Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Anemia Megaloblastik general_alomedika 2023-10-30T11:52:46+07:00 2023-10-30T11:52:46+07:00
Anemia Megaloblastik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Anemia Megaloblastik

Oleh :
dr. Gisheila Ruth Anggitha
Share To Social Media:

Diagnosis anemia megaloblastik perlu dicurigai pada pasien yang menunjukkan gejala anemia, abnormalitas neurologi, dan faktor risiko defisiensi vitamin B12 atau asam folat. Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan darah tepi yang menunjukkan adanya megaloblast dan neutrofil hipersegmentasi.

Anamnesis

Pasien anemia megaloblastik sering kali tidak merasakan keluhan apa-apa hingga kondisi sudah cukup berat. Keluhan yang dapat muncul pada pasien anemia megaloblastik adalah pucat, rasa lemas, ikterus, penurunan berat badan, dan ikterus.

Beberapa pasien dapat mengeluhkan gejala saluran cerna seperti mual, konstipasi, canker sores, dan penurunan nafsu makan. Pasien juga bisa mengalami perubahan status mental, mulai dari perubahan kepribadian hingga psikosis. Kelainan neurologi juga bisa muncul berupa kesemutan, nyeri, baal, dan rasa terbakar di tangan atau kaki.

Selain dari gejala tersebut, faktor risiko yang berkaitan dengan defisiensi vitamin B12 dan asam folat juga perlu ditanyakan, misalnya gaya hidup vegan, malnutrisi, hamil, menyusui, dan riwayat gastrektomi. Riwayat penggunaan obat yang dapat mengganggu pembentukan eritrosit di sumsum tulang maupun gangguan absorpsi vitamin B12 maupun asam folat perlu ditanyakan.[1,2,4]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan tanda anemia, seperti konjungtiva anemis dan kulit atau mukosa bibir pucat. Pasien juga bisa mengalami splenomegali, hepatomegali, ikterus, glositis, dan hiperpigmentasi.

Kelainan neurologis juga bisa ditemukan pada pasien dengan defisiensi besi. Kelainan dapat berupa gangguan gait, keseimbangan, wicara, dan hilangnya sensasi proprioseptif.[1,2,7]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding anemia megaloblastik adalah anemia makrositik non megaloblastik, dan anemia hemolitik.

Anemia Non Megaloblastik

Anemia makrositik non megaloblastik dapat disebabkan oleh disfungsi hepar, alcohol use disorder, sindrom myelodisplasia, dan hipotiroidisme. Sama dengan anemia megaloblastik, pemeriksaan darah akan menunjukkan sel darah merah makrositik. Namun, pada anemia non megaloblastik tidak terjadi defisiensi vitamin B12 dan asam folat, serta jumlah retikulosit tidak akan melebihi 100.000/mcl.

Pada apusan darah tepi akan ditemukan makrosit bulat, eritrosit ternukleasi, sel teardrop, penurunan trombosit, dan sel trombosit yang besar.[1]

Anemia Hemolitik

Hemolisis merupakan destruksi prematur eritrosit. Anemia hemolitik yang cukup serius dapat menimbulkan kelelahan, pusing, palpitasi, pucat, ikterus, hepatosplenomegali, nyeri punggung dan abdomen, bahkan syok. Anemia hemolitik terjadi pada penyakit sickle cell, thalassemia, atau anemia hemolitik autoimun.[12]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang berperan penting dalam diagnosis anemia megaloblastik. Berikut adalah pemeriksaan yang dilakukan dan hasil yang mungkin didapatkan pada anemia megaloblastik.

Pemeriksaan Darah Lengkap

Pada pasien dengan anemia megaloblastik, dapatditemukan penurunan kadar hemoglobin dan makrositosis sel darah merah yang ditandai dengan peningkatan MCV (mean corpuscular volume). Pada keadaan kronis dapat ditemukan adanya neutropenia dan trombositopenia.[1,2,4]

Pemeriksaan Darah Tepi

Berdasarkan analisis mikroskopis apus darah tepi, dapat ditemukan megaloblast, neutrofil hipersegmentasi dengan 6 atau lebih lobus, dan dapat ditemukan badan Howell-Jolly, anisositosis, atau poikilositosis. Contoh temuan neutrofil hipersegmentasi pada Gambar 1.[1,3,4]

Gambar 2. Neutrofil Hipersegmentasi-min

Gambar 1. Neutrofil Hipersegmentasi. Sumber: Ed Uthman, Wikimedia Commons, 2013.

Tes Schilling

Tes Schilling dilakukan untuk mendeteksi kecepatan absorpsi vitamin B12. Pasien diberikan vitamin B12 per oral dan dilakukan pemeriksaan kadar urine 24 jam untuk melihat kandungan kobalamin.[13]

Apusan Sumsum Tulang

Pemeriksaan apusan sumsum tulang jarang dilakukan. Namun, dapat ditemukan megaloblast, mitotic figures, metamyelosit, dan Perl’s stain.[1,2]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

 

Referensi

1. Nagao T, Hirokawa M. Diagnosis and treatment of macrocytic anemias in adults. J Gen Fam Med. 2017;18(5):200–204. Published 2017 Apr 13. doi:10.1002/jgf2.31
2. Srikanth S. Megaloblastic anemia - A clinical spectrum and a hematological profile: The day-to-day public health problem. Med J DY Patil Univ 2016;9:307-10
3. Green, R. Vitamin B 12 deficiency from the perspective of a practicing hematologist . Blood, 2017. 129(19): 2603–2611. doi:10.1182/blood-2016-10-569186
4. Hariz A, Bhattacharya PT. Megaloblastic Anemia. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537254/
7. Nagalia S. Megaloblastic Anemia. Medscape. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/204066-overview#a4
12. Baldwin C, Pandey J, Olarewaju O. Hemolytic Anemia. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK558904/
13. Ramphul K, Mejias SG. Schilling Test. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507784/

Epidemiologi Anemia Megaloblastik
Penatalaksanaan Anemia Megalobla...
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas kemarin, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas kemarin, 16:09
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 18 jam yang lalu
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
3 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.