Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Hiperkalsemia annisa-meidina 2024-03-13T10:52:31+07:00 2024-03-13T10:52:31+07:00
Hiperkalsemia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Hiperkalsemia

Oleh :
dr.Monica
Share To Social Media:

Penatalaksanaan emergency untuk hiperkalsemia atau hypercalcemia akut adalah rehidrasi dengan cairan saline isotonik karena dehidrasi akibat gejala hiperkalsemia bisa memperparah hiperkalsemia. Loop diuretik juga dapat diberikan bersama untuk mengurangi reabsorpsi kalsium dalam lengkung Henle ginjal. Selama pemberian loop diuretik dan cairan saline isotonik, koreksi abnormalitas elektrolit yang lain bila ada.[14]

Pada kasus hiperkalsemia karena keganasan, bifosfonat atau denosumab juga bisa diberikan. Pada kasus hiperkalsemia kronis, manajemen yang efektif harus didasarkan pada etiologinya. Setelah etiologinya diidentifikasi, terapi yang sesuai dapat diberikan, misalnya pembedahan pada kasus hiperparatiroid.[2,14]

Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Hiperkalsemia

Pada kasus hiperkalsemia akut, tata laksana diawali dengan evaluasi dan manajemen airway, breathing, dan circulation (ABC). Pemasangan akses intravena untuk rehidrasi dengan cairan saline isotonik (NaCl 0,9%) perlu dilakukan karena deplesi volume akibat gejala-gejala hiperkalsemia seperti muntah dan poliuria dapat memperparah kondisi hiperkalsemia.[11,14]

Hidrasi dapat dilakukan hingga 3–4 liter dalam 24–48 jam dengan target urine output 100–150 mL/jam. Pemberian NaCl 0,9% untuk hidrasi bermanfaat untuk meningkatkan pengeluaran kalsium melalui ginjal.[7,9-11]

Loop diuretik seperti furosemide 20–40 mg IV dapat diberikan bersama rehidrasi untuk meningkatkan ekskresi kalsium melalui ginjal. Hal ini juga mungkin bisa membantu mencegah volume overload akibat rehidrasi. Hindari pemberian diuretik thiazide karena justru menaikkan reabsorpsi kalsium.[9,11,14]

Pada kasus hiperkalsemia akibat keganasan, bifosfonat IV dapat diberikan tetapi efek terapeutiknya mungkin baru tercapai setelah 48–72 jam. Contohnya adalah pemberian pamidronate infus IV 60–90 mg dalam 2–24 jam. Namun, The Endocrine Society lebih menganjurkan denosumab daripada bifosfonat IV dalam kondisi hiperkalsemia akut terkait keganasan. Denosumab diberikan 120 mg secara subkutan (SC).[10,14]

Pasien gagal ginjal atau gagal jantung mungkin tidak bisa menorelansi rehidrasi atau obat-obatan tertentu. Pada pasien gagal ginjal atau gagal jantung yang mengalami hiperkalsemia parah, dialisis urgent mungkin diperlukan.[9,14]

Pasien yang mengalami hiperkalsemia akibat hiperparatiroid bisa dikonsultasikan untuk kemungkinan pembedahan tetapi bedah ini umumnya tidak bersifat gawat darurat. Pasien dengan keganasan dirujuk untuk terapi lebih lanjut setelah kondisi stabil.[14]

Penatalaksanaan Lanjutan Hiperkalsemia

Penatalaksanaan lanjutan untuk hiperkalsemia perlu disesuaikan dengan etiologinya masing-masing, misalnya hiperparatiroid, keganasan, atau penyebab lainnya.[2,14]

Hiperkalsemia Terkait Hiperparatiroid

Pasien dengan hiperkalsemia akibat hiperparatiroid akan memerlukan eksplorasi serta eliminasi sumber yang menyebabkan sekresi hormon paratiroid berlebihan, misalnya melalui pembedahan. Setelah pembedahan, pasien harus dipantau ketat karena ada kemungkinan terjadinya hipokalsemia dan tetani.[2]

Hiperkalsemia Terkait Keganasan

Seperti yang telah disinggung di atas, bifosfonat, misalnya etidronate, pamidronate, dan alendronate, dapat digunakan untuk terapi hiperkalsemia. Bifosfonat cocok digunakan untuk terapi hiperkalsemia akibat keganasan dan akibat peningkatan resorpsi tulang, karena dapat menghambat aktivitas osteoklastik. Pamidronate dan etidronate dapat diberikan IV, sedangkan alendronate dapat diberikan secara oral.[2,14]

Bagi pasien yang tidak merespons pemberian bifosfonat, FDA merekomendasikan obat denosumab. Bila kadar kalsium serum >14 mg/dL, terapi kombinasi kalsitonin bersama bifosfonat IV atau denosumab subkutan dianjurkan.[14]

Terapi untuk keganasan itu sendiri juga perlu dilakukan, baik melalui pembedahan atau kemoterapi atau radioterapi, sesuai masing-masing tipe dan stadium kanker.[14]

Hiperkalsemia Terkait Etiologi Lain

Hiperkalsemia akibat toksisitas vitamin D atau adanya sintesis vitamin D ekstrarenal (misalnya pada sarkoidosis) dapat ditangani dengan pemberian kortikosteroid. Obat golongan kortikosteroid dapat menghambat sintesis 1,25-dihydroxyvitamin D sekaligus mengurangi absorpsi kalsium di saluran cerna. Contoh kortikosteroid yang digunakan adalah hydrocortisone 200–400 mg IV selama 24 jam untuk 3–5 hari atau prednisone 20–40 mg/hari peroral. [9,10,14]

Hiperkalsemia akibat peningkatan absorpsi kalsium di saluran pencernaan juga dapat ditangani dengan mengurangi asupan kalsium dan vitamin D. Sementara itu, adanya hiperkalsemia terkait imobilisasi dapat ditangani dengan mobilisasi weight-bearing yang bisa ditoleransi oleh pasien.[9,14]

Referensi

2. Sadiq NM, Naganathan S, Badireddy M. Hypercalcemia. StatPearls Publishing. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430714/.
7. Mo S. Hypercalcemia. MJM. 2022;20(2):1-6. DOI: 10.26443/mjm.v20i2.941.
9. Goltzman D. Approach to hypercalcemia. Endotext. 2023. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK279129/.
10. Renaghan ADM, Rosner MH. Hypercalcemia: etiology and management. Nephrol Dial Transplant. 2018;33:548-51. DOI: 10.1093/ndt/gfy054.
11. Lewis JL. Hypercalcemia. 2023. http://www.mdsmanual.com/professional/.
14. Agraharkar M. Hypercalcemia. Medscape. 2023. https://emedicine.medscape.com/article/240681-overview

Diagnosis Hiperkalsemia
Prognosis Hiperkalsemia
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas kemarin, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas kemarin, 16:09
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 18 jam yang lalu
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
3 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.