Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Sialolithiasis monika-natalia 2023-03-03T10:42:23+07:00 2023-03-03T10:42:23+07:00
Sialolithiasis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Epidemiologi
  • Etiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Sialolithiasis

Oleh :
drg. Muhammad Garry Syahrizal Hanafi
Share To Social Media:

Penatalaksanaan sialolithiasis atau salivary stones umumnya dilakukan dengan tindakan suportif berupa pemberian antibiotik dan agen antiinflamasi. Batu diharapkan dapat keluar secara spontan melalui papila. Meski demikian, intervensi bedah perlu dipertimbangkan pada kondisi tertentu, misalnya jika batu menyebabkan obstruksi atau berukuran terlalu besar dan tidak mungkin keluar spontan.[1,3-6,8]

Terapi Suportif

Terapi non-invasif merupakan pendekatan yang diutamakan pada kasus sialolithiasis. Apabila memungkinkan, batu diharapkan dapat keluar secara spontan tanpa dilakukan tindakan bedah.

Meski demikian, ini bukan berarti pasien tidak diberikan terapi sama sekali. Beberapa bentuk terapi suportif yang dapat dilakukan meliputi hidrasi cairan pada pasien dengan sialolithiasis terkait dehidrasi, melakukan pijatan pada area duktus yang tersumbat, terapi Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL), dan pemberian obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS).

Antibiotik diindikasikan jika sialolithiasis melibatkan proses infeksi, seperti sialadenitis. Antibiotik yang dapat diberikan meliputi dicloxacillin atau cephalexin 500 mg 4 kali sehari selama 7-10 hari. Jika pada hari ke-5 pemberian tidak ada pembaikan klinis, maka dapat diberikan amoxicillin clavulanate 625 mg 3 kali sehari selama 7-10 hari. Alternatif lain adalah clindamycin 600-1200 mg/hari dibagi dalam 2-4 dosis.

Terapi non-invasif diindikasikan untuk kalkuli dengan ukuran kecil, dengan diameter berkisar antara 2-10 mm. Pada kasus ini, biasanya kalkuli akan keluar dengan sendiri saat pasien mengunyah buah sitrus seperti jeruk, lemon, dan jeruk Bali. Hal ini karena buah sitrus akan meningkatkan jumlah produksi saliva. Peningkatan jumlah saliva ini diharapkan akan membuat kalkuli terdorong keluar.[1,3-6,8]

Terapi Invasif Minimal

Terapi invasif minimal dapat dilakukan dengan sialoendoskopi. Sialoendoskopi merupakan terapi yang dianggap aman dan efektif untuk menghilangkan obstruksi pada duktus glandula salivarius.

Pada teknik ini, sebuah endoskopi kecil dimasukkan ke dalam glandula salivarius melalui duktus. Tindakan ini dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis dan menentukan intervensi paling tepat untuk menghilangkan kalkuli. Kemudian, setelah diketahui lokasi dan diameter, tentukan jenis teknik yang akan dilakukan.

Pilihan pendekatan pengangkatan batu antara lain:

  • The grasping technique: ambil batu dengan cara digenggam dengan instrumen dan keluarkan dari duktus

  • Menggunakan sebuah wire kecil
  • Fragmentasi mekanik: menghancurkan kalkuli dengan instrumen mekanik
  • Fragmentasi laser: menghancurkan kalkuli dengan laser[1,3-6,8]

Terapi Bedah

Tindakan bedah yang dapat dilakukan meliputi sialektomi, insisi, dan duktektomi. Sialektomi dilakukan dengan mengkanulasi saluran untuk mengangkat sialolith. Sementara itu, insisi dilakukan pada daerah dekat sialolithiasis untuk mengambil sialolith. Jika sialolithiasis terjadi rekuren, maka dapat dilakukan duktektomi untuk mengangkat duktus yang bermasalah tersebut.

Selain itu, tindakan bedah juga meliputi pengambilan glandula yang terinfeksi jika sialolithiasis dan sialadenitis yang terjadi sudah sangat parah. Namun, risiko komplikasi tindakan ini cukup signifikan, yakni cedera pada saraf wajah (9%), kerusakan saraf aurikular yang berat, dan Sindrom Frey.

Sialotomi ekstraoral juga dapat dilakukan tanpa disertai pengambilan. Meski demikian, efikasi dari tindakan ini masih belum didukung bukti ilmiah adekuat.[1,3-6,8]

Referensi

1. Faklaris I, Bouropoulos N, Vainos NA. Sialolithiasis: Application parameters for an optimal laser therapy. J Biophotonics. 2020 Jul;13(7):e202000044. doi: 10.1002/jbio.202000044. Epub 2020 Apr 22. PMID: 32277604.
3. Kim DH, Kang JM, Kim SW, Kim SH, Jung JH, Hwang SH. Utility of Ultrasonography for Diagnosis of Salivary Gland Sialolithiasis: A Meta-Analysis. Laryngoscope. 2022 Sep;132(9):1785-1791. doi: 10.1002/lary.30020. Epub 2022 Jan 19. PMID: 35043982.
4. Bannikova KA, Bosykh YY, Gaitova VG, Sysolyatin PG, Sysolyatin SP. Indications for the Use of Sialoendoscopy in Sialolithiasis. Sovrem Tekhnologii Med. 2021;12(3):41-45. doi: 10.17691/stm2020.12.3.05. Epub 2020 Jun 28. PMID: 34795978; PMCID: PMC8596244.
5. Anggayanti NA, Sjamsudin E, Sylvyana M. Laporan kasus Etiopatogenesis dan terapi kasus multipel sialolithiasis kelenjar submandibula. Jurnal Kedokteran Gigi, 2021. doi: 10.24198/jkg.v32i2.23759.
6. Kao YH, Tseng CH, Yu CK, Wu JH. A case of sialolithiasis that mimicked temporomandibular joint disorder. J Formos Med Assoc. 2022 Oct;121(10):2135-2137. doi: 10.1016/j.jfma.2022.02.013. Epub 2022 Mar 1. PMID: 35246358.
8. Ferneini EM. Managing Sialolithiasis. J Oral Maxillofac Surg. 2021 Jul;79(7):1581-1582. doi: 10.1016/j.joms.2021.04.021. PMID: 34215413.

Diagnosis Sialolithiasis
Prognosis Sialolithiasis
Diskusi Terbaru
dr. Kevyn Renaldy Wiratama Popang
Dibalas 30 menit yang lalu
Tatalaksana tangan kering dan sering gatal - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Kevyn Renaldy Wiratama Popang
1 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien remaja usia 15 tahun dengan keadaan di gambar, awalnya pasien tidak merasakan apa-apa ,namun sudah beberapa hari ini gatal...
Anonymous
Dibalas 1 jam yang lalu
Vaksinasi HB0 di atas 7 hari untuk pasien riw bblr
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Pasien bayi perempuan riw lahir prematur dan bblr. Bayi lahir saat usia gestasi 34-35 minggu. BBL 1560, riw perawatan nicu 2 minggu. Dari dsa...
dr.Anra Kusuma
Dibalas 5 jam yang lalu
Bagaimana pananganan gigitan ular pada pasien alergi SABU
Oleh: dr.Anra Kusuma
2 Balasan
Alo dokter, ijin bertanya bagaimana penanganan gigitan ular (Snake Bite) apabila pasien alergi terhadap anti bisa ular?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.