Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Acne Vulgaris y2afrika 2025-04-17T09:07:56+07:00 2025-04-17T09:07:56+07:00
Acne Vulgaris
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Acne Vulgaris

Oleh :
dr.Krisandryka
Share To Social Media:

Penatalaksanaan acne vulgaris atau jerawat bertujuan untuk mengatasi faktor-faktor patogenesis jerawat, yakni hiperproliferasi folikel, produksi sebum berlebih, infeksi Cutibacterium acnes, dan inflamasi. Terapi jerawat meliputi obat topikal dan sistemik, yang ditentukan berdasarkan derajat keparahan jerawat.[2,5]

Pembahasan mengenai derajat keparahan jerawat dapat ditinjau kembali di halaman diagnosis. Di Indonesia, penentuan tata laksana jerawat biasanya didasarkan pada klasifikasi keparahan jerawat menurut Lehmann et al. seperti pada tabel di bawah.[5]

Tabel 2. Pengobatan Acne Vulgaris berdasarkan Derajat Keparahan

Penatalaksanaan Derajat ringan Derajat sedang Derajat berat
Lini pertama

Retinoid topikal atau kombinasi*

Retinoid topikal + antimikroba topikal atau kombinasi* Antibiotik oral + retinoid topikal ± benzoyl peroxide atau kombinasi*
Lini kedua Dapsone topikal atau azelaic acid atau salicylic acid

Dapsone topikal atau azelaic acid atau salicylic acid

Antibiotik oral + retinoid topikal ± benzoyl peroxide atau kombinasi*
Terapi lain Ekstraksi komedo

Laser atau light therapy atau photodynamic therapy

Ekstraksi komedo, laser atau light therapy atau photodynamic therapy

Terapi pemeliharaan Retinoid topikal ± benzoyl peroxide atau kombinasi* Retinoid topikal ± benzoyl peroxide atau kombinasi* Retinoid topikal ± benzoyl peroxide atau kombinasi*

Sumber: dr. Krisandryka Wijaya, 2021[5]

*Obat kombinasi dapat berupa benzoyl peroxide dan eritromisin, benzoyl peroxide dan clindamycin, benzoyl peroxide dan adapalene, atau tretinoin dan clindamycin.

Terapi Topikal untuk Acne Vulgaris

Terapi topikal pada jerawat meliputi pemberian retinoid topikal dan antibiotik topikal, termasuk benzoyl peroxide.

Retinoid Topikal

Retinoid topikal bersifat komedolitik dan antiinflamasi, sehingga dapat menghambat hiperproliferasi folikel dan hiperkeratinisasi, serta mengurangi lesi inflamasi. Retinoid topikal sebaiknya digunakan sebagai terapi lini pertama untuk lesi jerawat komedo maupun lesi inflamasi, lalu diteruskan sebagai terapi pemeliharaan untuk menghambat pembentukan mikrokomedo di kemudian hari.[2,6]

Retinoid topikal lainnya yang sering diresepkan adalah adapalene, tazarotene, dan tretinoin. Umumnya, retinoid diaplikasikan sekali sehari tetapi dosis bisa dikurangi jika terjadi iritasi. Iritasi kulit akibat retinoid topikal dapat berupa pengelupasan dan kemerahan, yang sering terjadi di awal penggunaan tetapi umumnya sembuh sendiri setelah beberapa minggu.

Retinoid topikal juga membuat stratum corneum menipis. Hal ini dihubungkan dengan sensitivitas terhadap sinar matahari. Pasien perlu diedukasi untuk menggunakan tabir surya ketika menggunakan retinoid topikal.[2,4]

Antibiotik Topikal

Antibiotik topikal terutama digunakan untuk mengatasi C. acnes dan dapat bersifat antiinflamasi. Semua antibiotik topikal berisiko menimbulkan resistensi bakteri. Antibiotik topikal yang sering digunakan pada jerawat adalah clindamycin, eritromisin, dapsone, dan minosiklin.[2]

Dapsone topikal adalah antibiotik yang lebih bar. Obat ini memiliki sediaan 5% untuk penggunaan dua kali sehari dan 7,5% untuk penggunaan sekali sehari. Dapsone topikal terbukti efektif untuk tata laksana jerawat derajat ringan hingga sedang.[2]

Resistensi antibiotik umum dijumpai dan dapat mengancam keberhasilan terapi. Karena itu, pemberian antibiotik topikal sebaiknya dikombinasi dengan retinoid topikal untuk mengatasi lebih banyak lesi dan mengurangi durasi terapi antibiotik. Antibiotik topikal juga sebaiknya dikombinasi dengan antibakteri benzoyl peroxide untuk mengurangi kemungkinan resistensi.[2,4]

Terapi Sistemik untuk Acne Vulgaris

Terapi sistemik pada jerawat meliputi antibiotik oral, terapi hormonal, dan isotretinoin.

Antibiotik Oral

Antibiotik sistemik adalah terapi utama untuk jerawat inflamasi derajat sedang hingga berat. Antibiotik yang umum diresepkan untuk jerawat adalah kelompok tetrasiklin, seperti doksisiklin dan minosiklin. Antibiotik lainnya seperti cotrimoxazole, eritromisin, dan azithromycin dilaporkan efektif juga mengatasi jerawat.[2]

Namun, resistensi C. acnes semakin sering dijumpai seiring beragamnya kelompok antibiotik yang digunakan. Efek samping yang dapat terjadi akibat antibiotik oral adalah kandidiasis vaginal, fotosensitivitas (doksisiklin), serta deposit pigmen pada kulit, gigi, dan membran mukosa (minosiklin).[2]

Terapi Hormonal

Beberapa terapi hormonal dapat mengatasi jerawat. Estrogen menghambat produksi androgen di ovarium dengan menekan pelepasan gonadotropin, sehingga produksi sebum berkurang. Kontrasepsi oral juga meningkatkan sintesis globulin yang berikatan dengan hormon seks di hepar, sehingga mengurangi kadar testosteron bebas dalam darah.[2]

Spironolakton juga dapat digunakan untuk manajemen jerawat meskipun tidak mengandung hormon. Spironolakton (25 mg/hari) mengikat reseptor androgen dan mengurangi produksi androgen yang dapat memicu jerawat. Namun, spironolakton memiliki efek samping seperti pusing, breast tenderness, dan dysmenorrhea. Spironolakton tidak dianjurkan pada kehamilan karena berisiko menimbulkan feminisasi janin laki-laki.[2,6]

Isotretinoin

Isotretinoin adalah retinoid sistemik yang sangat efektif mengatasi jerawat derajat berat yang rekalsitran. Isotretinoin bekerja dengan cara menormalkan diferensiasi epidermis, mengurangi ekskresi sebum hingga 70%, memberi efek antiinflamasi, dan mengurangi populasi C. acnes.[2]

Terapi isotretinoin dimulai dengan dosis 0,5 mg/kgBB/hari selama 4 minggu dan bisa ditingkatkan sesuai toleransi pasien hingga dosis kumulatif 120–150 mg/kgBB. Sebagian pasien hanya memerlukan satu siklus terapi isotretinoin oral untuk mencapai remisi penuh, sementara sebagian pasien memerlukan siklus tambahan. Pemberian isotretinoin yang dipadukan dengan steroid di awal terapi dapat bermanfaat pada kasus derajat berat untuk mencegah jerawat bertambah parah.[2]

Isotretinoin bersifat teratogenik, sehingga tidak boleh diberikan pada ibu hamil. Pasien wanita usia subur wajib menjalani konseling kontrasepsi dan menunjukkan dua hasil tes kehamilan negatif sebelum memulai terapi. Sebelum terapi, lakukan pemeriksaan profil lipid, transaminase hepar, dan darah lengkap. Profil lipid, tes kehamilan, dan tes fungsi hepar perlu diulang setiap bulan selama dosis isotretinoin masih berubah.[2]

Efek samping isotretinoin meliputi kulit kering, mata kering, nyeri otot, nyeri kepala, dan efek samping psikiatri seperti perubahan suasana hati. Selama konsumsi isotretinoin, pasien berisiko mengalami penyembuhan luka abnormal dan pertumbuhan jaringan granulasi berlebih setelah tindakan seperti dermabrasi atau laser resurfacing.[2]

Prosedur Bedah untuk Acne Vulgaris

Beberapa prosedur untuk mengatasi jerawat adalah injeksi steroid intralesi (untuk lesi inflamasi besar), ekstraksi komedo, peeling superfisial menggunakan salicylic acid, glycolic acid, asam mandelat, dan terapi laser. Saat ini diperlukan studi lebih lanjut dalam membandingkan efektivitas salicylic acid dengan asam mandelat. Adapun, salah satu bentuk terapi laser adalah photodynamic therapy (PDT).[2]

Namun, menurut rekomendasi American Academy of Dermatology, belum ada cukup bukti untuk merekomendasikan penggunaan prosedur-prosedur tersebut (laser, peeling) sebagai tata laksana rutin jerawat.[4]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Athieqah Asy Syahidah

Direvisi oleh: dr. Andrea Kaniasari

Referensi

2. Rao J. Acne Vulgaris. Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/1069804-overview
4. Zaenglein AL, Pathy AL, Schlosser BJ, et al. Guidelines of care for the management of acne vulgaris. J Am Acad Dermatol. 2016;74(5):945-73.e33. doi: 10.1016/j.jaad.2015.12.037
5. Yenny SW. Resistensi Antibiotik Pada Pengobatan Akne Vulgaris. MDVI. 2018;45(2):111-115. https://www.perdoski.id/mdvi/download/1390
6. Sutaria AH, Masood S, Saleh HM, et al. Acne Vulgaris. StatPearls Publishing. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459173/

Diagnosis Acne Vulgaris
Prognosis Acne Vulgaris

Artikel Terkait

  • Efek Samping Penggunaan Isotretinoin Oral Jangka Panjang pada Kasus Acne Vulgaris
    Efek Samping Penggunaan Isotretinoin Oral Jangka Panjang pada Kasus Acne Vulgaris
  • Pilihan Terapi untuk Atrophic Acne Scar
    Pilihan Terapi untuk Atrophic Acne Scar
  • Manfaat Terapi Blue Light untuk Akne Vulgaris
    Manfaat Terapi Blue Light untuk Akne Vulgaris
  • Membedakan Acne Vulgaris dengan Fungal Acne
    Membedakan Acne Vulgaris dengan Fungal Acne
  • Pemberian Isotretinoin untuk Terapi Acne Vulgaris
    Pemberian Isotretinoin untuk Terapi Acne Vulgaris

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Makoto ivan
Dibalas 26 Desember 2024, 09:19
Anak usia 13 tahun wajah dengan titik dan bercak merah
Oleh: Makoto ivan
1 Balasan
Izin konsultasi..anak wanita usia 13 tahun..terdapat bintik dan bercak merah di wajah. dan dahi dialami sdh 4 bulan.bukan jerawat...sudah konsultasi ke 3...
Anonymous
Dibalas 24 Februari 2023, 10:40
Benjolan di bawah hidung pada bayi usia 11 hari
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Ijin berbagi kasus ya dok, sekalian diskusi.Saya dapat konsulan pasien via chat di desa, bayi umur 11 hari tiba2 muncul benjolan di sekitar...
Anonymous
Dibalas 21 Februari 2023, 05:18
Apakah clindamycin topikal dan retinol bisa ditumpuk dalam satu kali pemakaian?
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter. Sy memiliki pasien yg mengalami acne vulgaris derajat sedang, sy berencana untuk memberikan retinol 1-2x seminggu dan jg clindamycin topikal 2x...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.