Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Intoleransi Makanan general_alomedika 2023-04-27T13:22:18+07:00 2023-04-27T13:22:18+07:00
Intoleransi Makanan
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Intoleransi Makanan

Oleh :
dr. William Sumoro
Share To Social Media:

Patofisiologi intoleransi makanan tidak dimediasi oleh sel imun dan tidak disebabkan oleh toksin. Hal inilah yang membedakan antara intoleransi makanan dengan alergi makanan dan keracunan makanan. Ada beberapa mekanisme intoleransi makanan yang sering ditemukan yaitu mekanisme intoleransi terhadap FODMAP (fermentable oligosaccharides, disaccharides, monosaccharides, and polyols), histamin, serta aditif dan bahan kimia makanan.[1,3]

Mekanisme Intoleransi Makanan FODMAP

FODMAP (fermentable oligosaccharides, disaccharides, monosaccharides, and polyols) merupakan karbohidrat yang terkandung di banyak makanan dan bersifat dapat difermentasikan. Mekanisme terjadinya gangguan intoleransi makanan yang dipicu oleh FODMAP ada dua, yakni efek osmotik dan fermentasi. Kedua efek ini akan meningkatkan air dan gas di lumen, sehingga menyebabkan distensi dan akhirnya rasa sakit dan ketidaknyamanan pada pasien dengan hipersensitivitas viseral.[1,3]

Efek Osmotik

Karbohidrat rantai pendek yang tidak terserap dengan baik yang berada di lumen usus halus memiliki efek osmotik, sehingga menarik air ke lumen. Mekanisme ini telah dikonfirmasi melalui MRI di mana terjadi peningkatan output dan volume cairan saat individu diberi diet FODMAP tinggi.[1,3]

Fermentasi

Kedua, pasase karbohidrat ke usus besar menyebabkan fermentasi oleh bakteri usus yang mengakibatkan peningkatan produksi gas. Mekanisme ini juga telah dikonfirmasi melalui MRI dan uji napas.[1,3]

Mekanisme Intoleransi Makanan Gandum

Secara umum, penelitian terkait mekanisme intoleransi makanan gandum masih jarang. Salah satu faktornya adalah kurangnya reprodusibilitas dalam respon klinis. Meskipun demikian, mekanisme yang telah ditemukan adalah peningkatan protein pengikat lipopolisakarida, peningkatan eosinofil, aktivasi imun bawaan dan adaptif, peningkatan permeabilitas usus dan perubahan mikrobiota usus.

α-amylase/trypsin inhibitor (ATI) adalah protein dengan berat molekul rendah yang ada di gandum yang dapat mengaktifkan sel imun bawaan melalui stimulasi toll-like receptor 4. Selanjutnya, toll receptor- 4 menginduksi pelepasan sitokin dan kemokin proinflamasi.

Beberapa penelitian in vitro dan in vivo menunjukkan bahwa ATI ini dapat meningkatkan respons sel T spesifik gluten pada penyakit Celiac. Respon inflamasi ini dapat memperburuk inflamasi pada organ ekstraintestinal. Aglutinin lektin gandum juga dapat meningkatkan permeabilitas usus dengan merusak epitel dan kemampuan imunitasnya.[1,3]

Mekanisme Intoleransi Makanan Histamin

Intoleransi histamin terjadi akibat ketidakseimbangan histamin yang terakumulasi atau tertelan dan menurunnya kemampuan untuk mendegradasi histamin. Pada orang sehat, amina oksidase dapat mendetoksifikasi histamin dalam makanan dengan cepat, sedangkan pada orang dengan aktivitas amina oksidase rendah akan mengalami toksisitas histamin.

Diamin oksidase (DAO) adalah enzim utama pada metabolisme histamin. Enzim kedua yang terlibat dalam pemecahan histamin adalah histamin-N-metiltransferase (HNMT), suatu protein sitosol yang hanya dapat mengubah histamin di ruang intraseluler sel.

Proses degradasi histamin yang terganggu atau melambat dapat terjadi karena berkurangnya aktivitas DAO dan kelebihan histamin. Hal ini dapat menyebabkan gejala-gejala intoleransi histamin, seperti gatal dan eritema pada kulit, terutama pada kasus asupan histamin makanan yang tinggi. Contoh makanan tinggi histamin adalah makanan yang difermentasi, buah sitrus, alpukat, dan daging olahan.[1,3,5]

Mekanisme Intoleransi Aditif Makanan dan Bahan Kimia

Mekanisme intoleransi aditif makanan dan bahan kimia belum sepenuhnya dimengerti. Patofisiologi yang terjadi pada setiap individu berbeda-beda dan hasil penelitian yang tidak konsisten mempersulit untuk membuat kesimpulan. Namun, mekanisme yang dipercayai terlibat adalah defisiensi enzim mitokondria.

Contoh intoleransi terhadap aditif makanan dan bahan kimia adalah terhadap karboksimetilselulosa dan polisorbat-80 yang dapat menginduksi inflamasi ringan. Contoh lain adalah nanopartikel seperti titanium dioksida yang ditambahkan sebagai pemutih makanan dapat mengubah proses absorpsi nutrisi dan  merusak homeostasis pada dosis paparan yang relevan.[1,3]

Mekanisme Defisiensi Sukrase dan Isomaltase

Defisiensi sukrase-isomaltase terjadi karena kerentanan genetik. Ada lebih dari 25 varian genetik yang telah diidentifikasi. Varian dapat terjadi pada subunit sukrase atau isomaltase. Berbagai tingkat keparahan gejala terjadi sesuai varian genetiknya. Selain itu, pasien dengan defisiensi sukrase-isomaltase juga cenderung mengalami irritable bowel syndrome.[1,3,6,8]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Shofa Nisrina Luthfiyani

Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta

Referensi

1. Tuck CJ, Biesiekierski JR, Schmid-Grendelmeier P, Pohl D. Food Intolerances. Nutrients. 2019 Jul 22;11(7):1684. doi: 10.3390/nu11071684. PMID: 31336652; PMCID: PMC6682924.
3. Gargano D, Appanna R, Santonicola A, De Bartolomeis F, Stellato C, Cianferoni A, Casolaro V, Iovino P. Food Allergy and Intolerance: A Narrative Review on Nutritional Concerns. Nutrients. 2021 May 13;13(5):1638. doi: 10.3390/nu13051638. PMID: 34068047; PMCID: PMC8152468.
6. Cohen SA. The clinical consequences of sucrase-isomaltase deficiency. Mol Cell Pediatr. 2016 Dec;3(1):5. doi: 10.1186/s40348-015-0028-0. Epub 2016 Feb 8. PMID: 26857124; PMCID: PMC4746203.
8. Henström M, Diekmann L, Bonfiglio F, Hadizadeh F, Kuech EM, von Köckritz-Blickwede M, Thingholm LB, Zheng T, Assadi G, Dierks C, Heine M, Philipp U, Distl O, Money ME, Belheouane M, Heinsen FA, Rafter J, Nardone G, Cuomo R, Usai-Satta P, Galeazzi F, Neri M, Walter S, Simrén M, Karling P, Ohlsson B, Schmidt PT, Lindberg G, Dlugosz A, Agreus L, Andreasson A, Mayer E, Baines JF, Engstrand L, Portincasa P, Bellini M, Stanghellini V, Barbara G, Chang L, Camilleri M, Franke A, Naim HY, D'Amato M. Functional variants in the sucrase-isomaltase gene associate with increased risk of irritable bowel syndrome. Gut. 2018 Feb;67(2):263-270. doi: 10.1136/gutjnl-2016-312456. Epub 2016 Nov 21. PMID: 27872184; PMCID: PMC5563477.

Pendahuluan Intoleransi Makanan
Etiologi Intoleransi Makanan

Artikel Terkait

  • Membedakan Alergi Makanan dan Intoleransi Makanan
    Membedakan Alergi Makanan dan Intoleransi Makanan
Diskusi Terbaru
dr. Andi Marsali
Dibalas 10 jam yang lalu
Jakarta - Lowongan untuk Dokter Operasional Vaksin
Oleh: dr. Andi Marsali
2 Balasan
Alo Dokter, Selamat pagi sejawat,Terlampir info lowongan untuk dokter Umum sebagi operasional vaksin di Jakarta Timur
Anonymous
Dibalas 5 jam yang lalu
Apa diagnosis gatal kulit pada anak yang tepat?
Oleh: Anonymous
6 Balasan
Alo Dokter. Selamat siang dok, terdapat pasien usia 5 tahun keluhan gatal dan pada kulit sejak 2 minggu. Pasien sering makan sosis. Gatal bertambah saat...
Anonymous
Dibalas kemarin, 07:46
Tatalaksana yang tepat untuk kembung pada bayi usia 3 bulan
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter. Obat kembung pasa bayi usia 3 bulan apa yg aman dok? apakah cukup dengan pijat ILU dan gerakan mengayuh sepeda saja?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.