Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Acne Vulgaris y2afrika 2023-12-07T10:44:53+07:00 2023-12-07T10:44:53+07:00
Acne Vulgaris
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Acne Vulgaris

Oleh :
dr.Krisandryka
Share To Social Media:

Diagnosis acne vulgaris atau jerawat dapat ditegakkan melalui anamnesis perjalanan penyakit dan pemeriksaan fisik klinis. Namun, dalam beberapa kasus, dokter mungkin perlu melakukan pemeriksaan laboratorium untuk mencari penyakit dasar.

Anamnesis

Dari anamnesis, pasien umumnya mengeluhkan jerawat di wajah, punggung, atau dada yang dapat disertai gejala lokal seperti nyeri dan kemerahan. Umumnya, acne vulgaris tidak mengakibatkan keluhan sistemik. Namun, pada kasus yang langka, acne vulgaris dapat memburuk menjadi acne conglobata, yakni jerawat dengan lesi nodulokistik dan abses yang saling berhubungan.

Kasus juga bisa berkembang menjadi acne fulminans yang disertai gejala sistemik berupa demam, nyeri sendi, dan malaise. Selain itu, pasien mungkin memiliki keluhan psikologis terlepas dari derajat keparahan acne yang dialami.[2,6]

Dokter perlu mempertimbangkan penyakit lain yang mungkin menjadi penyebab dasar acne vulgaris. Pasien sindrom ovarium polikistik (PCOS) sering datang ke dokter kulit akibat keluhan jerawat. Mengingat komplikasi jangka panjang PCOS adalah obesitas, infertilitas, dan keganasan, diagnosis PCOS sebagai penyebab dasar jerawat perlu dipertimbangkan pada pasien wanita dewasa dengan jerawat derajat sedang hingga berat, yang refrakter terhadap terapi konvensional.[2]

Dokter perlu menanyakan riwayat menstruasi pada pasien wanita dengan jerawat. Riwayat oligomenorrhea (<9 kali menstruasi dalam setahun) atau amenorrhea selama >3 bulan akan meningkatkan kecurigaan ke arah PCOS.[2]

Pemeriksaan Fisik

Jerawat dapat muncul dengan tingkat keparahan beragam. Lesi jerawat bervariasi berupa komedo, papul, pustul, kista, atau nodul. Papul adalah elevasi kulit berukuran kecil yang biasanya berwarna merah. Sementara itu, pustul tampak menyerupai papul tetapi memiliki kantong pus di tengahnya. Nodul dan kista adalah adalah benjolan nyeri yang berukuran lebih besar, biasanya >5 mm.[9]

Ada dua tipe komedo, yakni tipe terbuka dan tertutup. Komedo terbuka disebabkan oleh penyumbatan muara pilosebasea oleh sebum di permukaan kulit, sedangkan komedo tertutup disebabkan oleh penyumbatan keratin dan sebum di bawah permukaan kulit. Dokter mungkin menemukan bekas jerawat berupa depressed scars atau bekas luka hipertrofik dan keloid.[1,6]

Pasien dengan jerawat persisten yang memiliki tanda-tanda hiperandrogenisme pada anamnesis (menstruasi tidak teratur) dan pemeriksaan fisik (hirsutisme, kenaikan berat badan, dan acanthosis nigricans) perlu dievaluasi lebih lanjut untuk mencari tahu ada tidaknya gangguan endokrin yang mendasari, seperti PCOS.[1,6]

Di Indonesia, klasifikasi jerawat yang umumnya digunakan untuk diagnosis dan terapi adalah klasifikasi menurut Lehmann et al. seperti pada tabel di bawah.[5]

Tabel 1. Rekomendasi Acne Grading Indonesian Acne Expert Meeting

Derajat Kriteria
Komedo Pustul Kista Total
Ringan <20 <15 0 <30
Sedang 20–100 15–50 <5 30–125
Berat >100 >50 >5 >125

Sumber: dr. Krisandryka Wijaya, 2021[5]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding jerawat atau acne vulgaris adalah erupsi akneiformis, yakni lesi acne-like seperti papulonodul, pustul, dan kista. Umumnya erupsi akneiformis tidak memiliki komedo, yang merupakan faktor pembedanya dengan jerawat. Bentuk erupsi akneiformis yang akan dibahas di artikel ini adalah rosacea, jerawat akibat penggunaan steroid, dan folikulitis Gram-negatif.

Rosacea

Seperti jerawat, rosacea dapat muncul di wajah dengan lesi papulopustular. Akan tetapi, pasien juga bisa mengalami facial flushing dan telangiektasis. Rosacea tidak menimbulkan komedo seperti jerawat. Rosacea lebih umum dijumpai pada populasi kulit putih dan wanita dewasa usia 30–40 tahun. Cuaca ekstrem, makanan pedas, alkohol, dan kutu Demodex folliculorum dapat memicu dan memperparah rosacea.[10]

Jerawat Akibat Penggunaan Steroid

Jerawat akibat steroid (steroid acne) menimbulkan lesi papulopustular monoform yang terutama berlokasi di batang tubuh dan ekstremitas (jarang timbul di wajah). Steroid acne muncul setelah pemberian kortikosteroid, baik oral maupun intravena.

Kortikosteroid topikal juga dapat menimbulkan erupsi akneiformis di area kulit tempat obat diaplikasikan atau di sekitar hidung dan mulut setelah pemberian kortikosteroid inhalasi. Steroid acne umumnya sembuh sendiri setelah penghentian kortikosteroid dan dapat merespons tata laksana jerawat (acne vulgaris) pada umumnya.[10]

Folikulitis Gram-Negatif

Folikulitis Gram-negatif adalah erupsi papulopustular persisten yang dapat merupakan komplikasi pada pasien rosacea atau jerawat yang mendapat terapi antibiotik oral, terutama kelas tetrasiklin. Hal ini dikarenakan kelas tetrasiklin dapat mengubah flora normal kulit dan mendorong pertumbuhan organisme Gram-negatif di wajah. Folikulitis Gram-negatif dapat juga dijumpai pada pasien HIV atau pasien dengan riwayat paparan hot tub, seperti di kolam spa dan jacuzzi.[1,10]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pada jerawat (acne vulgaris) tidak selalu diperlukan kecuali pada kondisi tertentu seperti suspek PCOS atau kasus jerawat yang tidak membaik setelah terapi antibiotik.

Pemeriksaan Endokrin

PCOS perlu dicurigai pada pasien jerawat wanita dengan oligomenorrhea, hirsutisme, dan/atau acanthosis nigricans. Pada suspek PCOS, dokter bisa melakukan beberapa pemeriksaan endokrin, yakni tes testosteron, dehydroepiandrosterone sulfate (DHEAS), androstenedione, luteinizing hormone (LH), dan follicle-stimulating hormone (FSH). Selain itu, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan terkait lain seperti profil lipid, gula darah, dan insulin.[1,2]

Pemeriksaan Mikrobiologi

Pemeriksaan mikrobiologi berupa kultur lesi kulit dapat dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis banding folikulitis Gram-negatif atau folikulitis Staphylococcus aureus jika pasien tidak merespons terapi antibiotik jangka panjang.[1,2]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Athieqah Asy Syahidah

Direvisi oleh: dr. Andrea Kaniasari

Referensi

1. Tan AU, Schlosser BJ, Paller AS. A review of diagnosis and treatment of acne in adult female patients. Int J Womens Dermatol. 2017;4(2):56-71. doi:10.1016/j.ijwd.2017.10.006
2. Rao J. Acne Vulgaris. Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/1069804-overview
5. Yenny SW. Resistensi Antibiotik Pada Pengobatan Akne Vulgaris. MDVI. 2018;45(2):111-115. https://www.perdoski.id/mdvi/download/1390
6. Sutaria AH, Masood S, Saleh HM, et al. Acne Vulgaris. StatPearls Publishing. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459173/
9. Mahto A. Acne Vulgaris. Medicine. 2017;45(6):386-389. https://doi.org/10.1016/j.mpmed.2017.03.003
10. Kuflik JH. Acneiform Eruptions Clinical Presentation. Medscape. 2022. http://emedicine.medscape.com/article/1072536-clinical#showall

Epidemiologi Acne Vulgaris
Penatalaksanaan Acne Vulgaris

Artikel Terkait

  • Efek Samping Penggunaan Isotretinoin Oral Jangka Panjang pada Kasus Acne Vulgaris
    Efek Samping Penggunaan Isotretinoin Oral Jangka Panjang pada Kasus Acne Vulgaris
  • Pilihan Terapi untuk Atrophic Acne Scar
    Pilihan Terapi untuk Atrophic Acne Scar
  • Manfaat Terapi Blue Light untuk Akne Vulgaris
    Manfaat Terapi Blue Light untuk Akne Vulgaris
  • Membedakan Acne Vulgaris dengan Fungal Acne
    Membedakan Acne Vulgaris dengan Fungal Acne
  • Pemberian Isotretinoin untuk Terapi Acne Vulgaris
    Pemberian Isotretinoin untuk Terapi Acne Vulgaris

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Makoto ivan
Dibalas 26 Desember 2024, 09:19
Anak usia 13 tahun wajah dengan titik dan bercak merah
Oleh: Makoto ivan
1 Balasan
Izin konsultasi..anak wanita usia 13 tahun..terdapat bintik dan bercak merah di wajah. dan dahi dialami sdh 4 bulan.bukan jerawat...sudah konsultasi ke 3...
Anonymous
Dibalas 24 Februari 2023, 10:40
Benjolan di bawah hidung pada bayi usia 11 hari
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Ijin berbagi kasus ya dok, sekalian diskusi.Saya dapat konsulan pasien via chat di desa, bayi umur 11 hari tiba2 muncul benjolan di sekitar...
Anonymous
Dibalas 21 Februari 2023, 05:18
Apakah clindamycin topikal dan retinol bisa ditumpuk dalam satu kali pemakaian?
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter. Sy memiliki pasien yg mengalami acne vulgaris derajat sedang, sy berencana untuk memberikan retinol 1-2x seminggu dan jg clindamycin topikal 2x...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.