Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Sialolithiasis monika-natalia 2023-03-03T10:34:38+07:00 2023-03-03T10:34:38+07:00
Sialolithiasis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Epidemiologi
  • Etiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Sialolithiasis

Oleh :
drg. Muhammad Garry Syahrizal Hanafi
Share To Social Media:

Sialolithiasis, disebut juga Salivary Stones atau batu saliva, adalah kondisi sumbatan pada glandula salivarius akibat terbentuknya batu atau kalkuli, yang dapat menghalangi laju alir saliva. Kalkuli ini terbentuk dari kalsium fosfat dan hidroksiapatit, dan dapat menyebabkan nyeri dan bengkak pada area wajah.[1,2]

Patofisiologi sialolithiasis masih belum dipahami secara keseluruhan. Banyak ahli meyakini sialolithiasis berkaitan dengan stagnasi aliran saliva dan konsentrasi kalsium di dalam saliva.[3,4]

Sialolithiasis-min

Etiologi sialolithiasis dapat berupa kelainan pada metabolisme kalsium, dehidrasi, berkurangnya aliran saliva secara drastis, infeksi orofaringeal yang menyebabkan perubahan pH saliva, serta perubahan kelarutan kristaloid. Sialolithiasis juga bisa berkaitan dengan kondisi sistemik, seperti sindrom Sjorgen.[5,6]

Gejala yang dirasakan pasien dapat berupa nyeri dan bengkak pada rahang, baik hanya satu sisi (unilateral) atau kedua sisi (bilateral). Konfirmasi diagnosis dapat dilakukan dengan pencitraan. 80% batu saliva terlihat pada pemeriksaan rontgen. Selain itu, dapat juga dilakukan pemeriksaan penunjang sialogram dan ultrasound.[6-8]

Penanganan umumnya dilakukan dengan pemberian antibiotik dan agen antiinflamasi, dengan harapan batu keluar secara spontan melalui papila. Jika batu submandibular terletak dekat dengan Wharton papillae, pertimbangkan kebutuhan dilakukan sialodochoplasty dan pengangkatan batu.[1-3]

Referensi

1. Faklaris I, Bouropoulos N, Vainos NA. Sialolithiasis: Application parameters for an optimal laser therapy. J Biophotonics. 2020 Jul;13(7):e202000044. doi: 10.1002/jbio.202000044. Epub 2020 Apr 22. PMID: 32277604.
2. Avishai G, Ben-Zvi Y, Chaushu G, Rosenfeld E, Gillman L, Reiser V, Gilat H. The unique characteristics of sialolithiasis following drug-induced hyposalivation. Clin Oral Investig. 2021 Jul;25(7):4369-4376. doi: 10.1007/s00784-020-03750-2. Epub 2021 Jan 3. PMID: 33389134.
3. Kim DH, Kang JM, Kim SW, Kim SH, Jung JH, Hwang SH. Utility of Ultrasonography for Diagnosis of Salivary Gland Sialolithiasis: A Meta-Analysis. Laryngoscope. 2022 Sep;132(9):1785-1791. doi: 10.1002/lary.30020. Epub 2022 Jan 19. PMID: 35043982.
4. Bannikova KA, Bosykh YY, Gaitova VG, Sysolyatin PG, Sysolyatin SP. Indications for the Use of Sialoendoscopy in Sialolithiasis. Sovrem Tekhnologii Med. 2021;12(3):41-45. doi: 10.17691/stm2020.12.3.05. Epub 2020 Jun 28. PMID: 34795978; PMCID: PMC8596244.
5. Anggayanti NA, Sjamsudin E, Sylvyana M. Laporan kasus Etiopatogenesis dan terapi kasus multipel sialolithiasis kelenjar submandibula. Jurnal Kedokteran Gigi, 2021. doi: 10.24198/jkg.v32i2.23759.
6. Kao YH, Tseng CH, Yu CK, Wu JH. A case of sialolithiasis that mimicked temporomandibular joint disorder. J Formos Med Assoc. 2022 Oct;121(10):2135-2137. doi: 10.1016/j.jfma.2022.02.013. Epub 2022 Mar 1. PMID: 35246358.
7. Sánchez Barrueco A, López-Acevedo Cornejo MV, Alcalá Rueda I, López Andrés S, González Galán F, Díaz Tapia G, Mahillo Fernández I, Cenjor Español C, Aubá JMV. Sialolithiasis: mineralogical composition, crystalline structure, calculus site, and epidemiological features. Br J Oral Maxillofac Surg. 2022 Dec;60(10):1385-1390. doi: 10.1016/j.bjoms.2022.08.005. Epub 2022 Aug 23. PMID: 36109276.
8. Ferneini EM. Managing Sialolithiasis. J Oral Maxillofac Surg. 2021 Jul;79(7):1581-1582. doi: 10.1016/j.joms.2021.04.021. PMID: 34215413.

Patofisiologi Sialolithiasis
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 13 Desember 2023, 11:06
Benjolan di langit-langit mulut
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alodokter, saya memiliki pasien wanita dengan keluhan muncul benjolan putih seperti di gambar sudah 2 hari, awalnya kecil kemudian dirasakan membesar dan...
dr. Nurul Falah
Dibalas 19 Oktober 2021, 11:05
Penanganan sialolithiasis - Penyakit Mulut Ask The Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
1 Balasan
Alo drg. Rochman, Sp.PM, izin bertanya dokter.Bagaimana membedakan sialolithiasis dengan sialadenitis?Lalu bagaimana langkah penanganan dari...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.