Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Sialolithiasis monika-natalia 2023-03-03T10:41:42+07:00 2023-03-03T10:41:42+07:00
Sialolithiasis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Epidemiologi
  • Etiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Sialolithiasis

Oleh :
drg. Muhammad Garry Syahrizal Hanafi
Share To Social Media:

Diagnosis sialolithiasis atau salivary stones perlu dicurigai pada pasien yang mengeluhkan nyeri dan bengkak pada wajah, terutama jika terdapat faktor risiko seperti sialadenitis atau dehidrasi. Konfirmasi diagnosis dilakukan dengan mengidentifikasi adanya batu pada kelenjar saliva menggunakan radiografi. Meski begitu, hingga 20% sialolithiasis tidak terlalu terkalsifikasi, sehingga bisa tidak tampak gambaran radioopak pada pemeriksaan radiografi.[1,4,8]

Anamnesis

Sialolithiasis bisa tidak menimbulkan gejala apapun. Pada kasus bergejala, pasien merasa ada pembengkakan dan ketidaknyamanan saat makan, lalu mereda setelahnya dengan sendirinya.

Pada beberapa pasien, bisa didapatkan keluhan keluar nanah (pus) pada area pembengkakan. Pasien juga bisa merasakan nyeri yang hilang timbul dan ada gumpalan keras pada salah satu atau beberapa lokasi duktus glandula salivarius mayor.

Pada kasus yang lebih jarang, sialolithiasis akan menimbulkan gejala seperti sakit tapi tidak bengkak, tidak sakit tapi bengkak, tidak sakit dan tidak bengkak, dan disertai dengan halitosis.[7,8]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan oleh dokter gigi meliputi pemeriksaan ekstraoral area kepala dan leher, serta pemeriksaan intraoral. Pemeriksaan ekstraoral contohnya adalah memeriksa apakah terdapat limfadenopati pada area kepala dan leher. Pastikan untuk melakukan palpasi pada area-area glandula saliva mayor, yang meliputi glandula parotis, glandula submandibularis, dan glandula sublingualis.[4,8]

Pemeriksaan Ekstraoral

Tanda-tanda vital pasien biasanya normal. Pasien mungkin saja mengalami peningkatan suhu jika sialolithiasis berkaitan dengan sialadenitis. Limfadenopati bisa teraba di area kepala dan leher.[2,8]

Pemeriksaan Intraoral

Pada pemeriksaan intraoral, akan terasa adanya benjolan keras pada area duktus yang mengalami sialolithiasis. Ukuran benjolan ini bervariasi. Kalkuli ini kadang akan terasa halus atau iregular. Pada kondisi obstruksi total, tidak akan ada saliva yang keluar dari duktus yang mengalami sialolithiasis.[1,8]

Pembengkakan juga tampak tidak melekat dengan struktur lainnya. Sementara itu, pada palpasi akan terasa padat dan lembut. Beberapa kasus juga akan terlihat nanah keluar dari area pembengkakan. Adanya nanah sering dikaitkan dengan sialadenitis akut akibat infeksi bakteri. Jika sudah terjadi sialadenitis, akan tampak eritema pada dasar mulut.[7,8]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding sialolithiasis mencakup sialadenitis, HIV, tumor glandula saliva, sarkoidosis, dan sindrom Sjogren.[3-5]

Sialadenitis

Sialadenitis bisa mengakibatkan sialolithiasis dan sebaliknya. Pada kondisi sialadenitis murni, akan tampak tanda peradangan pada kelenjar saliva yang terkena. Pada pemeriksaan fisik bisa didapatkan purulensi pada kelenjar saliva yang terpengaruh. Sialadenitis juga bisa terjadi bilateral.

Sementara itu, pada sialolithiasis 75% kasus bersifat unilateral dan paling banyak terjadi pada glandula submandibular. 80% kasus memberikan gambaran radiopak pada pemeriksaan radiografi dan tidak terdapat purulensi.[3-5]

HIV

Pasien HIV bisa mengalami gejala bengkak pada wajah yang serupa dengan pasien sialolithiasis. Meski demikian, pada infeksi HIV pasien biasanya akan mengalami pembengkakan bilateral dengan glandula parotis menjadi yang paling sering terinfeksi. Pasien HIV juga akan memiliki manifestasi imunodefisiensi lain di rongga mulut, seperti sarkoma Kaposi.[3-5]

Tumor Glandula Saliva

Pasien dengan tumor glandula saliva juga bisa mengeluhkan pembesaran dan nyeri pada wajah yang serupa dengan sialolithiasis. Meski demikian, pada tumor glandula saliva kelenjar yang paling banyak terkena adalah parotis, dan biasanya tumor glandula saliva ditemukan pada pasien usia lanjut.[3-5]

Sarkoidosis

Sarkoidosis bisa terjadi pada kelenjar saliva dan memberi gejala yang mirip dengan sialolithiasis. Meski begitu, onset sarkoidosis adalah gradual, tanpa disertai rasa sakit, terjadi bilateral pada glandula parotis, dan biasanya disertai dengan kondisi sistemik di organ lain.[3-5]

Sindrom Sjogren

Pasien dengan sindrom Sjogren bisa mengalami keluhan pada kelenjar ludah yang mirip dengan sialolithiasis. Hal yang membedakan adalah sindrom Sjogren biasanya disertai dengan kondisi mata dan mulut yang kering. Meski begitu, perlu diketahui bahwa sialolithiasis bisa menjadi sebuah manifestasi dari sindrom Sjogren.[3-5]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang paling sering dilakukan untuk menegakkan diagnosis sialolithiasis adalah pemeriksaan radiografi, seperti rontgen panoramik.[3,7]

Rontgen

Pada pemeriksaan radiografi ini, akan tampak gambaran batu radioopak. Sebanyak 43-60% dari kalkuli pada duktus parotis dapat terlihat dengan pemeriksaan radiografi. Sementara itu, sebanyak 80-95% dari kalkuli pada duktus submandibularis dapat terlihat juga oleh pemeriksaan radiografi.[3,7]

CT Scan Kepala dan Leher

Selain itu, pemeriksaan penunjang yang dapat dipertimbangkan penggunaannya adalah CT scan kepala dan leher. Pada pemeriksaan CT scan, sialolithiasis akan tampak sebagai hiperdensitas dari glandula dan tampak pembesaran glandula jika terjadi obstruksi akut. Pada sialolithiasis kronis, atrofi lemak dan pengurangan volume parenkim kelenjar ludah juga akan terlihat.[3,7]

Sialografi

Sialografi konvensional kadang dapat bermanfaat mengevaluasi sialolithiasis. Meski demikian, sialografi kini sudah digantikan dengan pemeriksaan CT scan dan ultrasound. Sialografi dikontraindikasikan pada kasus infeksi aktif glandula yang terlibat.[3,7]

Referensi

1. Faklaris I, Bouropoulos N, Vainos NA. Sialolithiasis: Application parameters for an optimal laser therapy. J Biophotonics. 2020 Jul;13(7):e202000044. doi: 10.1002/jbio.202000044. Epub 2020 Apr 22. PMID: 32277604.
2. Avishai G, Ben-Zvi Y, Chaushu G, Rosenfeld E, Gillman L, Reiser V, Gilat H. The unique characteristics of sialolithiasis following drug-induced hyposalivation. Clin Oral Investig. 2021 Jul;25(7):4369-4376. doi: 10.1007/s00784-020-03750-2. Epub 2021 Jan 3. PMID: 33389134.
3. Kim DH, Kang JM, Kim SW, Kim SH, Jung JH, Hwang SH. Utility of Ultrasonography for Diagnosis of Salivary Gland Sialolithiasis: A Meta-Analysis. Laryngoscope. 2022 Sep;132(9):1785-1791. doi: 10.1002/lary.30020. Epub 2022 Jan 19. PMID: 35043982.
4. Bannikova KA, Bosykh YY, Gaitova VG, Sysolyatin PG, Sysolyatin SP. Indications for the Use of Sialoendoscopy in Sialolithiasis. Sovrem Tekhnologii Med. 2021;12(3):41-45. doi: 10.17691/stm2020.12.3.05. Epub 2020 Jun 28. PMID: 34795978; PMCID: PMC8596244.
5. Anggayanti NA, Sjamsudin E, Sylvyana M. Laporan kasus Etiopatogenesis dan terapi kasus multipel sialolithiasis kelenjar submandibula. Jurnal Kedokteran Gigi, 2021. doi: 10.24198/jkg.v32i2.23759.
6. Kao YH, Tseng CH, Yu CK, Wu JH. A case of sialolithiasis that mimicked temporomandibular joint disorder. J Formos Med Assoc. 2022 Oct;121(10):2135-2137. doi: 10.1016/j.jfma.2022.02.013. Epub 2022 Mar 1. PMID: 35246358.
7. Sánchez Barrueco A, López-Acevedo Cornejo MV, Alcalá Rueda I, López Andrés S, González Galán F, Díaz Tapia G, Mahillo Fernández I, Cenjor Español C, Aubá JMV. Sialolithiasis: mineralogical composition, crystalline structure, calculus site, and epidemiological features. Br J Oral Maxillofac Surg. 2022 Dec;60(10):1385-1390. doi: 10.1016/j.bjoms.2022.08.005. Epub 2022 Aug 23. PMID: 36109276.
8. Ferneini EM. Managing Sialolithiasis. J Oral Maxillofac Surg. 2021 Jul;79(7):1581-1582. doi: 10.1016/j.joms.2021.04.021. PMID: 34215413.

Etiologi Sialolithiasis
Penatalaksanaan Sialolithiasis
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 13 Desember 2023, 11:06
Benjolan di langit-langit mulut
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alodokter, saya memiliki pasien wanita dengan keluhan muncul benjolan putih seperti di gambar sudah 2 hari, awalnya kecil kemudian dirasakan membesar dan...
dr. Nurul Falah
Dibalas 19 Oktober 2021, 11:05
Penanganan sialolithiasis - Penyakit Mulut Ask The Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
1 Balasan
Alo drg. Rochman, Sp.PM, izin bertanya dokter.Bagaimana membedakan sialolithiasis dengan sialadenitis?Lalu bagaimana langkah penanganan dari...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.