Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Eosinofilia general_alomedika 2023-04-20T14:18:53+07:00 2023-04-20T14:18:53+07:00
Eosinofilia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Eosinofilia

Oleh :
dr. Michael Sintong Halomoan
Share To Social Media:

Berdasarkan etiologi, eosinofilia dapat dibagi menjadi primer dan sekunder. Faktor risiko terjadinya eosinofilia dapat berupa konsumsi obat-obatan tertentu hingga adanya riwayat keganasan pada keluarga.

Etiologi Eosinofilia Primer

Berdasarkan etiologinya, eosinofilia dapat terbagi menjadi dua, yaitu eosinofilia primer dan sekunder. Eosinofilia primer merupakan proliferasi eosinofil yang terkait dengan penyakit hematologi. Eosinofilia primer disebut juga sebagai eosinofilia klonal. Adapun etiologi eosinofilia primer, antara lain:

  • Chronic eosinophilic leukemia
  • Neoplasma myeloid dan limfoid, seperti chronic myelogenous leukemia (CML), acute myeloid leukemia (AML), dan acute lymphoblastic leukemia (ALL)

  • Eosinofilia herediter
  • Idiopathic hypereosinophilic syndrome[1,2,4-6]

Etiologi Eosinofilia Sekunder

Eosinofilia sekunder merupakan peningkatan eosinofilia yang disebabkan oleh penyakit di luar hematologi. Eosinofilia sekunder merupakan etiologi tersering eosinofilia.

Etiologi Infeksi

Adapun etiologi infeksi eosinofilia sekunder, antara lain:

  • Infestasi parasit, seperti ankilostomiasis, askariasis, sistiserkosis, echinococcosis, schistosomiasis, cutaneous larva migrans, skabies, atau protozoa seperti sarcocystis.
  • Infeksi bakteri, seperti tuberkulosis atau demam scarlet

  • Infeksi jamur, seperti aspergillosis bronkopulmoner, coccidioidomycosis, atau disseminated histoplasmosis.
  • Infeksi virus, seperti human immunodeficiency virus (HIV)

Etiologi Alergi

Penyakit alergi yang dapat menimbulkan eosinofilia antara lain asthma bronkial, rhinitis alergi, sindroma Stevens-Johnson, alergi obat, alergi makanan, dermatitis atopik, atau drug reaction with eosinophilia and systemic symptoms (DRESS) syndrome.

Keganasan

Keganasan, seperti limfoma Hodgkin, adenokarsinoma pada saluran cerna, paru, ovarium, dan organ lain, maupun cutaneous T cell lymphoma dapat menyebabkan eosinofilia.

Penyakit Lainnya

Penyakit lain yang dapat menimbulkan eosinofilia adalah reactive pulmonary eosinophilia, tropical eosinophilia, pankreatitis, eosinophilic esophagitis, atau eosinophilic gastroenteritis. Eosinofilia juga dapat timbul pada penyakit jaringan ikat, seperti sindrom Churg-Strauss atau eosinophilic myalgia syndrome.[1,2,4-6]

Eosinofilia Berdasarkan Jumlah Organ yang Terpengaruh

Eosinofilia juga dapat dibagi berdasarkan jumlah organ yang terlibat:

  • Organ multipel: Tanda dan gejala mempengaruhi sistem multiorgani
  • Organ tunggal: Kondisi muncul dengan keterlibatan satu organ; beberapa individu selanjutnya dapat mengembangkan manifestasi klinis tambahan[5]

Faktor Risiko

Faktor risiko terjadinya eosinofilia merupakan faktor risiko terjadinya penyakit etiologi, seperti:

  • Riwayat keganasan pada keluarga
  • Riwayat alergi pada keluarga
  • Riwayat pekerjaan dengan paparan terhadap zat karsinogenik atau radiasi
  • Riwayat kebiasaan tertentu, seperti merokok dan konsumsi alkohol
  • Riwayat penyakit bawaan lahir atau autoimun
  • Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti antibiotik, termasuk kuinolon, atau sulfa, atau riwayat konsumsi obat anti-inflamasi non steroid (OAINS) seperti diklofenak

  • Kesadaran terhadap higienitas yang rendah
  • Tinggal di atau bepergian ke daerah endemik penyakit infeksi tertentu[1,2,4-6]

Referensi

1. Kanuru S, Sapra A. Eosinophilia. [Updated 2021 Sep 19]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560929/
2. Butt NM, Lambert J, Ali S, Beer PA, Cross NC, Duncombe A, Ewing J, Harrison CN, Knapper S, McLornan D, Mead AJ. Guideline for the investigation and management of eosinophilia. British journal of haematology. 2017 Feb 10;176(4):553-72.
4. Liss M. Eosinophilia. Medscape, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/199879-overview
5. Kuang FL. Approach to patients with eosinophilia. Medical Clinics. 2020 Jan 1;104(1):1-4.
6. Liesveld J. Eosinophilia. MSD Manual Professional Version, 2022. https://www.msdmanuals.com/professional/hematology-and-oncology/eosinophilic-disorders/eosinophilia

Patofisiologi Eosinofilia
Epidemiologi Eosinofilia
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas kemarin, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas kemarin, 16:09
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 21 jam yang lalu
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
3 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.