Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Melanoma yogi 2023-03-27T08:11:42+07:00 2023-03-27T08:11:42+07:00
Melanoma
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Melanoma

Oleh :
Audric Albertus
Share To Social Media:

Berdasarkan data epidemiologi global, melanoma sering ditemukan pada usia <55 tahun dan dibanding kanker lainnya merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di dunia. Namun, data insidensi melanoma di Indonesia sampai saat ini masih terbatas. Suatu studi epidemiologi di Jakarta melaporkan bahwa melanoma menempati peringkat ketiga kanker kulit.[27]

Global

Insidensi melanoma terus meningkat di seluruh dunia. Insidensi global melanoma di dunia pada tahun 2015 dilaporkan sebanyak 351.880 kasus. Melanoma menduduki peringkat ke-19 kanker terbanyak di seluruh dunia dan peringkat ke-5 kanker terbanyak di Amerika Serikat, dengan insidens di negara ini mencapai 10–25 per 100.000 penduduk.

Tingkat insidensi melanoma adalah sekitar 2,8–3,1 per 100.000 penduduk. Insidensi tertinggi dilaporkan di Australia (50–60 per 100.000 penduduk) dan terendah di Asia Tengah dan Selatan (0,2 per 100.000 penduduk).[21,22,36]

Kelompok usia yang paling sering didiagnosis melanoma adalah 55 tahun ke bawah terutama 25–29 tahun, tetapi saat ini ditemukan angkanya meningkat pada usia >60 tahun. Usia ini lebih muda 10–15 tahun dari usia rata-rata diagnosis kanker payudara, paru-paru, kolon, dan prostat.[1,23,24,36]

Insidensi melanoma meningkat seiring bertambahnya usia, terutama pada pria. Pada kelompok orang yang berusia kurang dari 40 tahun di Amerika Serikat, wanita memiliki insidensi melanoma sedikit lebih tinggi dibanding pria. Namun, setelah usia 40 tahun, pria memiliki insidensi melanoma yang lebih tinggi.[1,23,24]

Indonesia

Data epidemiologi melanoma di Indonesia masih terbatas, tetapi berdasarkan laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), kanker kulit secara keseluruhan masuk ke dalam urutan ke–3 di Indonesia. Studi epidemiologi kanker kulit pernah dilaporkan di Jakarta pada tahun 2014–2017, di mana dari 263 kasus kanker kulit, melanoma maligna menempati urutan ketiga insidensi kanker kulit terbanyak (5,7%).[25,26,39]

Mortalitas

Tingkat kematian tertinggi akibat melanoma ditemukan pada lima area, yaitu Australia, Amerika Utara, Eropa Timur, Eropa Tengah, dan Eropa Barat. Berdasarkan data US Surveillance, Epidemiology, and End Results (SEER), diperkirakan ada 6.850 kematian atau 1,1% dari seluruh mortalitas kanker disebabkan oleh melanoma di 2020.[1,22,24]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

1. Siegel RL, Miller KD, Jemal A. Cancer statistics, 2020. CA Cancer J Clin. 2020;70(1):7–30.
21. Ali Z, Yousaf N, Larkin J. Melanoma epidemiology, biology and prognosis. Eur J Cancer, Suppl. 2013;11(2):81–91.
22. Karimkhani C, Green AC, Nijsten T, et al. The global burden of melanoma: results from the Global Burden of Disease Study 2015. Br J Dermatol. 2017;177(1):134–40.
23. Swetter SM. Cutaneous melanoma. Medscape. 2019. https://emedicine.medscape.com/article/1100753-overview
24. Howlader N et al. SEER Cancer Statistics Review. Journal of the National Cancer Institute. 2019.
25. Wibawa LP, Andardewi MF, Ade Krisanti I, Arisanty R. The epidemiology of skin cancer at Dr. Cipto Mangunkusumo National Central General Hospital from 2014 to 2017. J Gen Dermatology Venereol Indones. 2019;4(1).
26. Wilvestra S, Lestari S, Asri E. Studi Retrospektif Kanker Kulit di Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RS Dr. M. Djamil Padang Periode Tahun 2015-2017. J Kesehat Andalas. 2018;7(Supplement 3):47.
27. Heistein JB, Acharya U, Mukkamalla SKR. Malignant Melanoma. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470409/
36. Garbe, Claus, et al. “European Consensus-Based Interdisciplinary Guideline for Melanoma. Part 1: Diagnostics: Update 2022.” European Journal of Cancer, vol. 170, 2022, pp. 236–255., https://doi.org/10.1016/j.ejca.2022.03.008
39. Wedayani, N., Putri R, N.A & Hidajat, D. Edukasi tentang Pengenalan Tanda Gejala, Pencegahan dan Penanganan Kanker Kulit Sebagai Dampak Paparan Sinar Matahari dan Penggunaan Kosmetik Berbahan Kimia Berbahaya di Poli Kulit Rumah Sakit Akademik Universitas Mataram. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2022, 5(3). https://doi.org/10.29303/jpmpi.v5i3.2133

Etiologi Melanoma
Diagnosis Melanoma

Artikel Terkait

  • Pterigium Sebagai Prediktor Kejadian Melanoma Kutaneus
    Pterigium Sebagai Prediktor Kejadian Melanoma Kutaneus
  • Biopsi Nodus Limfatik Sentinel pada Melanoma
    Biopsi Nodus Limfatik Sentinel pada Melanoma
  • Red Flags Hiperpigmentasi pada Kulit
    Red Flags Hiperpigmentasi pada Kulit
  • Perbedaan Efek Sinar Ultraviolet A dan Ultraviolet B pada Kesehatan Kulit
    Perbedaan Efek Sinar Ultraviolet A dan Ultraviolet B pada Kesehatan Kulit
  • Manfaat dan Efek Buruk Radiasi Ultraviolet B pada Kesehatan
    Manfaat dan Efek Buruk Radiasi Ultraviolet B pada Kesehatan

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 22 Mei 2023, 07:36
Muncul bintik hitam kecil di leher yang perih bila ditekan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok. Izin konsul pasien laki laki 40 tahunAwalnya pasien merasa gatal di leher. Lama kelamaan muncul bintik hitam kecil yang perih bila ditekanSetelah 2...
Anonymous
Dibalas 07 Maret 2023, 17:34
Benjolan berwarna hitam di vagina disertai sedikit keputihan berbau dan gatal.
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo, DokterSelamat pagi, ikut berdiskusi dok. Wanita 20 tahun datang ke klinik dengan keluhan benjolan berwarna hitam disertai sedikit keputihan berwarna...
dr.Intan Meiripalta
Dibalas 16 Januari 2023, 23:35
Lesi nevus yang meluas di wajah apakah mengarah ke kanker kulit
Oleh: dr.Intan Meiripalta
4 Balasan
Alo dokter izin diskusi. Hari ini pada saat pengobatan lansia di desa, saya menemukan seorang ibu berumur 65 tahun mengeluhkan luka pada kulit. Pekerjaan ibu...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.