Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Hipotiroid general_alomedika 2025-01-13T15:12:11+07:00 2025-01-13T15:12:11+07:00
Hipotiroid
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Hipotiroid

Oleh :
dr. Evelyn Ongkodjojo
Share To Social Media:

Etiologi hipotiroid terbagi menjadi dua, yaitu hipotiroid primer dan hipotiroid sentral yang terdiri dari hipotiroid sekunder dan tersier. Hipotiroid primer terjadi akibat kelainan kelenjar tiroid sendiri, hipotiroid sekunder terjadi akibat defisiensi thyroid stimulating hormone (TSH) dari kelenjar pituitari, sedangkan hipotiroid tersier disebabkan defisiensi thyrotropin releasing hormone (TRH) dari hipotalamus. Pada kedua kondisi hipotiroid sentral tersebut, kelenjar tiroid berada dalam keadaan normal.[1,4]

Etiologi Hipotiroid Primer

Hipotiroid primer terjadi karena kelainan pada kelenjar tiroid yang menyebabkan berkurangnya produksi hormon tiroid. Beberapa contoh hipotiroid primer adalah pada kasus tiroiditis limfositik kronik, tiroiditis postpartum, defisiensi iodin, tiroiditis granulomatosa subakut, hipotiroid terinduksi obat, dan hipotiroid iatrogenik.[1,3]

Tiroiditis Limfositik Kronik

Tiroiditis limfositik kronik merupakan penyebab tersering hipotiroid yang sering juga disebut sebagai tiroiditis Hashimoto. Dalam kondisi ini, hipotiroid terjadi karena adanya reaksi imun kronik yang menyebabkan infiltrasi limfositik pada kelenjar tiroid dan destruksi progresif jaringan tiroid.

Penanda serologis dari tiroiditis Hashimoto adalah titer antibodi antitiroid peroksidase (anti-TPO) yang tinggi. Kadar antibodi dapat bervariasi sepanjang waktu, namun dapat tidak muncul pada awal terjadinya penyakit.[1,3]

Defisiensi Iodin

Defisiensi iodin dapat menyebabkan terjadinya goiter, nodul tiroid, dan hipotiroid. Konsekuensi paling serius dari defisiensi iodin adalah kretinisme, yaitu hambatan perkembangan fisik dan mental anak.[1]

Tiroiditis Postpartum

Hingga 10% wanita postpartum dapat mengalami tiroiditis postpartum dalam waktu 2‒12 bulan setelah persalinan. Walaupun pemberian levotiroksin (LT4) mungkin diperlukan, kondisi ini umumnya dapat mengalami resolusi spontan dalam 2‒4 bulan. Pasien tiroiditis postpartum dengan anti-TPO positif memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami hipotiroid permanen atau tiroiditis postpartum rekuren saat kehamilan berikutnya.[3]

Tiroiditis Granulomatosa Subakut

Tiroiditis granulomatosa subakut sering disebut sebagai penyakit Quervain dan sebenarnya merupakan penyakit yang cukup jarang. Tiroiditis ini muncul terutama pada wanita usia pertengahan. Gejala yang dirasakan dapat berupa demam ringan, nyeri tiroid, disfagia, dan peningkatan laju endap darah.[3]

Hipotiroid Terinduksi Obat

Obat-obatan yang diduga berkaitan dengan terjadinya hipotiroid adalah amiodarone, interferon alfa, thalidomide, lithium, stavudine, oral tyrosine kinase inhibitors, bexarotene, perklorat, interleukin (IL)-2, ethionamide, rifampin, phenytoin, carbamazepine, phenobarbital, aminoglutethimide, sulfisoxazole, p-Aminosalicylic acid, dan ipilimumab. Amiodarone merupakan obat dengan kandungan iodin yang dapat menghambat produksi hormon tiroid akibat iodine overload.[1,3]

Hipotiroid Iatrogenik

Hipotiroid dapat disebabkan karena radioterapi pada pasien dengan kanker kepala dan leher, terapi radioiodine pada penyakit Graves’, dan tiroidektomi.[1,3]

Etiologi Hipotiroid Sentral

Hipotiroid sentral terdiri dari hipotiroid sekunder dan tersier yang terjadi karena gangguan aksis hipotalamus dan pituitari. Gangguan yang terjadi dapat berupa penurunan kadar TSH akibat gangguan produksi dan transportasi TRH ke kelenjar pituitari atau berupa perubahan pola glikosilasi yang menyebabkan penurunan aktivitas TSH. Beberapa penyebab gangguan-gangguan tersebut antara lain:

  • Penekanan sel-sel kelenjar pituitari atau hipotalamus oleh tumor seperti adenoma pituitari maupun tumor otak lainnya
  • Kerusakan sel-sel pituitari akibat lymphocytic hypophysitis, sindrom Sheehan, atau radiasi otak
  • Penggunaan obat tertentu seperti dopamin, prednison, opioid
  • Mutasi gen yang diwariskan secara autosomal resesif seperti mutasi gen TSHB pada hipotiroid kongenital nongoiterous tipe 4, mutasi gen TRHR pada kasus resistensi TRH, dan mutasi gen TRH pada kasus defisiensi TRH[3]

Faktor Risiko

Individu tertentu dapat memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami hipotiroid. Beberapa faktor risiko hipotiroid:

  • Wanita berusia >60 tahun
  • Kehamilan
  • Pasien dengan riwayat radiasi pada kepala dan leher
  • Pasien dengan kelainan autoimun seperti diabetes mellitus tipe 1

  • Riwayat keluarga hipotiroid
  • Antibodi tiroid peroksidase yang positif
  • Kebiasaan merokok[4,6]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Chaker L, Bianco AC, et al. Hypothyroidism. Lancet. 2017;390(10101):1550-62.
3. Orlander PR. Hypothyroidism. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/122393-overview#a2
4. Patil N, Rehman A, Jialal I. Hypothyroidism. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK519536/
6. Khatiwada S, KC R, Sah SK, et al. Thyroid dysfunction and associated risk factors among nepalese diabetes mellitus patients. International Journal of Endocrinology. 2015;2015(570198):1-5.

Patofisiologi Hipotiroid
Epidemiologi Hipotiroid

Artikel Terkait

  • Perkembangan Diagnostik Nodul Tiroid dengan Artificial Intelligence
    Perkembangan Diagnostik Nodul Tiroid dengan Artificial Intelligence
  • Peran Thyroid Scintigraphy dalam Mendiagnosis Kelainan Tiroid
    Peran Thyroid Scintigraphy dalam Mendiagnosis Kelainan Tiroid
  • Tata Laksana Hipotiroid pada Kehamilan
    Tata Laksana Hipotiroid pada Kehamilan
  • Red Flag Kenaikan Berat Badan yang Tidak Disengaja
    Red Flag Kenaikan Berat Badan yang Tidak Disengaja
  • Skrining Hipotiroid Kongenital
    Skrining Hipotiroid Kongenital

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 17 Maret 2023, 11:25
Diagnosis dari hasil pemeriksaan tiroid
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin diskusi... saya ada pasien keluhanya badan lemas, tremor, kadang2 keringat dingin, pusing atau oyong saat berdiri terlalu lama, sering...
Anonymous
Dibalas 24 Februari 2023, 13:47
Pasien hipotiroid yang telah diterapi tetapi fungsi tiroid belum terkontrol
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat siang dok,Mohon advis:Pasien wanita usia 34 tahun, post covid, tsh , t3 dan t4 gangguan,Sebelumnya tinggi semua. Setelah minum euthyrox dan dosis...
Anonymous
Dibalas 02 Januari 2023, 10:35
Skrining hipotiroid bayi baru lahir dengan ibu yang hipertiroid
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok izin bertanya, sy kerja di faskes 1, apakah perlu dilakukan skrining hipotiroid pada bayi baru lahir dgn ibu rpd ht kronis dan hipertiroid yg sdh...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.