Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) general_alomedika 2023-07-24T11:55:13+07:00 2023-07-24T11:55:13+07:00
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

Oleh :
dr. Utari Nur Alifah
Share To Social Media:

Diagnosis Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) dapat ditegakkan berdasarkan kriteria Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi ke-5 (DSM-5). Pemeriksaan penunjang umumnya tidak diperlukan untuk penegakan diagnosis.[1,2,8]

Anamnesis

Pada Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) pasien umumnya dibawa orangtua ke dokter dengan keluhan utama terdapat perilaku atau kebiasaan anak yang membuatnya terganggu secara sosial atau akademik. Kebiasaan ini tidak hanya terjadi di sekolah, namun juga di rumah.

Orang tua biasanya mengeluhkan beberapa kebiasaan anak seperti cepat bosan, mudah teralihkan, berkelahi dengan teman satu kelas, berkata kasar terhadap guru, tidak dapat duduk tenang ketika makan, dan tidak rukun dengan saudaranya yang lain. Orang tua juga biasanya mengeluhkan minimal satu dari dua domain yaitu gangguan pemusatan perhatian atau perilaku hiperaktif dan impulsif.

Awitan gejala ADHD dapat terjadi hingga usia 12 tahun. Pada anamnesis, perlu digali juga riwayat kehamilan dan persalinan, riwayat penyakit sebelumnya, riwayat kondisi serupa pada keluarga, dan riwayat tumbuh kembang anak.[1,2,8]

Gangguan Pemusatan Perhatian

Inatensi atau kesulitan untuk memusatkan perhatian pada ADHD umumnya bermanifestasi sebagai kesulitan menyelesaikan tugas, kurangnya persistensi, kesulitan untuk tetap fokus, dan tidak terorganisir.[13]

Hiperaktivitas

Hiperaktivitas bermanifestasi sebagai aktivitas motorik yang berlebihan dan tidak pada tempatnya, kegelisahan yang berlebihan, mengetuk-ngetukan kaki atau tangan, atau bicara terus menerus.[13]

Impulsivitas

Perilaku impulsif ditunjukan dengan gerakan yang tanpa pikir panjang dan dapat membahayakan, misalnya berlari ke jalan tanpa menyadari ada bahaya. Impulsivitas juga bisa ditunjukan sebagai keinginan mendapat sesuatu tanpa ditunda, misalnya suka menyela pembicaraan orang lain secara berlebihan. [13]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) tidak khas. Pasien dengan ADHD dapat memiliki hasil pemeriksaan fisik dan neurologi dalam batas normal atau hanya tampak gelisah dan hiperaktif.[1]

Pemeriksaan Status Mental

Pemeriksaan status mental perlu dilakukan pada pasien yang dicurigai mengalami Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Pemeriksaan sekaligus dapat menyingkirkan diagnosis banding dan mendeteksi adanya komorbiditas lain. Pasien dengan ADHD dapat memiliki gangguan mental lain seperti gangguan kepribadian antisosial, penyalahgunaan zat, dan juga gangguan bipolar [1,2]

Penampilan

Anak-anak dengan ADHD dapat tampak gelisah, impulsif, tidak dapat duduk diam, atau berlarian di sekitar ruang periksa. Orang dewasa dengan ADHD bisanya mudah terganggu, gelisah, dan pelupa.[1]

Suasana Hati

Pasien dengan ADHD biasanya eutimik, tapi dapat juga distimik. Terkadang terdapat iritabilitas.[1]

Cara Bicara atau Berpikir

Bila pasien berbicara, kecepatan bicara dapat normal atau lebih keras volumenya. Proses berpikir mengarah pada tujuan, tapi terdapat kesulitan untuk tetap berada pada topik atau tugas yang diberikan. [1]

Kognisi

Konsentrasi dan daya ingat jangka pendek umumnya terganggu. Pasien dengan ADHD memiliki kesulitan berhitung dan kemampuan mengingat jangka pendek. Orientasi, memori jangka panjang atau abstraksi umumnya normal. [1]

Kriteria Diagnosis

Menurut DSM-5, kriteria diagnosis ADHD adalah:

  1. Pola inatensi dan atau hiperaktivitas-impusivitas yang persisten dan mengganggu fungsi atau perkembangan dengan 6 atau lebih gejala menetap selama sedikitnya 6 bulan hingga menyebabkan gangguan perkembangan dan memiliki efek negatif langsung terhadap aktivitas sosial dan akademik
  2. Beberapa gejala inatensi atau hiperaktivitas-impusivitas ada sebelum usia 12 tahun
  3. Beberapa gejala inatensi atau hiperaktivitas-impusivitas ditemukan pada setidaknya 2 setting, seperti rumah, sekolah, pekerjaan, dengan teman, keluarga, atau aktivitas lain
  4. Terdapat bukti nyata bahwa gejala mengganggu atau menurunkan kualitas kehidupan sosial, akademik, dan pekerjaan
  5. Gejala tidak timbul selama episode schizophrenia atau gangguan psikotik lain dan tidak memenuhi kriteria gangguan mental lainnya

Gejala terkait inatensi antara lain:

  • Sering gagal memperhatikan detil atau sering membuat kecerobohan di kegiatan sekolah, pekerjaan, atau aktivitas lain
  • Sering kesulitan memusatkan perhatian pada tugas atau aktivitas bermain
  • Sering terlihat tidak mendengarkan ketika diajak bicara
  • Sering tidak mengikuti instruksi dan menyelesaikan tugas sekolah, rumah, atau pekerjaan
  • Sering kesulitan mengorganisir tugas dan aktivitas
  • Sering menghindari, tidak menyukai, atau malas melakukan pekerjaan yang membutuhkan usaha mental, misalnya menyusun laporan atau esai
  • Sering kehilangan benda-benda yang penting untuk tugas atau aktivitas
  • Sering mudah terdistraksi oleh stimulus eksternal
  • Sering pelupa pada aktivitas harian

Gejala terkait hiperaktivitas-impulsivitas antara lain:

  • Menggeliat saat duduk atau bermain-main dengan kaki atau tangan seperti mengetuk-ngetukkan jemari dan terus bergerak
  • Sering meninggalkan tempat duduk pada kondisi dimana anak diharapkan tetap duduk diam, misalnya saat belajar di sekolah
  • Sering berlalu atau memanjat pada situasi yang tidak tepat
  • Sering tidak mampu untuk bermain atau beraktivitas yang membutuhkan ketenangan
  • Sering terlihat seperti dikendalikan oleh mesin atau seperti tidak mudah merasa lelah
  • Banyak bicara
  • Menjawab sebelum pertanyaan selesai
  • Sulit menunggu giliran
  • Menyela atau mengganggu percakapan dan aktivitas orang lain[13]

Klasifikasi

Dalam mendiagnosis ADHD, dokter juga perlu membedakan tipe yang dialami pasien menjadi:

  • Tipe kombinasi: pasien memenuhi kriteria baik gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif-impulsif dalam 6 bulan terakhir
  • Tipe predominan gangguan pemusatan perhatian: pasien memenuhi kriteria gangguan pemusatan perhatian, namun tidak memenuhi kriteria hiperaktif-impulsif dalam 6 bulan terakhir
  • Tipe predominan hiperaktif-impulsif: pasien memenuhi kriteria hiperaktif-impulsif, namun tidak memenuhi kriteria gangguan pemusatan perhatian dalam 6 bulan terakhir.[13]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding yang harus dipikirkan apabila menemukan pasien dengan Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) antara lain oppositional defiant disorder, gangguan belajar, gangguan cemas, dan gangguan bipolar.

Oppositional Defiant Disorder

Pasien dengan oppositional defiant disorder akan menolak mengerjakan tugas sekolah atau pekerjaan karena tidak mau menuruti perintah orang lain. Perilaku pasien ditandai dengan negativitas, hostilitas, dan membangkang.[13]

Gangguan Belajar

Anak dengan gangguan belajar akan terlihat seperti kurang memperhatikan kelas, kesulitan menangkap materi yang diajarkan, atau anak terlalu bosan karena materi kelas sudah dikuasai. Hal tersebut hanya terjadi pada saat belajar dan tidak terjadi pada aspek hidup lainnya.[2]

Gangguan Cemas

ADHD memiliki kemiripan gejala dengan gangguan cemas. Pada ADHD, inatensi terjadi karena ketertarikan terhadap stimulus eksternal, aktivitas baru, atau preokupasi dengan aktivitas menyenangkan. Hal ini perlu dibedakan dengan inatensi akibat kekhawatiran pada gangguan cemas.[13]

Gangguan Bipolar

Pasien gangguan bipolar dapat menunjukan peningkatan aktivitas, kesulitan konsentrasi, dan impulsivitas. Namun gejala ini bersifat periodik pada beberapa hari saja setiap kali episode. Gejala biasanya diikuti dengan peningkatan mood, waham kebesaran, dan fitur bipolar lainnya.[13]

Pemeriksaan Penunjang

Hingga kini belum ada penanda biologis yang dapat digunakan untuk mendiagnosis ADHD. Anak dengan ADHD bisa menunjukan peningkatan pada slow wave electroencephalogram, penurunan volume otak pada MRI, dan hambatan maturasi korteks posterior hingga anterior dibandingkan anak sebayanya. Namun, temuan ini tidak bersifat diagnostik.[13]

Referensi

1. Soreff S. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD): Background, Pathophysiology, Epidemiology. Medscape, 2022. https://emedicine.medscape.com/article/289350
2. Bélanger SA, Andrews D, Gray C, Korczak D. ADHD in children and youth: Part 1-Etiology, diagnosis, and comorbidity. Paediatr Child Health. 2018;23(7):447-453. doi:10.1093/pch/pxy109
8. Cabral MDI, Liu S, Soares N. Attention-deficit/hyperactivity disorder: diagnostic criteria, epidemiology, risk factors and evaluation in youth. Transl Pediatr. 2020;9(Suppl 1):S104-S113. doi:10.21037/tp.2019.09.08
13. American Psychiatric Association. Neurodevelopmental disorders: Attention-deficit/hyperactivity disorder. In: Diagnostic and statistical manual of mental disorders, fifth edition (DSM-5). Washington: American Psychiatric Association, 2013. https://doi.org/10.1176/appi.books.9780890425596.dsm01

Epidemiologi Attention Deficit H...
Penatalaksanaan Attention Defici...

Artikel Terkait

  • Hipertensi dalam Kehamilan Meningkatkan Risiko Autisme dan ADHD pada Anak
    Hipertensi dalam Kehamilan Meningkatkan Risiko Autisme dan ADHD pada Anak
  • Adiksi Internet Lebih Rentan pada Pasien ADHD
    Adiksi Internet Lebih Rentan pada Pasien ADHD
  • Risiko ADHD dan Autisme pada Konsumsi Paracetamol saat Hamil
    Risiko ADHD dan Autisme pada Konsumsi Paracetamol saat Hamil
  • Konsumsi Gula dengan Gangguan Perilaku Anak
    Konsumsi Gula dengan Gangguan Perilaku Anak
  • Pengaruh Screen Time Terhadap Gangguan Perilaku Anak
    Pengaruh Screen Time Terhadap Gangguan Perilaku Anak

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 20 Juni 2024, 09:38
Mohon informasi rumah sakit di Surabaya yang melayani neurofeedback
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat malam, TS sekalianMohon informasi rumah sakit di Surabaya yang melayani Neurofeedback dimana saja ya?Terima kasih
dr.Peter Fernando
Dibuat 17 Juli 2023, 22:17
Mnemonic #20: Gejala ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
Oleh: dr.Peter Fernando
0 Balasan
A - Atensi sulit K - Kesulitan mengendalikan diriT - Terlalu banyak energiI - Impulsif dan terburu-buruF - Fokus yang terpecah-pecahCatatan :Mnemonic adalah...
Anonymous
Dibalas 15 Juli 2021, 15:19
Terapi ADHD onset dewasa - Jiwa Ask The Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Priyanto Djatmiko, SpKJIzin bertanya. Adakah kasus ADHD onset dewasa? Jika memang ada, bagaimana terapi hiperaktivitas pada dewasa. Bagaimana...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.