Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Miokarditis general_alomedika 2024-10-10T11:41:32+07:00 2024-10-10T11:41:32+07:00
Miokarditis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Miokarditis

Oleh :
dr. Queen Sugih Ariyani
Share To Social Media:

Penatalaksanaan miokarditis bertujuan untuk menangani gagal jantung dan aritmia. Miokarditis asimtomatik tidak membutuhkan penanganan khusus. Imunosupresan dan imunomodulator dapat diberikan jika diperlukan.[1,2,14]

Penanganan Pasien Tidak Stabil

Perawatan di intensive cardiac care unit (ICCU) sebaiknya dilakukan pada pasien yang datang dengan gagal jantung berat (acute decompensated heart failure atau ADHF), dan yang mengalami atau berpotensi mengalami aritmia fatal. Penanganan gagal jantung dan aritmia dilakukan sesuai pedoman klinis gagal jantung dan aritmia.

Penanganan ADHF cukup kompleks, yang mencakup penggunaan ventilasi mekanik, bantuan mekanik pada jantung (seperti penggunaan left ventricular assist device, intra aortic balloon pump, dan extracorporeal membrane oxygenation), hingga transplantasi jantung. Obat-obatan inotropik seringkali dibutuhkan bila terjadi ADHF, tetapi harus berhati-hati terhadap kondisi aritmia.

Aritmia fatal seringkali terjadi bersamaan dengan ADHF, sehingga pemantauan EKG dengan monitor dibutuhkan. Pasien dengan AV blok derajat 3 memerlukan alat pacu jantung temporer.[1,2,14]

Penanganan Pasien Stabil

Pasien miokarditis stabil asimptomatik atau dengan gejala minimal sebaiknya tetap dirawat di rumah sakit untuk pemantauan dan penegakkan diagnosis miokarditis. Pemantauan sangat dibutuhkan pada fase akut walaupun pasien stabil, karena dapat terjadi aritmia fatal secara tiba-tiba.

Gagal jantung yang stabil dapat diterapi dengan diuretik (seperti furosemide), angiotensin converting enzyme inhibitor (seperti captopril), serta beta bloker (seperti propranolol).[1,2,14]

Imunosupresi

Jenis miokarditis akibat autoimunitas, seperti miokarditis giant cell, dapat diobati dengan imunosupresi. Terapi kombinasi siklosporin dan kortikosteroid dengan/tanpa azathioprine atau muromonab-CD, dapat meningkatkan prognosis dan menghasilkan median kesintasan 12 bulan dibandingkan dengan 3 bulan untuk pasien yang tidak diobati. Namun, sejumlah kecil pasien tetap memerlukan mechanical circulatory support atau transplantasi jantung dalam 1 tahun.[6]

Aktivitas Fisik

Pada miokarditis akut, aktivitas fisik aerobik tidak direkomendasikan. Studi pada hewan coba dengan miokarditis akibat Coxsackievirus B3 menunjukkan bahwa aktivitas fisik aerobik dapat menginduksi supresi limfosit T dan meningkatkan mortalitas.

Miokarditis adalah penyebab kematian mendadak pada atlet muda. The 36th Bethesda Conference Task Forces menganjurkan agar atlet dengan kemungkinan atau bukti definitif miokarditis untuk tidak terlibat dalam olahraga kompetitif selama setidaknya 6 bulan. Atlet dapat kembali berlatih atau berkompetisi setelah fungsi ventrikel kiri dan dimensi kardiak kembali normal, serta sudah tidak ada aritmia yang bermakna secara klinis.[1,6]

Antivirus

Pada miokarditis yang disebabkan oleh infeksi virus herpes, dapat digunakan acyclovir, ganciclovir, dan valacyclovir. Namun, efikasi obat-obat ini untuk miokarditis belum didukung bukti ilmiah yang cukup.

Studi preliminari menunjukkan bahwa interferon beta mampu mengeradikasi infeksi enterovirus dan adenovirus pada pasien dengan disfungsi ventrikel kiri, sehingga dapat meningkatkan prognosis dalam 10 tahun.[1,6]

Imunoglobulin Intravena

Penggunaan imunoglobulin intravena (IVIG) dosis tinggi dilaporkan berkaitan dengan perbaikan fraksi ejeksi ventrikel kiri. IVIG juga tidak berkaitan dengan efek samping mayor, dan dapat digunakan pada miokarditis refraktori akibat virus ataupun autoimun, terutama yang autoantibody-mediated.[1]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Caforio AL, Pankuweit S, Arbustini E, et al. Current state of knowledge on aetiology, diagnosis, management, and therapy of myocarditis: a position statement of the European Society of Cardiology Working Group on Myocardial and Pericardial Diseases. Eur Heart J. 2013;34:2636–2648, 2648a
2. Al-Akchar M, Kiel J. Acute Myocarditis.Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441847/
6. Kindermann I, Barth C, et al. Update on Myocarditis. Journal of the American College of Cardiology 2012; 59(2):779-792. http://www.onlinejacc.org/content/accj/59/9/779.full.pdf
14. Tang WHW. Miokarditis. Medscape. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/156330-overview#a6

Diagnosis Miokarditis
Prognosis Miokarditis

Artikel Terkait

  • Membedakan Miokarditis dengan Sindrom Koroner Akut
    Membedakan Miokarditis dengan Sindrom Koroner Akut
  • Risiko Miokarditis dan Perikarditis Pasca Vaksinasi COVID-19 mRNA
    Risiko Miokarditis dan Perikarditis Pasca Vaksinasi COVID-19 mRNA
  • Kembali Berolahraga Setelah Miokarditis Terkait COVID-19
    Kembali Berolahraga Setelah Miokarditis Terkait COVID-19
  • Risiko Miokarditis, Perikarditis, dan Aritmia terkait Infeksi SARS-CoV-2 atau Vaksinasi COVID-19 - Telaah Jurnal
    Risiko Miokarditis, Perikarditis, dan Aritmia terkait Infeksi SARS-CoV-2 atau Vaksinasi COVID-19 - Telaah Jurnal
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 5 jam yang lalu
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:09
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.