Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Glukosuria general_alomedika 2022-05-13T14:15:05+07:00 2022-05-13T14:15:05+07:00
Glukosuria
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Glukosuria

Oleh :
dr.Eva Naomi Oretla
Share To Social Media:

Diagnosis glukosuria ditegakkan melalui pemeriksaan kadar glukosa urine melalui urinalisis, pemeriksaan reduksi urine, ataupun glukosa kuantitatif urine. Tujuan utama dari diagnosis glukosuria adalah untuk mencari penyebab yang mendasari terdapatnya glukosa dalam urine serta komplikasi potensial lainnya.[2,5,8]

Glukosuria dapat bersifat simptomatik maupun asimptomatik. Kondisi glukosuria sering dikorelasikan dengan gangguan metabolik maupun adanya gangguan pada renal khususnya pada tubulus proksimal. Kedua gangguan tersebut perlu dipertimbangkan pada setiap kasus dengan glukosuria.[2-7]

Anamnesis

Anamnesis yang rinci dapat memberikan informasi penting mengenai etiologi dan faktor risiko glukosuria serta membantu menegakkan diagnosis. Pasien glukosuria dapat simptomatik maupun asimptomatik. Kondisi glukosuria asimptomatik fisiologis dapat dijumpai pada kondisi kehamilan dan pada kondisi yang berhubungan dengan konsumsi karbohidrat monosakarida yang berlebihan. Kondisi glukosuria asimptomatik yang patologis dapat dijumpai pada renal glukosuria primer.[2-8,18]

Beberapa pasien dapat mengeluhkan gejala klasik diabetes mellitus, atau datang dengan keluhan demam, maupun gejala tipikal infeksi saluran kemih. Pasien dengan kondisi glukosuria juga dapat datang dengan keluhan fatigue. Manifestasi klinis pada pasien glukosuria sangat bervariasi tergantung pada penyakit yang mendasari, oleh karena itu perlu ditanyakan riwayat penyakit dahulu pasien yang dapat berpotensi menimbulkan kondisi glukosuria.[2,4,8,13,15]

Gejala yang Berkaitan dengan Keadaan Glukosuria

Pada anamnesis untuk menegakkan diagnosis glukosuria, berikut beberapa kelugan yang perlu ditanyakan:

  • Gejala klasik diabetes mellitus: rasa haus yang dirasakan secara terus menerus (polidipsia), rasa lapar yang berlebihan (polifagia), dan frekuensi berkemih yang meningkat diikuti dengan produksi urine yang berlebihan (poliuria)
  • Gejala tipikal infeksi saluran kemih: nyeri saat berkemih (disuria), frekuensi berkemih yang sering, sulit memulai berkemih (hesitancy), dan hematuria
  • Kondisi umum dan sistemik: demam, malaise, mual, muntah, kelelahan, dan penurunan berat badan.
  • Dehidrasi: rasa haus, urine yang berwarna kuning gelap, mulut kering dan lengket, serta kram pada otot[4,6,8,13,15]

Riwayat Penyakit

Pada saat anamnesis, dokter perlu menanyakan riwayat penyakit pasien yang terkait dengan kondisi glukosuria, seperti:

  • Riwayat kelainan pada fungsi tubulus: aminoasiduria, asidosis tubular ginjal, sindrom Bartter, rakitis yang resisten vitamin D, dan diabetes insipidus nefrogenik

  • Riwayat penyakit inflamasi dan infeksi pada renal maupun sistem urinaria: pyelonephritis, nefritis interstisial, dan infeksi saluran kemih
  • Riwayat penyakit metabolik: diabetes mellitus tipe II, defek metabolik pada metabolisme gula dan karbohidrat
  • Riwayat penyakit herediter dan kelainan genetik seperti sindrom Fanconi, penyakit Wilson, dan renal glukosuria
  • Riwayat penyakit autoimun seperti diabetes mellitus tipe I
  • Riwayat penggunaan obat-obatan yang dikonsumsi secara rutin terutama yang dapat menginduksi glukosuria seperti obat SGLT-2 inhibitor empagliflozin ataupun glukokortikoid dexamethasone[1,2,4,8,11-13,25,27]

Kehamilan

Peningkatan glukosa plasma selama masa kehamilan dapat menyebabkan terjadinya glukosuria. Sekitar 10% wanita hamil pada trimester satu mengalami glukosuria yang terkait dengan peningkatan risiko terjadinya diabetes gestasional. Manifestasi klinis dari pasien dengan diabetes gestasional tidak spesifik dan bersifat asimptomatik, oleh karena itu perlu dilakukan skrining diabetes gestasional pada usia kehamilan 24-28 minggu. Diagnosis diabetes gestasional dapat ditegakkan jika didapatkan peningkatan kadar gula darah puasa dan 2 jam post prandial.[5,18]

Pemeriksaan Fisik

Tidak terdapat temuan pemeriksaan fisik yang spesifik pada kondisi glukosuria. Oleh karena itu, pemeriksaan fisik glukosuria harus dilakukan secara menyeluruh pada semua tinjauan sistem. Pemeriksaan kondisi umum dan tanda-tanda vital juga harus tetap dilakukan.

Pemeriksaan Oftamologi

Dapat ditemukan adanya katarak dan penurunan visus. Cincin kuning kecoklatan yang terjadi pada sklero-kornea yang dikenal dengan cincin Kayser-Fleischer juga dapat ditemukan pada kondisi glukosuria. Temuan mata yang cekung pada pasien glukosuria umumnya terkait dengan kondisi dehidrasi.[5,8]

Pemeriksaan Toraks dan Abdomen

Pada pemeriksaan toraks, dapat ditemukan adanya kelainan pada pola respirasi pasien seperti tanda pola respirasi Kussmaul, terutama pada pasien dengan riwayat penyakit diabetes mellitus dengan ketoasidosis diabetik atau asidosis metabolik.[4,6,8]

Pada pemeriksaan abdomen, dapat ditemukan nyeri tekan dan nyeri ketuk pada regio suprapubik dan nyeri ketuk pada regio costovertebral angle (CVA) yang terkait dengan adanya infeksi dan inflamasi pada renal maupun sistem urinaria.[8,13,15-17,21]

Pemeriksaan Ekstremitas

Pada pemeriksaan ekstremitas inferior, dapat dijumpai adanya ulkus diabetikum yang merupakan tanda infeksi pada ekstremitas inferior pasien dengan diabetes mellitus. Dapat dijumpai juga pulsasi yang lemah atau tidak teraba pada ekstremitas disebabkan karena mikrovaskularisasi yang buruk.[4,6,8]

Pemeriksaan Neurologi

Dapat ditemukan adanya tanda-tanda neuropati sensorik perifer pada pasien, seperti penurunan kemampuan sensori pasien terhadap suhu dan sentuhan serta penurunan refleks tendon.[4,6,8]

Pemeriksaan Integumen dan Selaput Mukosa

Dapat ditemukan penurunan turgor kulit pada pasien glukosuria dengan kondisi dehidrasi sedang berat. Pemeriksaan mukosa mulut dan lidah pada pasien glukosuria tampak kering.[4,8]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding glukosuria sangat luas meliputi penyakit metabolik dan gangguan pada fungsi renal yang dapat menyebabkan terdapatnya glukosa pada urin. Beberapa penyakit yang perlu dipertimbangkan adalah renal glukosuria, sindrom Fanconi, dan nephropathic cystinosis.[8,27,30]

Renal Glukosuria

Renal glukosuria merupakan suatu kondisi adanya ekskresi glukosa dalam urine dalam jumlah yang dapat dideteksi pada konsentrasi glukosa darah normal tanpa disertai disfungsi tubulus proksimal renal. Penyebab utama renal glukosuria adalah penurunan reabsorpsi glukosa di tubulus renal. Diagnosis renal glukosuria dapat ditegakkan melalui pemeriksaan urine kolektif, dengan mengukur jumlah glukosa yang diekskresikan dalam koleksi urine 24 jam.[1,5,8]

Sindrom Fanconi

Sindrom Fanconi merupakan kumpulan gejala gangguan metabolik yang disebabkan oleh adanya disfungsi pada fungsi tubulus ginjal dalam mereabsorpsi zat-zat yang tidak seharusnya dikeluarkan oleh renal melalui urine. Sindrom Fanconi dapat disebabkan oleh kelainan genetik yang bersifat herediter maupun didapat (acquired).

Pada pemeriksaan urinalisis, dapat dijumpai adanya glukosuria, aminoasiduria, dan urikosuria. Pemeriksaan laboratorium darah pada sindrom Fanconi menunjukkan hipofosfatemia dan hipourisemia.[16,27]

Nephropathic Cystinosis

Nephropathic cystinosis merupakan kelainan resesif autosomal yang disebabkan oleh gangguan transportasi asam amino (sistin) yang keluar dari lisosom. Sistin yang tidak dapat disimpan akan sulit larut dan mengkristal di dalam lisosom pada semua jenis sel, dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan organ.

Pasien dengan nephropathic cystinosis memiliki gejala demam yang berulang, penurunan nafsu makan, intoleransi terhadap panas, mual, muntah, serta  konstipasi. Pasien juga dapat mengalami gejala klasik diabetes mellitus seperti poliuria dan polidipsia. Dehidrasi dan kondisi asidosis metabolik dapat dijumpai pada nephropathic cystinosis.

Pemeriksaan laboratorium darah pada pasien nephropathic cystinosis menunjukkan adanya asidosis metabolik dan ketidakseimbangan elektrolit. Pemeriksaan urinalisis dapat menunjukkan osmolalitas yang rendah, glikosuria, dan proteinuria tubular, termasuk generalized amino aciduria.[30]

Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis glukosuria dapat ditegakkan melalui pemeriksaan urinalisis dengan analisis kimiawi. Selain itu, perlu juga dilakukan pemeriksaan urinalisis lengkap dan pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosis penyakit yang mendasari terjadinya glukosuria.[3,6,17,26]

Pemeriksaan Urinalisis

Pemeriksaan urinalisis glukosa kuantitatif dengan sampel urine segar acak (random fresh urine) bertujuan untuk mengukur jumlah glukosa dalam urin. Kondisi glukosuria dapat ditegakkan apabila pada pemeriksaan ditemukan kadar glukosa di atas 25 mg/dl pada urine segar acak.

Pemeriksaan urinalisis dengan analisis visual pada kondisi glukosuria dapat menunjukkan warna urine yang bervariasi mulai dari bening hingga kuning gelap. Warna urine yang gelap pada pemeriksaan urinalisis umumnya berhubungan dengan kondisi glukosuria yang disertai dehidrasi.[3,31]

Pemeriksaan urinalisis dengan analisis kimiawi pada kondisi glukosuria perlu dipertimbangkan untuk mengetahui kandungan zat lain selain glukosa yang terdapat dalam urine. Kandungan zat lain yang dapat ditemukan meliputi protein, keton, dan asam urat.[3,8,31]

Pemeriksaan urinalisis dengan analisis mikroskopik juga diperlukan untuk mengetahui underlying disease dari glukosuria. Pada pemeriksaan urinalisis dengan analisis mikroskopik dapat dijumpai adanya sel hialin, yang mengindikasikankecurigaan terhadap nefropati pada diabetes mellitus. Temuan adanya sel eritrosit, leukosit, maupun sel epitel pada kondisi glukosuria dapat dikaitkan dengan kondisi inflamasi maupun infeksi pada renal seperti pyelonephritis, nefritis interstitial akut, dan nekrosis tubular.[17,21,25,26,31]

Pemeriksaan Reduksi Urine

Pemeriksaan reduksi urine dilakukan untuk mendeteksi keberadaan glukosa dalam urine dengan menggunakan reagen (Benedict, Fehling, dan Nylander). Pemeriksaan reduksi negatif  ditandai dengan tidak terdapatnya perubahan warna pada urine yang telah dicampur dengan reagen yang menandakan tidak terdapatnya glukosa pada urine.[31,32]

Hasil positif pada pemeriksaan reduksi urine dapat terjadi terkait dengan penggunaan obat kortikosteroid dan thiazide yang disertai dengan peningkatan kadar glukosa plasma, serta penggunaan obat SGLT-2 inhibitor.

Konsumsi vitamin C dosis tinggi juga berpengaruh secara signifikan terhadap kadar glukosa urine pada pemeriksaan reduksi urine.[22-24,32-33]

Tabel 1. Interpretasi Hasil Pemeriksaan Reduksi Urine

Hasil Interpretasi
Negatif Cairan tetap berwarna biru jernih, dapat berwarna hijau sedikit keruh
1+ Hijau kekuningan (glukosa 0,5-1,0 gr%)
2+ Kuning kehijauan (glukosa 1,0-1,5 gr%)
3+ Kuning (glukosa 1,5-2,5 gr%)
4+ Jingga/merah (glukosa 2,5-4,0 gr%)

Sumber: dr. Eva Naomi, 2022.[32]

Pemeriksaan Laboratorium Lain

Pemeriksaan laboratorium lain yang mungkin diperlukan pada kondisi glukosuria meliputi pemeriksaan gula darah puasa, gula darah post prandial, glukosa sewaktu, kadar serum elektrolit, analisis gas darah, fungsi renal, dan asam urat. Pemeriksaan laboratorium tersebut bertujuan untuk menentukan etiologi dari glukosuria serta meminimalisasi komplikasi yang dapat terjadi.[3,8]

Referensi

1. Gu X, Chen M, et al. Acquired renal glucosuria in an undifferentiated connective tissue disease patient with a SLC5A2 heterozygous mutation. Medicine. 2018;97:50(e13664) DOI: http://dx.doi.org/10.1097/MD.0000000000013664
2. Lewis CM, Dass B. Glucosuria Is Not Always Due to Diabetes. Fed Pract. 2021;38(2):92-95 Doi:10.12788/fp.0091
3. Liman MNP, Jialal I. Physiology, Glycosuria. 2021 Mar 24. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan–. PMID: 32491373.
4. Inoue K, Tsurutani Y, et al. Latent Autoimmune Diabetes in Adults Complicated by Persistent Isolated Glucosuria in the Absence of Hyperglycemia. Case Reports in Clinical Medicine. 2017;6:133-136 DOI: 10.4236/crcm.2017.65012
5. Hechanova L A. Renal Glucosuria. MSD Manual. 2020. https://www.msdmanuals.com/professional/genitourinary-disorders/renal-transport-abnormalities/renal-glucosuria
6. Erdogan A, Bozkurt A, et al. Can we contribute to the diagnosis of diabetes and regulation of blood glucose by increasing the urologists awareness of glucosuria?. Urologia Journal. 2020;00(0):1-5 DOI: 10.1177/0391560320919593
7. Lee T, Yang W S. Non-diabetic glycosuria as a diagnostic clue for acute tubulointerstitial nephritis in patients with azotemia. Renal Failure. 2020;42(1):1015-1021 DOI: 10.1080/0886022X.2020.1824923
8. Bhimma R. Renal Glucosuria. Medscape. 2018. https://emedicine.medscape.com/article/983678-overview
11. Szablewski L. Distribution of glucose transporters in renal diseases. Journal of Biomedical Science. 2017;24(64):1-12 DOI 10.1186/s12929-017-0371-7
12. Ottosson-Laakso E, Tuomi T, et al. Influence of Familial Renal Glycosuria Due to Mutations in the SLC5A2 Gene on Changes in Glucose Tolerance over Time. PLoS ONE. 2016;11(1):e0146114 DOI:10.1371/journal.pone.0146114
13. Neumann K, Tiegs G. Immune regulation in renal inflammation. Cell and Tissue Research. 2021;385:305–322 DOI: https://doi.org/10.1007/s00441-020-03351-1
14. Brennan D. What is Glycosuria? WebMD. 2021. Available from: https://www.webmd.com/diabetes/what-is-glycosuria
15. Berdichevskyу B.A., Berdichevskyу V.B.Non-Diabetic Glucosuria As One of the Possible Factors of Formation of Chronic Kidney Disease. GJUN. 2020;3(21):1-4
16. Keefe P, Bokhari SRA. Fanconi Syndrome. [Updated 2021 Dec 12]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534872/
17. Tuntun M, Aminah S. Hubungan Hasil Dipstik Urin (Leukosit Esterase, Nitrit dan Glukosuria) dengan Kejadian ISK pada Pegawai. Jurnal Kesehatan. 2021;12(3):465-471
18. Lapolla A, Metzger BE. Gestational Diabetes A Decade after the HAPO Study Front Diabetes. Basel Karger. 2020;28:1–10 DOI: 10.1159/000480161
19. Bartolo C, Hall V, et al. Bittersweet: infective complications of drug-induced glycosuria in patients with diabetes mellitus on SGLT2-inhibitors: two case reports. BMC Infectious Diseases. 2021;21(284):1-4 DOI: https://doi.org/10.1186/s12879-021-05982-3
20. Lupsa B C, Inzucchi S E. Use of SGLT2 inhibitors in type 2 diabetes: weighing the risks and benefits. Diabetologia.2018;61:2118–2125 DOI:https://doi.org/10.1007/s00125-018-4663-6
21. Nishio Y. Drug Induced Tubulo-interstitial Nephritis, New Insight for Diagnosis. Sysmex Journal International. 2021;31(1):1-6
22. Fathi A, et al. SGLT2‑inhibitors; more than just glycosuria and diuresis. Heart Failure Reviews. 2021;26:623–642 DOI:https://doi.org/10.1007/s10741-020-10038-w
23. Aberer F, Hochfellner D.A, et al. Practical Guide for the Management of Steroid Induced Hyperglycaemia in the Hospital. J. Clin. Med. 2021;10(2154):1-15 DOI: https://doi.org/10.3390/jcm10102154
24. Feng D, Lin J, et al. Can we reduce the interference of vitamin C and PH in urinalysis?. Food Sci Technol Campinas. 2022;42:e37321 DOI: https://doi.org/10.1590/fst.37321
25. Ormonde C, Gaspar A, et al. Glycosuria in primary glomerulopathies: prevalence and prognostic significance. Braz. J. Nephrol. 2021;0:1-6 DOI: https://doi.org/10.1590/2175-8239-JBN-2021-011
26. Kim MS, Lee DY. Urinary Glucose Screening for Early Detection of Asymptomatic Type 2 Diabetes in Jeonbuk Province Korean Schoolchildren. J Korean Med Sci. 2017;32:985-991 DOI: https://doi.org/10.3346/ jkms.2017.32.6.985
27. Shaykh - Fathallah S. Fanconi Syndrome. Medscape. 2018. https://emedicine.medscape.com/article/981774-overview#a6
28. Putri M D M T, et al. Gambaran Kondisi Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus di RSD dr.Soebandi Jember Tahun 2013-2017. e-Jurnal Pustaka Kesehatan. 2018;6(1):46-52
29. Iseki K, Konta T, et al. Glucosuria and all-cause mortality among general screening participants. Clinical and Experimental Nephrology.2018;22:850–859 DOI: https://doi.org/10.1007/s10157-017-1528-0
30. Elenberg E. Cystinosis. Medscape. 2018. https://emedicine.medscape.com/article/981650-overview
31. Queremel Milani DA, Jialal I. Urinalysis. [Updated 2021 May 9]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557685/
32. Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Keterampilan Pemeriksaan Glukosa Urin. Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. 2018. https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2018/03/PEMERIKSAAN-GLUKOSA-URIN.pdf

Epidemiologi Glukosuria
Penatalaksanaan Glukosuria

Artikel Terkait

  • Metformin vs Sulfonilurea pada DM Tipe 2 dengan Penyakit Ginjal Kronis
    Metformin vs Sulfonilurea pada DM Tipe 2 dengan Penyakit Ginjal Kronis
  • Pengaruh Diabetes Mellitus Terhadap Prognosis Tuberkulosis
    Pengaruh Diabetes Mellitus Terhadap Prognosis Tuberkulosis
  • Peran Nutrisi pada Penyembuhan Luka Ulkus Diabetik
    Peran Nutrisi pada Penyembuhan Luka Ulkus Diabetik
  • Indeks Glikemik dan Beban Glikemik
    Indeks Glikemik dan Beban Glikemik
  • Terapi Pilihan pada Nyeri Neuropati Diabetik
    Terapi Pilihan pada Nyeri Neuropati Diabetik

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 09 Maret 2025, 00:14
Terapi diabetes pada ibu hamil dengan HbA1c normal
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Ibu hamil dengan diabetes, jika hba1c normal, apakah masih perlu terapi farmakologis?
Anonymous
Dibalas 14 Maret 2025, 16:51
Pemberian metformin untuk ibu hamil
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter! Saya menemukan pasien g3 dengan uk 28-29minggu dengan riwayat diabetes dan minum oad kombinasi metformin-glimepiride 2. Apakah bisa diganti...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 20 Februari 2025, 16:41
Kiat Praktis Menyusun Rencana Diet untuk Berat Badan Ideal 🍎🥗
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
2 Balasan
ALO Dokter!Menurunkan atau menambah berat badan bukan hanya soal mengurangi atau menambah porsi makan. Penyusunan rencana diet yang tepat harus dilakukan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.