Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Gagal Hati general_alomedika 2023-05-16T10:16:32+07:00 2023-05-16T10:16:32+07:00
Gagal Hati
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Gagal Hati

Oleh :
dr. Katherine Gowary Sugiarto
Share To Social Media:

Edukasi dan promosi kesehatan untuk pencegahan kondisi gagal hati adalah vaksinasi terhadap virus hepatitis dan diagnosis dini gagal hati. Pemahaman terkait faktor risiko dan gejala awal diharapkan dapat membantu pasien terhindar dari kondisi ini.

Edukasi Pasien

Edukasi kesehatan kepada masyarakat sangat penting dalam pencegahan kondisi gagal hati yang meliputi beberapa hal di bawah ini, terutama terkait infeksi virus hepatitis yang menjadi salah satu penyebab tersering pada gagal hati.

Hepatitis Viral

Pencegahan transmisi virus hepatitis dilakukan dengan meningkatkan kesadaran terkait infeksi hepatitis, vaksinasi yang aman dan efektif. Selain itu, diperlukan penerapan strategi keamanan layanan darah untuk pencegahan transmisi, tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi di layanan kesehatan, serta praktek injeksi yang aman.

Pasien juga perlu diedukasi untuk melakukan hubungan seksual yang aman, tidak menggunakan jarum suntik bersamaan. Pada pasien yang berisiko, dilakukan skrining dan diagnosis dini serta edukasi konsumsi agen retroviral; terutama untuk pasien dengan hasil reaktif pada pemeriksaan infeksi virus hepatitis.[40]

Hindari Alkohol

Untuk mencegah terjadinya gagal hati akibat alkohol, maka abstinensia merupakan manajemen yang utama. Selain itu, pemberian konseling dan acamprosate/naltreksone dapat mencegah depresi akibat gangguan ini.[9]

Hindari Penggunaan Obat Hepatotoksik Jangka Panjang

Pada pasien yang diketahui mengonsumsi obat yang hepatotoksik, contohnya isoniazid, diperlukan pengawasan untuk tanda hepatitis. Selain itu Hindari penggunaan obat hepatotoksik bila tidak perlu, pemeriksaan kadar obat dalam darah dan fungsi hati

  • Pembatasan ketersediaan obat hepatotoksik[41]

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Pemberian vaksin merupakan cara yang efektif dalam mencegah infeksi dan komplikasinya, dalam hal ini gagal hati.

Vaksin Hepatitis A

Vaksin hepatitis A bukan merupakan imunisasi yang wajib di Indonesia. Walaupun demikian vaksin hepatitis A dianjurkan diberikan 2 dosis untuk perlindungan yang optimal dengan jarak 6 bulan. Usia pemberian vaksin yang dianjurkan yakni usia 12 bulan untuk vaksin yang pertama dan 23 bulan untuk vaksin ke-2.

Selain itu, vaksin ini bisa diberikan pada orang yang sering bepergian di negara yang terjangkit hepatitis A, lelaki yang berhubungan badan dengan lelaki, pengguna obat-obat terlarang, memiliki penyakit hepatitis B atau C, bekerja dengan hewan terinfeksi hepatitis A atau bekerja di laboratorium yang melakukan penelitian terkait hepatitis A, dewasa dan remaja yang ingin mendapatkannya.[42]

Vaksin Hepatitis B

Pemberian imunisasi hepatitis B menjadi hal yang wajib secara global untuk mencegah penularan hepatitis B. Pemberiannya yang ideal adalah <12 jam setelah lahir dilanjutkan dengan pemberian vaksin selanjutnya dengan interval waktu 4 minggu dari imunisasi pertama. Kemudian pemberian imunisasi ke-2 dan ke-3 diberikan jarak 4-5 bulan.[43]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

9. Ferri FF. Ferri’s clinical advisor. Philadelphia: Elsevier. 2019.
40. WHO. Prevention and control of viral hepatitis infection: Framework global action, 2012. https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/130012/1/WHO_HSE_PED_HIP_GHP_2012.1_eng.pdf&ved=2ahUKEwifisCnvbrpAhXOdn0KHQK-BuwQFjABegQIDRAG&usg=AOvVaw37_Bjo4kmgBkxD5NSe4nge
41. Stine JG and Lewis JH. Current and future directions in the treatment and prevention of drug-induced liver injury: A systematic review. Expert Rev Gastroenterol Hepatol. 2016;10(4):517-36.
42. Center for Disease Control and Prevention (CDC). Hepatitis A VIS: Vaccine Information Statements (VISs). 2021. https://www.cdc.gov/vaccines/hcp/vis/vis-statements/hep-a.html#risks
43. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Melengkapi/ mengejar imunisasi (bagian II). 2015. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/melengkapi-mengejar-imunisasi-bagian-ii

Prognosis Gagal Hati

Artikel Terkait

  • Waktu Inisiasi Farmakoterapi Hepatitis B Kronis
    Waktu Inisiasi Farmakoterapi Hepatitis B Kronis
  • Penanganan Painless Jaundice pada Pasien Dewasa
    Penanganan Painless Jaundice pada Pasien Dewasa
  • Penggunaan Child-Pugh Score pada Penyakit Hati Kronis
    Penggunaan Child-Pugh Score pada Penyakit Hati Kronis
  • Rasionalisasi Pemberian Albumin Intravena
    Rasionalisasi Pemberian Albumin Intravena
  • Terapi Ensefalopati Hepatikum pada Pasien Dewasa
    Terapi Ensefalopati Hepatikum pada Pasien Dewasa

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 13 Mei 2024, 09:01
Peningkatan enzim liver tanpa gejala klinis
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Ijin diskusi, pasien anak 1 tahun 3 bulan dengan penigkatan SGOT (1100) SGPT (900) tanpa adanya gejala klinis yang muncul seperti jaundice, ikterik, tidak...
dr.Peter Fernando
Dibuat 17 Juli 2023, 04:17
Mnemonic #19: Hepatitis
Oleh: dr.Peter Fernando
0 Balasan
H - Hepatomegali (pembesaran hati) A - Anoreksia (kehilangan nafsu makan) T - Tinja pucat (fekes berwarna pucat atau berwarna tanah liat) I - Ikterus (kulit...
dr. Gabriela
Dibalas 10 Februari 2023, 09:18
Perbandingan Terapi Profilaksis Sekunder Perdarahan Varises Esofagus Pada Sirosis Hepatis – Telaah Jurnal Alomedika - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Gabriela
2 Balasan
ALO Dokter!Saat ini, terapi profilaksis sekunder perdarahan varises esofagus pada pasien sirosis hepatis masih bervariasi. Padahal, terapi ini sangat penting...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.