Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Atresia Esofagus general_alomedika 2025-03-14T13:21:21+07:00 2025-03-14T13:21:21+07:00
Atresia Esofagus
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Atresia Esofagus

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Diagnosis atresia esofagus didapat dari gambaran klinis 3C, yaitu choking, cyanosis, dan coughing serta dapat ditegakkan melalui adanya gambaran manifestasi klinis ketidakmampuan pemasangan nasogastric tube atau orogastric tube.

Biasanya kateter akan mengalami hambatan di antara thoracic inlet dan T4, sehingga selang akan berhenti setelah masuk sekitar 10–12 sentimeter. Selang juga dapat dijadikan sebagai media kontras dengan udara sebagai bahan kontras untuk menghindari tersedak bila menggunakan media kontras berupa cairan pada rontgen.[3]

Klasifikasi

Jenis atresia esofagus dibagi menjadi 5 tipe, yaitu tipe A sampai E.  Pembagian ini berdasarkan letak serta ada tidaknya tracheoesophageal fistula (TEF). Klasifikasi atresia esofagus sebagai berikut:

  • Tipe A (8%) merupakan atresia esofagus terisolasi tanpa adanya tracheoesophageal fistula (TEF)
  • Tipe B (1%), yaitu atresia esofagus dengan TEF proksimal
  • Tipe C (84%), yaitu atresia esofagus proksimal dengan TEF distal, tipe ini merupakan yang paling sering ditemui
  • Type D (3%), yaitu atresia esofagus dengan TEF proksimal dan distal
  • Type E (4%) atau tipe H yaitu esophageal atresia terisolasi dengan saluran esofagus yang menyatu atau adanya TEF yang tidak disertai dengan atresia esofagus, tetapi terdapat fistula ke trakea[7,9,22,23]

Gambar 2. Jenis Atresia Esofagus

Gambar 2. Jenis Atresia Esofagus. Sumber: Shutterstock, 2022[23]

Anamnesis

Anamnesis atresia esofagus dapat dilakukan dengan mencari riwayat ditemukannya tanda klinis yang berhubungan dengan atresia esofagus yang sering tampak segera setelah bayi lahir yaitu:

  • Sekresi saliva berlebihan pada neonatus
  • Regurgitasi, tersedak, dan batuk saat pemberian makan
  • Sianosis
  • Respiratory distress[3]

Seringkali atresia esofagus yang disertai dengan tracheoesophageal fistula (TEF) di diagnosis saat kehamilan, sehingga pada anamnesis dapat ditanyakan hal ini.[22]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada keadaan atresia esofagus dapat dicurigai pada ibu yang mengalami keadaan polihidramnion saat antenatal care berupa tinggi fundus uteri yang jauh lebih besar dari usia kehamilan yang seharusnya.[6]

Atresia esofagus memiliki karakteristik klinis 3C, yaitu choking, coughing dengan atau tanpa distress pernapasan, serta cyanosis. Kemudian dikonfirmasi dengan gambaran khas selang nasogastric tube atau orogastric tube yang tidak dapat melewati esofagus. Pada atresia esofagus dengan TEF, dapat terjadi refluks isi gaster ke fistula kemudian memberikan gambaran klinis pneumonia aspirasi dan distress napas.[6,22,23]

Akan tetapi, pada atresia esofagus tipe E, diagnosis mungkin tidak didapatkan segera setelah lahir, karena fistula berukuran kecil. Seringkali gambaran klinis baru muncul setelah tahun pertama kehidupan, dimana bayi masih bisa menelan susu, tetapi batuk setelah minum susu, batuk berdahak yang sifatnya silent, agak sianosis setelah makan, takipnea yang tidak dapat dijelaskan dan pneumonia aspirasi berulang.[22,23]

Bayi dengan atresia esofagus tipe E ini juga dapat mengalami distensi abdomen, karena masuknya udara ke lambung. Biasanya udara ini dapat diaspirasi pada saat pemasangan nasogastric tube atau orogastric tube.[22,23]

Pemeriksaan terkait Sindrom VACTERL

Sindrom VACTERL terdiri dari kumpulan defek kongenital berikut ini:

  • Vertebral defects, yaitu defek pada tulang belakang bawaan pada bayi

  • Anorectal malformations seperti malformasi kloakal dan imperforasi anus

  • Cardiovascular defects yaitu penyakit jantung bawaan seperti tetralogy of Fallot dan ventricular septal defect

  • Tracheoesophageal defects, yaitu atresia esofagus dengan/atau tanpa fistula trakeoesofageal

  • Renal anomalies, contohnya agenesis renal

  • Limb deformities contohnya club foot[1]

Kelainan kongenital yang berhubungan dengan VACTERL adalah kelainan yang saling berhubungan, sehingga bila ditemukan satu kelainan yang merupakan bagian dari sindrom ini, pasien perlu diperiksa terhadap kemungkinan adanya defek kongenital lain yang merupakan bagian dari sindrom ini. Contohnya pada pasien dengan penyakit jantung bawaan, perlu diperiksa adanya defek kongenital lain seperti atresia esofagus atau club foot.[1]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding atresia esofagus terdiri dari hernia diafragma kongenital, laryngotracheoesophageal cleft, esophageal webs/rings, striktur esofagus, divertikulum esofagus, tubular esophageal duplications, congenital short esophagus, dan agenesis trakea.[13,14]

Hernia Diafragma Kongenital

Hernia diafragma kongenital adalah kondisi bawaan berupa defek pada diafragma, mulai dari penipisan diafragma hingga tidak terbentuk diafragma sama sekali pada bayi baru lahir. Bila terdapat celah pada diafragma atau tidak terbentuk diafragma maka organ di abdomen dapat memasuki rongga toraks. Keadaan ini dapat dibedakan dengan atresia esofagus melalui pemeriksaan rontgen.[15]

Laryngotracheoesophageal Cleft

Kondisi laryngotracheoesophageal cleft adalah keadaan yang timbul saat terjadi defek midline antara laring posterior dan trakea dan dinding anterior esofagus. Laryngotracheoesophageal cleft memiliki manifestasi prenatal berupa polihidramnion dan gambaran rontgen post natal berupa gelembung abdomen yang kecil atau tidak ada gelembung sama sekali serta riwayat aspirasi saat diberi makan. Laryngotracheoesophageal clefts juga umum ditemukan bersama kondisi TEF.[14]

Esophageal Webs/Rings

Esophageal webs/rings adalah keadaan berupa obstruksi parsial sirkumferensial lumen esofagus yang disebabkan oleh jaringan diafragmatik atau membranosa yang berhubungan dengan kejadian TEF.

Esophageal webs/rings umumnya tidak bergejala. Bila muncul, gejala umumnya berupa vomitus berulang, disfagia terutama pada pemberian makanan padat dibanding cair, dan aspirasi. Gejala umumnya timbul lebih lama dibanding gejala pada atresia esofagus yang muncul segera setelah lahir.[14]

Striktur Esofagus

Striktur esofagus  adalah kondisi penyempitan lumen esofagus akibat faktor ekstrinsik maupun intrinsik. Manifestasi klinis umumnya muncul dengan pola yang mirip dengan esophageal webs/rings.[14]

Divertikulum Esofagus

Divertikulum esofagus adalah keadaan timbulnya kantung di dinding esofagus. Divertikulum esofagus dapat ditemukan sejak lahir namun umumnya kondisi ini muncul dan mulai menimbulkan gejala pada usia dewasa. Pasien umumnya datang dengan riwayat disfagia, nyeri dada, vomitus, dan terkadang pneumonia aspirasi.[14]

Tubular Esophageal Duplications

Tubular esophageal duplications adalah kondisi timbulnya tubular channels yang terletak paralel dengan esofagus dan umumnya tersambung dengan lumen esofagus atau gaster. Kondisi ini sering asimtomatik dan hanya ditemukan secara tidak sengaja saat dilakukan autopsi. Bila timbul gejala, umumnya merupakan hasil dari inflamasi dan/atau distensi akibat food entrapment serta biasanya juga disertai disfagia intermiten.[14]

Congenital Short Esophagus

Congenital short esophagus adalah keadaan abnormal berupa esofagus yang lebih pendek dari normal disertai sebagian dari organ abdomen yang terletak di intrathoraks. Gejala yang timbul umumnya berupa refluks gastroesofageal dan vomitus. Keadaan ini dapat terlihat melalui rontgen thoraks.[14]

Tracheal Agenesis/Atresia

Kondisi ini menyebabkan tidak terhubungnya laring dan alveoli paru. Kondisi ini dapat disertai pula dengan TEF. Gambaran manifestasi prenatal antara lain hyperechoic lungs, flattened diaphragms, oligohidramnion atau polihidramnion, dan large breathing movements.[14]

Gejala postnatal antara lain severe respiratory distress, sianosis, lahir tidak menangis, dan failure to ventilate walaupun telah dilakukan intubasi.[14]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien untuk menegakkan diagnosa post natal dan prenatal atresia esofagus adalah pemeriksaan rontgen dan ultrasonografi.

Rontgen

Rontgen thorax dengan menggunakan udara sebagai kontras dapat menjadi pemeriksaan penunjang untuk mengonfirmasi diagnosis atresia esofagus. Bila terdapat distal TEF pada pasien, udara abdomen akan tampak pada rontgen dan abdomen tampak distensi.[1,3]

Dengan menggunakan nasogastric tube atau orogastric tube yang bersifat radioopak dengan ukuran ukuran 8 French untuk bayi preterm dan ukuran 10 French untuk bayi aterm, dapat dilakukan pemeriksaan patensi esofagus dengan memasukkan selang melalui hidung atau mulut hingga ke gaster.[16]

Jarak normal menuju gaster pada bayi adalah 17 cm. Pada pasien dengan atresia, selang akan berhenti setelah masuk dengan jarak sekitar 10 hingga 12 cm.

Walau demikian, terdapat kemungkinan inakurasi hasil karena selang dapat menggulung di area sebelum atresia esofagus dan dipersepsikan sebagai selang berhasil masuk. Untuk itu, perlu dilakukan pemeriksaan rontgen thoraks posisi posteroanterior (PA) dan lateral untuk mengonfirmasi posisi selang setelah pemasangan.[16]

Gambar 3. Hasil Rontgen Atresia Esofagus dengan Traksi-min

Gambar 3. Hasil Rontgen Atresia Esofagus dengan Traksi. Sumber: van der Zee DC, Gallo G, Tytgat SHA, Openi, 2015.

Gambaran rontgen juga sebaiknya memperlihatkan seluruh abdomen dengan baik. Karena pada pasien atresia esofagus, gambaran udara di perut menunjukkan bahwa terdapat distal fistula, dan adanya udara di usus dapat menyingkirkan kemungkinan atresia duodenal.[16]

Gambaran rontgen thoraks juga dapat memberikan informasi mengenai gambaran jantung beserta posisinya, letak arkus aorta dan ada tidaknya anomali vertebra dan tulang iga, serta memperlihatkan ada tidaknya infiltrat pada paru.[16]

Penggunaan kontras umumnya tidak diperlukan untuk menegakkan diagnosa atresia esofagus. Penggunaan kontras hanya sedikit meningkatkan gambaran rontgen, dibanding besarnya peningkatan risiko pneumonitis aspirasi dan edema paru reaktif bila menggunakan kontras.[16]

Ultrasonografi

Ultrasonografi prenatal dapat digunakan untuk memprediksi atresia esofagus bila ditemukan polihidramnion dan/atau fetal stomach bubble yang tidak tervisualisasi saat pemeriksaan. Walau demikian, kedua tanda ini bersifat tidak spesifik dan dapat juga disebabkan oleh kondisi medis lainnya, seperti diabetes maternal, digestive tract atresia, chloride diarrhea, Pierre Robin syndrome, dan Bartter syndrome.[17]

Sensitivitas ultrasonografi dalam mendiagnosis atresia esofagus berkisar antara 8.9–42%, mengingat sifatnya yang operator–dependent. Gambaran visualisasi langsung dari esofagus yang tidak berujung atau adanya kantong yang terlihat saat janin menelan di ujung esofagus “pouch sign” dapat terlihat sejak usia kehamilan 23 minggu, tetapi sangat sulit untuk ditemukan.[17]

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

1. Saxena,AK. Medscape. Esophageal Atresia With or Without Tracheoesophageal Fistula. 2019. https://emedicine.medscape.com/article/935858-overview
3. McDuffie, LA et al. Diagnosis of Esophageal Atresia with Tracheoesophageal Fistula: Is There a Need for Gastrointestinal Contrast?. J Pediatr 2010;156:852. https://www.jpeds.com/article/S0022-3476(09)01055-5/pdf
6. Ioannides, AS et al. Foregut separation and tracheo-oesophageal malformations: The role of tracheal outgrowth, dorso-ventral patterning and programmed cell death. Dev Biol. 2010;337(2):351–362. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2877773/
7. Osia S, Hadipour A, Moshrefi M, Mirzapour M. Esophageal atresia: 13 years' experience in Amirkola Children’s Hospital, north of Iran. Caspian J Pediatr March 2015; 1(1): 22-24. http://caspianjp.ir/article-1-24-fa.pdf
9. Lacroix EB, et al. Genetic Testing in a Cohort of Complex Esophageal Atresia. Mol Syndromol 2017;8:236–243. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28878607
13. Bianchi D.W., Crombleholme T.M., D'Alton M.E., and Malone F.D. Chapter 40: Esophageal Atresia and Tracheoesophageal Fistula. Fetology: Diagnosis and Management of the Fetal Patient, Second Edition. McGraw Hill; 2010. https://obgyn.mhmedical.com/content.aspx?bookid=1306&sectionid=75205876
14. Scott, DA. Esophageal Atresia/Tracheoesophageal Fistula Overview. 2018. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK5192/
15. US National Library of Medicine. Congenital diaphragmatic hernia. 2020. https://ghr.nlm.nih.gov/condition/congenital-diaphragmatic-hernia#diagnosis
16. Clark, DC. Esophageal Atresia and Tracheoesophageal Fistula. Am Fam Physician. 1999 Feb 15;59(4):910-916. https://www.aafp.org/afp/1999/0215/p910.html
17. Czerkiewicz, Isabelle et al. Biochemical Amniotic Fluid Pattern for Prenatal Diagnosis of Esophageal Atresia. Pediatr Res 70: 199–202, 2011. https://www.nature.com/articles/pr2011157
22. Baldwin D, Yadav D. Esophageal Atresia. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560848/
23. Government of Western Australia Child and Adolescent Health Service. Oesophageal Atresia/Tracheoesophageal Fistula. Child and Adolescent Health Service, Neonatology, 2022. https://www.cahs.health.wa.gov.au/-/media/HSPs/CAHS/Documents/Health-Professionals/Neonatology-guidelines/Oesophageal-Atresia-Tracheoesophageal-Fistula.pdf

Epidemiologi Atresia Esofagus
Penatalaksanaan Atresia Esofagus

Artikel Terkait

  • Nutrisi Enteral pada Kasus Atresia Esofagus
    Nutrisi Enteral pada Kasus Atresia Esofagus
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas kemarin, 19:30
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 7 jam yang lalu
Salbutamol dan metilprednisolon tablet
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya ada pasien bumil minum salbutamol hanya 3 tablet berturut-turut dan metilprednisolon 4mg 1 tablet saat asthmanya kambuh. Pasien UK...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.