Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Hiperparatiroid general_alomedika 2024-01-15T11:24:52+07:00 2024-01-15T11:24:52+07:00
Hiperparatiroid
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Hiperparatiroid

Oleh :
dr. Jessica Elizabeth
Share To Social Media:

Etiologi hiperparatiroid dibedakan klasifikasi hiperparatiroid primer, sekunder, dan tersier. Beberapa contoh etiologi hiperparatiroid adalah adenoma paratiroid, hipertiroid, defisiensi vitamin D, dan penyakit ginjal kronis.

Hiperparatiroid Primer

Hiperkalsemia yang parathyroid-dependent dapat disebabkan oleh adenoma paratiroid, multiple endocrine neoplasia tipe 1 dan 2, hyperparathyroidism-jaw tumor syndrome, dan hiperparatiroid familial. Selain itu, kondisi ini juga dapat disebabkan oleh karsinoma paratiroid, mutasi reseptor calcium-sensing, dan pengobatan dengan lithium.[2]

Di lain sisi, kondisi hiperkalsemia yang parathyroid-independent dapat disebabkan oleh malignansi, penyakit granulomatosa, dan hipertiroid. Selain itu, kondisi ini juga mungkin disebabkan oleh terapi thiazide, intoksikasi vitamin D, insufisiensi adrenal, dan intoksikasi vitamin A.[2]

Hiperparatiroid Sekunder

Hiperparatiroid sekunder seringkali berhubungan dengan defisiensi vitamin D dan penyakit ginjal kronis (PGK). Pada kondisi ini, ginjal tidak dapat mengubah vitamin D menjadi bentuk aktifnya, yaitu 1,25-cholecalciferol.

Penyerapan kalsium pada usus berkurang, sehingga kadar kalsium serum turun dan kadar fosfat meningkat. Karena pada PGK, ginjal gagal mengeluarkan fosfat, sekresi hormon paratiroid akan meningkat. Stimulasi berkepanjangan akan menyebabkan hiperplasia paratiroid.[5]

Faktor Risiko

Faktor risiko hiperparatiroid sekunder adalah jenis kelamin wanita, kadar kalsium serum yang rendah dan kadar fosfat yang tinggi, asidosis, anemia, hipertensi, hiperlipidemia, dan mikroinflamasi. Suatu studi sebelumnya menunjukkan bahwa peningkatan hormon estrogen dapat memengaruhi tingkat ekspresi mRNA paratiroid.

Hipertensi sendiri merupakan salah satu faktor risiko penyakit ginjal kronis (PGK). Studi menunjukkan adanya mikroinflamasi pada pasien PGK. Dengan memburuknya fungsi ginjal, inflamasi akan terus meningkat dan mengakibatkan sklerosis glomerulus dan berkurangnya elastisitas tubulus ginjal. Hal ini menyebabkan peningkatan paratiroid.[6]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

2. Pokhrel B, Leslie SW, Levine SN. Primary Hyperparathyroidism. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441895/
5. van der Plas WY, Noltes ME, van Ginhoven TM, Kruijff S. Secondary and Tertiary Hyperparathyroidism: A Narrative Review. Scand J Surg SJS Off Organ Finn Surg Soc Scand Surg Soc. 2020 Dec;109(4):271–8.
6. Wei Y, Lin J, Yang F, et al. Risk factors associated with secondary hyperparathyroidism in patients with chronic kidney disease. Exp Ther Med. 2016 Aug 1;12(2):1206–12.

Patofisiologi Hiperparatiroid
Epidemiologi Hiperparatiroid

Artikel Terkait

  • Efikasi dan Keamanan Terapi Extended-Release Calcifediol Dan Vitamin D Lain untuk Hiperparatiroid Sekunder Bagi Pasien Gagal Ginjal Kronis – Telaah Jurnal Alomedika
    Efikasi dan Keamanan Terapi Extended-Release Calcifediol Dan Vitamin D Lain untuk Hiperparatiroid Sekunder Bagi Pasien Gagal Ginjal Kronis – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas kemarin, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas kemarin, 16:09
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 18 jam yang lalu
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
3 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.