-Martinez A. Evaluation of the Expression of Genes Associated with Inflammation and Apoptosis in Androgenetic Alopecia by Targeted RNA-Seq. Skin Appendage Disord, 2018;4:268-273. doi: 10.1159/000484530
13. Stephanie A. Tatalaksana Alopecia Androgenetik. Cermin Dunia Kedokteran, 2018. CDK-267/ vol. 45 no. 8. http://www.cdkjournal.com/index.php/CDK/article/viewFile/623/398

Pendahuluan Alopecia Androgeneti...
Etiologi Alopecia Androgenetik p...

Artikel Terkait

  • Rambut Rontok, Keluhan yang Banyak Ditanyakan Secara Telekonsultasi Selama Pandemi COVID-19
    Rambut Rontok, Keluhan yang Banyak Ditanyakan Secara Telekonsultasi Selama Pandemi COVID-19
  • Red Flags Rambut Rontok
    Red Flags Rambut Rontok
  • Penggunaan Platelet-Rich Plasma pada Wanita dengan Alopecia Androgenetik
    Penggunaan Platelet-Rich Plasma pada Wanita dengan Alopecia Androgenetik
  • Minoxidil Topikal VS Oral dalam Penanganan Alopecia
    Minoxidil Topikal VS Oral dalam Penanganan Alopecia
  • Korelasi Antara Alopecia Androgenetik dan Merokok
    Korelasi Antara Alopecia Androgenetik dan Merokok

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 28 Maret 2024, 07:55
Pitak di kepala sejak lahir disertai rasa nyeri
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Usia 20 tahun, mengalami pitak sejak lahir dan sekarang terasa nyeri, mohon sarannya🙏
Anonymous
Dibalas 12 Februari 2024, 16:58
Penipisan rambut pada pasien pria usia 30 tahun
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Mari diskusi dok. Pasien menyatakan rambut nya menipis.. Berikut foto klinis..Ini terjadi 2 tahun terakhir.. Tetapi katanya tidak terlihat rontokan rambut...
Anonymous
Dibalas 23 November 2023, 10:22
Vitamin apa untuk membantu pertumbuhan rambut
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Vitamin / terapi untuk memanjangkan rambut apa ya dok? Jdi bukan untuk menebalkan rambut botak, tapi mempercepat pertumbuhan rambut saja agar cepat panjang....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.