Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Melanoma yogi 2023-03-27T08:09:53+07:00 2023-03-27T08:09:53+07:00
Melanoma
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Melanoma

Oleh :
Audric Albertus
Share To Social Media:

Etiologi melanoma diperkirakan berhubungan dengan paparan sinar ultraviolet A dan B yang menyebabkan transformasi keganasan melanosit. Meski demikian, sebenarnya etiologi pasti dari melanoma masih belum diketahui.

Melanoma diperkirakan terjadi karena faktor genetik maupun lingkungan. Pertumbuhan melanoma dikaitkan dengan berbagai faktor risiko, seperti paparan sinar matahari atau radiasi sinar ultraviolet, karakteristik fenotipe tertentu, riwayat melanoma terdahulu, riwayat melanoma pada keluarga, xeroderma pigmentosum, serta supresi imun.[5]

Paparan Sinar Matahari atau Sinar Ultraviolet

Berbagai penelitian menunjukkan bukti bahwa paparan matahari, atau lebih spesifiknya paparan sinar ultraviolet (UV), merupakan faktor lingkungan utama yang menyebabkan melanoma, terutama pada populasi berisiko tinggi. Maka dari itu, penggunaan tabir surya direkomendasikan sebagai bentuk pencegahan.[5,9]

Sinar matahari mengandung radiasi sinar UVA (panjang gelombang 320–400 nm), UVB (290–320 nm), dan UVC (100–290 nm). Sinar UVA dan UVB memiliki sifat karsinogenik akibat panjang gelombangnya dan dapat menyebabkan kerusakan DNA. Tanning booths atau tanning beds juga memanfaatkan sinar UV sehingga dapat meningkatkan risiko melanoma.[5,9]

Penelitian menunjukkan bahwa kulit yang terpapar sinar matahari yang periodik, intens, dan berlebih (terutama pada masa kanak-kanak dan remaja) merupakan faktor risiko yang lebih kuat dibandingkan paparan sinar matahari yang lama dan terus menerus. Hal ini disebut sebagai intermittent exposure hypothesis.[5,9]

Karakteristik Fenotipe

Individu yang memiliki pigmentasi kulit cerah, freckles (bintik-bintik pada kulit), rambut merah atau pirang, mata hijau atau biru, dan kecenderungan terbakar pada kulit dengan Fitzpatrick skin phototype I-II dilaporkan memiliki risiko melanoma yang lebih tinggi.

Kulit yang cerah memiliki jumlah melanin lebih sedikit, sehingga bersifat kurang protektif terhadap sinar UV bila dibandingkan kulit yang lebih gelap. Selain itu, melanoma lebih jarang terjadi pada kulit tipe V-VI (Fitzpatrick skin phototype). Hal ini menunjukkan bahwa pigmentasi kulit memainkan peranan protektif.[10–12]

Nevi Melanositik

Keberadaan nevi dianggap sebagai faktor risiko melanoma baik dari segi kuantitatif (jumlah nevi) ataupun segi kualitatif (nevi tipikal dibandingkan dengan nevi atipikal). Risiko terkena melanoma lebih tinggi pada orang dewasa dengan jumlah nevi tipikal yang >100 buah, pada anak-anak dengan jumlah nevi tipikal >50 buah, dan pada orang dengan nevi atipikal.[13]

Keberadaan nevus displastik soliter dapat melipatgandakan risiko melanoma. Risiko juga meningkat 12 kali lebih tinggi pada individu yang memiliki nevi atipikal ≥10. Nevi kongenital yang lebar juga dianggap sebagai prekursor melanoma yang potensial.[13]

Mutasi Genetik dan Riwayat Keluarga

Terdapat beberapa gen yang dikaitkan dengan pertumbuhan melanoma, yakni CDKN2A (p16), CDK4, RB1, CDKN2A (p19), PTEN/MMAC1, dan ras. CDKN2A berperan penting dalam pertumbuhan familial melanoma dan sporadic melanoma.[9,14]

Sekitar 10–15% pasien melanoma memiliki riwayat keluarga dengan melanoma. Risiko melanoma akan berlipat ganda pada individu dengan satu orang kerabat tingkat pertama yang memiliki melanoma. Pada individu dengan ≥3 kerabat tingkat pertama dengan melanoma, risiko meningkat 25–70 kali lipat lebih tinggi.[9,14]

Familial atypical multiple mole melanoma syndrome (FAMMM) merupakan sebutan untuk kondisi di mana nevi atipikal ditemukan pada individu dengan riwayat melanoma pada keluarga. Individu dengan FAMMM memiliki risiko melanoma lebih tinggi.[9,14]

Riwayat Melanoma Sebelumnya

Adanya riwayat melanoma sebelumnya akan meningkatkan risiko timbulnya melanoma primer lain. Sekitar 5–15% individu ini mengalami melanoma primer multipel, di mana sekitar setengahnya mengalami melanoma primer kedua di area tubuh yang sama dan setengahnya mengalami melanoma primer kedua dalam satu tahun pertama setelah diagnosis awal.[14,15]

Xeroderma Pigmentosum

Xeroderma pigmentosum merupakan kondisi medis yang jarang di mana terdapat reaksi kulit ekstrim akibat ketidakmampuan kulit melakukan perbaikan sendiri terhadap kerusakan radiasi ultraviolet. Kelainan ini merupakan kelainan gen herediter yang meningkatkan mutagenesis dan karsinogenesis dini. Xeroderma pigmentosum akan meningkatkan risiko melanoma maupun kanker kulit lainnya hingga 600–1000 kali.[5]

Supresi Imun

Hubungan supresi imun dengan melanoma masih belum diketahui secara pasti. Beberapa studi besar menyimpulkan bahwa tidak ada peningkatan risiko melanoma yang signifikan pada pasien HIV dan tidak ada korelasi antara melanoma dengan penurunan jumlah CD4.

Ada pula beberapa penelitian yang menunjukkan adanya bukti peningkatan risiko melanoma pada pasien limfoma non-Hodgkin (LNH) dan pada penderita melanoma juga terdapat peningkatan risiko LNH.[16-18]

Faktor Risiko

Faktor genetik yang ditambah dengan faktor lingkungan, berupa paparan sinar matahari (radiasi UV) adalah faktor risiko utama. Selain itu, riwayat melanoma sebelumnya, riwayat melanoma pada keluarga, riwayat kanker kulit nonmelanoma, kondisi imunosupresi, pekerjaan yang terekspos dengan polychlorinated biphenyls (PCBs), produk petroleum, radiasi ionisasi, dan selenium juga merupakan faktor risiko.

Level vitamin D rendah, konsumsi alkohol/kafein tinggi, penggunaan kontrasepsi oral, terapi hormon postmenopausal, penyakit Parkinson, endometriosis, riwayat kanker prostat, dan penggunaan obat-obatan seperti tumor necrosis factor (TNF)-inhibitor, inhibitor BRAF, sildenafil, dan vorikonazol juga dilaporkan sebagai faktor risiko.[19,20]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

5. Heistein JB. Melanoma. Medscape. 2019. https://emedicine.medscape.com/article/1295718-overview
9. Tan WW. Malignant melanoma. Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/280245-overview
10. Veierød BM, Weiderpass E, Thörn M, et al. A prospective study of pigmentation, sun exposure, and risk of cutaneous malignant melanoma in women. J Natl Cancer Inst. 2003;95(20):1530–8.
11. Naldi L, Altieri A, Imberti GL, et al. Cutaneous malignant melanoma in women. Phenotypic characteristics, sun exposure, and hormonal factors: A case-control study from Italy. Ann Epidemiol. 2005;15(7):545–50.
12. Titus-Ernstoff L, Perry AE, Spencer SK, et al. Pigmentary characteristics and moles in relation to melanoma risk. Int J Cancer. 2005;116(1):144–9.
13. Tromberg J, Bauer B, Benvenuto-Andrade C, Marghoob AA. Congenital melanocytic nevi needing treatment. Dermatol Ther. 2005;18(2):136–50.
14. Berrios-Colon E, Williams S. Melanoma review: Background and treatment. US Pharm. 2012;37(4):HS-4-HS-7.
15. Ferrone CR, Porat L Ben, Panageas KS, Berwick M, Halpern AC, Patel A, et al. Clinicopathological features of and risk factors for multiple primary melanomas. J Am Med Assoc. 2005;294(13):1647–54.
16. Hu S, Federman DG, Ma F, Kirsner RS. Skin cancer and non-Hodgkin’s lymphoma: Examining the link. Dermatologic Surg. 2005;31(1):76–82.
17. Lanoy E, Costagliola D, Engels EA. Skin cancers associated with HIV infection and solid-organ transplantation among elderly adults. Int J Cancer. 2010;126(7):1724–31.
18. Lanoy E, Dores GM, Madeleine MM, et al. Epidemiology of nonkeratinocytic skin cancers among persons with AIDS in the United States. AIDS. 2009;23(3):385–93.
19. Curiel-Lewandrowski C, Atkins MB, Tsao H, Corona R. Risk factors for the development of melanoma. UpToDate. 2020.
20. Williams LH, Shors AR, Barlow WE, et al. Identifying Persons at Highest Risk of Melanoma Using Self-Assessed Risk Factors. J Clin Exp Dermatol Res. 2011;2(6):pii:1000129.

Patofisiologi Melanoma
Epidemiologi Melanoma

Artikel Terkait

  • Pterigium Sebagai Prediktor Kejadian Melanoma Kutaneus
    Pterigium Sebagai Prediktor Kejadian Melanoma Kutaneus
  • Biopsi Nodus Limfatik Sentinel pada Melanoma
    Biopsi Nodus Limfatik Sentinel pada Melanoma
  • Red Flags Hiperpigmentasi pada Kulit
    Red Flags Hiperpigmentasi pada Kulit
  • Perbedaan Efek Sinar Ultraviolet A dan Ultraviolet B pada Kesehatan Kulit
    Perbedaan Efek Sinar Ultraviolet A dan Ultraviolet B pada Kesehatan Kulit
  • Manfaat dan Efek Buruk Radiasi Ultraviolet B pada Kesehatan
    Manfaat dan Efek Buruk Radiasi Ultraviolet B pada Kesehatan

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 22 Mei 2023, 07:36
Muncul bintik hitam kecil di leher yang perih bila ditekan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok. Izin konsul pasien laki laki 40 tahunAwalnya pasien merasa gatal di leher. Lama kelamaan muncul bintik hitam kecil yang perih bila ditekanSetelah 2...
Anonymous
Dibalas 07 Maret 2023, 17:34
Benjolan berwarna hitam di vagina disertai sedikit keputihan berbau dan gatal.
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo, DokterSelamat pagi, ikut berdiskusi dok. Wanita 20 tahun datang ke klinik dengan keluhan benjolan berwarna hitam disertai sedikit keputihan berwarna...
dr.Intan Meiripalta
Dibalas 16 Januari 2023, 23:35
Lesi nevus yang meluas di wajah apakah mengarah ke kanker kulit
Oleh: dr.Intan Meiripalta
4 Balasan
Alo dokter izin diskusi. Hari ini pada saat pengobatan lansia di desa, saya menemukan seorang ibu berumur 65 tahun mengeluhkan luka pada kulit. Pekerjaan ibu...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.