Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Atrial Septal Defect general_alomedika 2024-04-15T15:18:14+07:00 2024-04-15T15:18:14+07:00
Atrial Septal Defect
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Atrial Septal Defect

Oleh :
dr. Qorry Amanda, M.Biomed
Share To Social Media:

Diagnosis atrial septal defect (ASD) atau defek septum atrium terkadang terjadi secara insidental, misalnya karena murmur yang terdengar pada pemeriksaan fisik atau hasil echocardiography yang dilakukan karena kasus medis lain. Hal ini terjadi karena pasien ASD kebanyakan tetap asimptomatik selama masa kecil, bahkan jika ukuran defek dan pirau cukup besar.

Diagnosis dini menjadi penting karena intervensi yang lebih cepat akan memberi manfaat lebih banyak. Oleh karenanya, pada pasien dengan temuan auskultasi berupa murmur sistolik di batas sternal kiri yang disertai fixed split pada S2 dan overload ventrikel kanan atau aritmia atrium yang tidak diketahui penyebabnya, kemungkinan ASD harus dipertimbangkan.[15]

Isolated ASD dapat menimbulkan gejala pada infant, meskipun sangat jarang, berupa sesak napas, gangguan penambahan berat badan, atau infeksi saluran napas rekuren. Pada kasus seperti ini, perlu dipikirkan kemungkinan adanya anomali nonkardiak dan hipertensi pulmonal.

Pada dekade kedua kehidupan, ASD dapat menimbulkan gejala seperti sesak saat aktivitas dan palpitasi. Jika defek cukup besar, pasien juga bisa mengeluhkan kelelahan, sinkop, edema perifer, tromboembolisme, dan sianosis.[6]

Anamnesis

Pasien dengan atrial septal defect (ASD) seringkali tidak menunjukkan gejala apapun selama masa kanak-kanaknya. Biasanya, dokter mencurigai ASD karena secara kebetulan menemukan murmur saat pemeriksaan fisik. Gejala ASD umumnya menjadi lebih jelas ketika pasien memasuki usia 40 tahun. Pada usia ini, sebanyak 90% pasien yang tidak menjalani intervensi apapun akan menunjukkan gejala mudah lelah saat aktivitas, berdebar-debar, aritmia yang terus terjadi, atau bahkan gagal jantung.[1,3]

Beberapa gejala yang dapat timbul pada pasien ASD  sejak usia kanak-kanak hingga dewasa di antaranya:

  • Keluhan terkait sirkulasi berlebihan pada parenkim paru: mudah mengalami infeksi saluran pernapasan berulang
  • Keluhan akibat beban jantung yang berlebihan: tidak kuat melakukan olahraga sesuai usianya (exercise intolerance), berdebar-debar, dan sinkop

  • Keluhan terkait gagal jantung: sesak napas dan bengkak bilateral pada ekstremitas.
  • Keluhan akibat berbaliknya arah pirau menjadi kanan ke kiri: sianosis yang bersifat kronik, bernapas cepat, sesak napas ketika beraktivitas
  • Status gizi yang kurang hingga terjadinya gagal tumbuh (faltering growth) saat masa kanak-kanak

Dilaporkan bahwa sekitar 20% pasien ASD dewasa mengalami takiaritmia atrium. Beberapa di antara kelompok pasien tersebut mengalami stroke iskemik atau transient ischemic attack (TIA) sebagai komplikasi takiaritmia atrium.[1-4]

Pemeriksaan Fisik

Hasil temuan pada pemeriksaan fisik sangat bergantung pada ukuran atrial septal defect (ASD), derajat pirau yang terjadi, dan tekanan arteri pulmonal.

Kondisi Umum

Pasien anak-anak yang datang dapat tampak kurus karena gangguan pertumbuhan. Pada kelompok pasien yang memiliki kelainan genetik terkait, dapat ditemui gambaran khas. Misalnya pada pasien dengan sindrom Holt-Oram dapat ditemukan abnormalitas pada bagian tulang radius, karpal, atau kedua jari jempol tangan (disebut sebagai Hand Heart Syndrome).

Beberapa pasien datang dalam kondisi yang tampak gelisah, sesak napas, atau sianosis karena arah pirau yang berbalik akibat sindrom Eisenmenger atau hipertrofi jantung kanan. Tampilan ascites atau pitting edema bilateral pada ekstremitas dapat ditemukan pada pasien yang telah mengalami gagal jantung kanan.

Saturasi Oksigen

Pada ASD tanpa komplikasi apapun, pasien seharusnya memiliki nilai saturasi yang baik. Sianosis yang disertai penurunan saturasi oksigen pada ASD menandakan telah terjadi komplikasi hipertensi pulmonal yang dapat mengubah arah pirau menjadi kanan-ke-kiri. Frekuensi nadi pada umumnya normal, tetapi dapat menjadi takikardia sebagai kompensasi dari hipoksia atau peningkatan kebutuhan oksigen akibat exercise intolerance.

Auskultasi Jantung-Paru

Pada auskultasi jantung dapat terdengar bunyi jantung yang reguler maupun ireguler. Bunyi Jantung ireguler dapat terjadi pada ASD yang telah disertai komplikasi berupa sinus aritmia atau atrial fibrilasi. Sedangkan bunyi jantung reguler dengan frekuensi yang cepat dapat menjadi penanda terjadinya sinus takikardia atau supraventrikular takikardia.

Bunyi S2 pada ASD seringkali terpisah secara menetap (fixed splitting) atau justru muncul bising midsistolik ejeksi di area katup pulmonal. Penelitian pada 33 pasien ASD anak-anak mendapati terjadinya murmur sistolik ejeksi atau fixed split S2 pada lebih dari 90% pasien.

Hipertensi pulmonal sebagai salah satu komplikasi ASD dapat memunculkan kesan S2 yang terdengar lebih keras dari biasanya, karena mencerminkan beban kontraksi ventrikel kanan yang lebih berat sehingga katup trikuspid terlambat tertutup sempurna. Pada hipertensi pulmonal yang telah disertai dengan hipertrofi ventrikel kanan tanpa murmur midsistolik yang jelas di area katup pulmonal, S4 dapat terdengar. Murmur middiastolik di linea sternalis kiri bawah juga dapat menandakan banyaknya volume darah yang harus dipompa keluar dari ventrikel kanan. Hal ini biasanya terjadi pada pasien ASD dengan ukuran defek yang besar.

Sementara itu, pada pasien ASD ostium primum yang melibatkan deformitas pada katup mitral dapat ditemukan manifestasi suara murmur sistolik di daerah apeks jantung. Pada pasien ASD yang memiliki lesi berukuran besar dan telah mengalami komplikasi gagal jantung, dapat ditemukan suara ronkhi halus pada basal paru yang merupakan tanda edema paru.

Perkusi Batas Jantung

Pada perkusi jantung dapat ditemui batas jantung kanan yang melebar, menandakan telah terjadinya hipertrofi atrium dan ventrikel kanan.

Palpasi Jantung Dinding Toraks

Pada pasien yang telah mengalami dilatasi arteri pulmonalis, dapat dirasakan pulsasi atau thrill di area pulmonal yang terasa bersamaan dengan suara klik ejeksi auskultasi.[1,3,4,7,11]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding atrial septal defect (ASD) adalah penyakit jantung bawaan lainnya. Pada pasien yang mengalami defek septum jantung, perlu dipastikan apakah defek hanya terjadi pada atrium ataukah terjadi pada ventrikel atau malah pada keduanya (atrioventricular septal defect). Selain itu, perlu juga dipikirkan kemungkinan defek jantung sianotik, misalnya stenosis pulmonal, atresia trikuspid, ataupun trunkus arteriosus. Untuk membedakan berbagai jenis penyakit jantung bawaan tersebut, dapat dilakukan pemeriksaan pencitraan seperti echocardiography.[1,2]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang utama untuk diagnosis atrial septal defect (ASD) adalah echocardiography.

Echocardiography

Echocardiography transtorakal adalah alat diagnostik utama untuk menentukan adanya ASD, beserta lokasi, ukuran, dan karakteristik hemodinamiknya. Pencitraan dua dimensi dengan colour   Doppler flow mapping dapat menampilkan lokasi dan ukuran defek serta arah pirau. Doppler juga dapat digunakan untuk mengukur tekanan ventrikel kanan dan arteri pulmonal.

Pencitraan 3 dimensi dapat menunjukkan defek secara keseluruhan, sehingga dokter mampu mengidentifikasi bentuk dan perubahan ukuran ASD selama siklus jantung. Beban hemodinamik yang ditimbulkan defek dapat dievaluasi dengan melakukan pengukuran atrium kanan, ventrikel kanan, dan arteri pulmonal.[6]

EKG

Pada EKG pasien ASD dapat ditemukan gelombang P yang tinggi yang mengindikasikan adanya pembesaran atrium kanan. Pasien juga bisa mengalami right bundle branch block inkomplit, dan deviasi ke kanan.

Pada pasien dewasa, EKG dapat menunjukkan atrial flutter atau atrial fibrilasi. Penanda hipertrofi ventrikel kanan dapat nampak pada pasien dengan hipertensi pulmonal. Deviasi ke kiri atau superior bisa tampak pada ASD dengan defek pada ostium primum.[6]

Pemeriksaan Darah

Tidak ada pemeriksaan kimia darah yang diindikasikan dilakukan rutin untuk membantu mendiagnosis ASD. Hitung darah lengkap, pemeriksaan kimia darah, dan pemeriksaan koagulasi hanya diindikasikan ketika pasien ASD akan melakukan prosedur penutupan defek.[3]

Pemeriksaan Radiologi Lainnya

Rontgen toraks tidak dapat banyak membantu dalam penegakkan diagnosis ASD. Pemeriksaan ini hanya dapat menampilkan kardiomegali berupa dilatasi ventrikel kanan, perbesaran arteri pulmonal, atau peningkatan corakan vaskuler pada paru. Ventrikel kiri pada umumnya tampak normal tanpa disertai pembesaran.

CT-Scan dada potongan transversal dapat dengan jelas memberikan gambaran ASD, yakni berupa bagian yang dialiri darah masuk dan dan darah keluar dari lesi septum interatrial. Pada CT-Scan tiga dimensi juga dapat dihitung ukuran masing-masing atrium dan ventrikel jantung untuk memperkirakan derajat beban yang dialami jantung. [2,3]

Meskipun sekilas terlihat hampir sama dengan tampilan gambar yang diberikan oleh CT-Scan, MRI jantung tetap memiliki keunggulan dalam visualisasi jaringan lunak. MRI lebih dapat memudahkan dalam mengidentifikasi morfologi jaringan jantung dan sekitarnya dibandingkan dengan CT-Scan. Selain itu, MRI jenis velocity-encoded cine juga dapat melakukan fungsi menghitung volume pirau, volume ventrikel, massa ventrikel, fungsi ventrikel, fungsi katup, dan perbedaan tekanan yang diterima masing-masing katup.[2,7,12]

Referensi

1. Vick G, Bezold L. Isolated atrial septal defects in children: classification, clinical features, and diagnosis. UpToDate, 2021. https://www.uptodate.com/contents/isolated-atrial-septal-defects-asds-in-children-classification-clinical-features-and-diagnosis
2. Menillo AM, Lee LS, Pearson-Shaver AL. Atrial Septal Defect. [Updated 2021 Aug 11]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK535440/
3. Adler D. Atrial Septal Defect. Medscape. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/162914-overview
4. Le Gloan L, Legendre A, Iserin L, Ladouceur M. Pathophysiology and natural history of atrial septal defect. J Thorac Dis. 2018;10(Suppl 24):S2854-S2863. doi:10.21037/jtd.2018.02.80
6. Geva T, Martins JD, Wald RM. Atrial septal defects. Lancet. 2014 May 31;383(9932):1921-32. doi: 10.1016/S0140-6736(13)62145-5. Epub 2014 Apr 8. PMID: 24725467.
7. PERKI. Panduan Tatalaksana Penyakit Jantung Bawaan Dewasa (PJBD). 2020. https://inaheart.org/wp-content/uploads/2021/07/PANDUAN_TATALAKSANA_PJBD_EDIT_23_OKT_2020_PK_21.16_4.pdf
11. Udholm S, Nyboe C, Redington A, Nielsen-Kudsk JE, Nielsen JC, Hjortdal VE. Hidden burden of arrhythmias in patients with small atrial septal defects: a nationwide study. Open Heart. 2019 Jun 29;6(1):e001056. doi: 10.1136/openhrt-2019-001056. PMID: 31328006; PMCID: PMC6609115.
15. Ammash N. Clinical manifestations and diagnosis of atrial septal defects in adults. UpToDate. 2020.

Epidemiologi Atrial Septal Defect
Penatalaksanaan Atrial Septal De...

Artikel Terkait

  • Risiko Kardiovaskuler pada Ibu dengan Anak Penyakit Jantung Bawaan
    Risiko Kardiovaskuler pada Ibu dengan Anak Penyakit Jantung Bawaan
  • Metode Penutupan Celah Ventricular Septal Defect dan Pertimbangan Pemilihannya
    Metode Penutupan Celah Ventricular Septal Defect dan Pertimbangan Pemilihannya
  • Manajemen Kehamilan pada Wanita dengan Penyakit Jantung Bawaan
    Manajemen Kehamilan pada Wanita dengan Penyakit Jantung Bawaan
  • Hubungan Erythromycin dan Antibiotik Makrolid Lainnya dengan Malformasi Kongenital
    Hubungan Erythromycin dan Antibiotik Makrolid Lainnya dengan Malformasi Kongenital
  • Aman Tidaknya Pasien Atrial Septal Defect Berolahraga
    Aman Tidaknya Pasien Atrial Septal Defect Berolahraga

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 03 Maret 2025, 07:07
Nyeri dada tidak menjalar pada pasien anak dengan PJB asianotik
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter. Saya ada pasien anak dengan PJB, saat ini mengeluhkan nyeri dada bagian tengah tidak menjalar, hasil EKG baik. Pasien sudah mendapatkan program...
Anonymous
Dibalas 17 Juli 2024, 09:53
Cardiac arrest pada pasien PJB
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Dok bagainana penanganan cardiac arrest pada pasien pjb baik dewasa maupun anak, saya baca di ESC tidak disarankan CPR pada kasus pjb, untuk itu apakah kita...
Anonymous
Dibalas 21 Maret 2024, 08:35
Pasien Neonatus dengan ASD dan VSD
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin Bertanya, Newborn dengan CHD, didiagnosis ASD dan VSD,baiknya untuk kondisi seperti ini segera di tutup dengan tindakan atau baiknya di tunggu sampai...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.