Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Glukosuria general_alomedika 2022-05-13T14:07:43+07:00 2022-05-13T14:07:43+07:00
Glukosuria
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Glukosuria

Oleh :
dr.Eva Naomi Oretla
Share To Social Media:

Etiologi glukosuria  sangat beragam, mulai dari gangguan genetik berupa mutasi pada gen SGLT-2, diabetes mellitus yang merupakan penyakit metabolik, kondisi inflamasi pada nefron dan tubulus, maupun penggunaan obat-obatan seperti empagliflozin. Secara garis besar, glukosuria dapat terjadi karena 2 penyebab utama yaitu  ketidakmampuan ginjal untuk melakukan reabsorpsi glukosa dan adanya konsentrasi glukosa plasma yang tinggi. Pada pasien dengan fungsi ginjal normal, glukosuria yang signifikan biasanya tidak terjadi hingga konsentrasi glukosa plasma melebihi 180 mg/dL (10 mmol/L).[1,5,12,13]

Gangguan Genetik

Mutasi pada gen sodium-glucose cotransporter 2 gene (SGLT-2) dapat menyebabkan defek pada SGLT-2 yang terdapat di sepanjang tubulus proksimal. Defek pada SGLT-2 yang merupakan transporter natrium/glukosa akan menyebabkan penurunan pada reabsorpsi glukosa, sehingga glukosa akan diekskresikan lebih banyak ke dalam urine.[5,8,11,12]

Sindrom Fanconi merupakan kelainan genetik (herediter) yang menyebabkan kerusakan tubulus sehingga menimbulkan glukosuria melalui mekanisme malabsorbsi berbagai zat terlarut, termasuk glukosa.[5,8,16]

Gangguan Metabolik

Gangguan metabolik yang merupakan kelainan dalam proses metabolisme khususnya karbohidrat seperti diabetes mellitus tipe II dapat menyebabkan kondisi glukosuria. Pada diabetes mellitus tipe II, tubuh menjadi resisten terhadap insulin sehingga menyebabkan gangguan pada metabolisme glukosa yang menimbulkan peningkatan glukosa plasma.[2,5-8]

Peningkatan kadar glukosa plasma pada penyakit diabetes mellitus menyebabkan peningkatan filtrasi dan penurunan reabsorpsi glukosa karena telah tercapainya transport maksimum glukosa, sehingga glukosa diekskresikan ke dalam urine.[2,3,5-8]

Penyakit Autoimun

Penyakit autoimun seperti diabetes mellitus tipe I dapat menyebabkan kondisi glukosuria. Kerusakan sel-sel β pankreas akibat mekanisme autoimun menyebabkan penurunan sekresi insulin yang menimbulkan gangguan pada metabolisme glukosa di dalam tubuh sehingga terjadi peningkatan kadar glukosa plasma. Peningkatan kadar glukosa plasma yang melebihi kemampuan reabsorpsi tubulus proksimal menyebabkan terjadinya glukosuria.[4,5,8,13]

Kondisi Inflamasi dan Infeksi

Kondisi inflamasi yang terjadi pada tubulus proksimal dan interstitium renal dapat menyebabkan blokade tubulus oleh sel infiltrat dan sel radang lainnya, sehingga terjadi gangguan pada filtrasi glomerulus dan fungsi transport, serta terjadi penurunan reabsorpsi air dan zat terlarut seperti glukosa.[1,7,13]

Infeksi sistemik atau infeksi pada renal seperti pyelonephritis akut, dapat menyebabkan nefritis interstisial akut yang dapat menimbulkan glukosuria. Penyakit tubulointerstisial akut maupun kronik serta sindrom Fanconi non herediter (acquired) juga dapat menyebabkan glukosuria.[5,8,13]

Infeksi pada sistem urinaria dapat menimbulkan kondisi glukosuria. Sebuah penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional yang dilakukan pada pasien dengan infeksi saluran kemih, melaporkan sebanyak 7,61% dari pasien mengalami glukosuria melalui uji dipstick.[5,17]

Kehamilan

Sekitar 16,8% wanita hamil mengalami peningkatan glukosa plasma (di atas normal > 200 mg/dl) yang dapat menyebabkan glukosuria. Selama masa kehamilan, terjadi peningkatan kebutuhan energi utama seperti glukosa pada tubuh. Penurunan sensitivitas insulin juga terjadi pada masa kehamilan yang dipengaruhi oleh hormon kehamilan dan unit fetoplacenta yang menyebabkan peningkatan glukosa plasma dan penurunan reabsorpsi glukosa di tubulus renal.[5,18]

Kelahiran Prematur

Reabsorpsi glukosa bergantung pada usia individu. Pada bayi prematur, glukosuria sering terjadi karena nefron belum cukup matang untuk melakukan filtrasi glukosa yang seringkali lebih tinggi dibandingkan kemampuan nefron.[8,18]

Glukosuria yang Diinduksi oleh Obat-obatan

Sodium-glucose cotransporter 2 (SGLT-2) inhibitor merupakan agen hipoglikemik oral yang baru. SGLT-2 inhibitor, seperti empagliflozin, dapat menyebabkan glukosuria yang signifikan melalui mekanisme kerja obat dengan menghambat pengambilan kembali (re-uptake) natrium dan glukosa yang telah difiltrasi oleh glomerulus di tubulus kontortus proksimal. Penghambatan re-uptake glukosa oleh SGLT-2 inhibitor bertujuan untuk stabilisasi kadar glukosa plasma.[5,19,20,22]

Penggunaan obat glukokortikoid, seperti dexamethasone, yang lama dalam dosis yang besar dapat menyebabkan glukosuria secara tidak langsung melalui intoleransi glukosa yang merupakan efek samping dari glukokortikoid. Golongan obat lainnya yang dapat menyebabkan glukosuria melalui nefritis interstisial akut adalah obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti diklofenak dan antibiotik seperti rifampicin.[5,21,23]

Faktor Risiko

Individu tertentu memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami glukosuria, antara lain:

  • Pasien sindrom Fanconi
  • Pasien gangguan metabolik seperti diabetes mellitus tipe II
  • Pasien dengan gangguan autoimun seperti diabetes mellitus tipe I
  • Keadaan inflamasi dan infeksi pada renal serta infeksi saluran kemih
  • Paparan logam (timbal, kadmium) yang dapat menyebabkan kerusakan pada tubulus proksimal
  • Kehamilan
  • Bayi dengan riwayat kelahiran prematur
  • Konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, terutama monosakarida secara berlebihan[3,5,8,16,18]

Selain itu, penggunaan obat-obatan juga dapat menginduksi glukosuria. Obat ini antara lain golongan SGLT-2 inhibitor seperti empagliflozin, glukokortikoid seperti dexamethasone, OAINS seperti diklofenak, serta antibiotik seperti rifampicin.

Perlu diperhatikan bahwa konsumsi vitamin C dosis tinggi (>1.000 mg/hari) dapat menyebabkan hasil positif palsu pada pemeriksaan glukosa urin.[19-24]

Referensi

1. Gu X, Chen M, et al. Acquired renal glucosuria in an undifferentiated connective tissue disease patient with a SLC5A2 heterozygous mutation. Medicine. 2018;97:50(e13664) DOI: http://dx.doi.org/10.1097/MD.0000000000013664
2. Lewis CM, Dass B. Glucosuria Is Not Always Due to Diabetes. Fed Pract. 2021;38(2):92-95 Doi:10.12788/fp.0091
3. Liman MNP, Jialal I. Physiology, Glycosuria. 2021 Mar 24. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan–. PMID: 32491373.
4. Inoue K, Tsurutani Y, et al. Latent Autoimmune Diabetes in Adults Complicated by Persistent Isolated Glucosuria in the Absence of Hyperglycemia. Case Reports in Clinical Medicine. 2017;6:133-136 DOI: 10.4236/crcm.2017.65012
5. Hechanova L A. Renal Glucosuria. MSD Manual. 2020. https://www.msdmanuals.com/professional/genitourinary-disorders/renal-transport-abnormalities/renal-glucosuria
7. Lee T, Yang W S. Non-diabetic glycosuria as a diagnostic clue for acute tubulointerstitial nephritis in patients with azotemia. Renal Failure. 2020;42(1):1015-1021 DOI: 10.1080/0886022X.2020.1824923
8. Bhimma R. Renal Glucosuria. Medscape. 2018. https://emedicine.medscape.com/article/983678-overview
11. Szablewski L. Distribution of glucose transporters in renal diseases. Journal of Biomedical Science. 2017;24(64):1-12 DOI 10.1186/s12929-017-0371-7
12. Ottosson-Laakso E, Tuomi T, et al. Influence of Familial Renal Glycosuria Due to Mutations in the SLC5A2 Gene on Changes in Glucose Tolerance over Time. PLoS ONE. 2016;11(1):e0146114 DOI:10.1371/journal.pone.0146114
13. Neumann K, Tiegs G. Immune regulation in renal inflammation. Cell and Tissue Research. 2021;385:305–322 DOI: https://doi.org/10.1007/s00441-020-03351-1
16. Keefe P, Bokhari SRA. Fanconi Syndrome. [Updated 2021 Dec 12]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534872/
17. Tuntun M, Aminah S. Hubungan Hasil Dipstik Urin (Leukosit Esterase, Nitrit dan Glukosuria) dengan Kejadian ISK pada Pegawai. Jurnal Kesehatan. 2021;12(3):465-471
18. Lapolla A, Metzger BE. Gestational Diabetes A Decade after the HAPO Study Front Diabetes. Basel Karger. 2020;28:1–10 DOI: 10.1159/000480161
19. Bartolo C, Hall V, et al. Bittersweet: infective complications of drug-induced glycosuria in patients with diabetes mellitus on SGLT2-inhibitors: two case reports. BMC Infectious Diseases. 2021;21(284):1-4 DOI: https://doi.org/10.1186/s12879-021-05982-3
20. Lupsa B C, Inzucchi S E. Use of SGLT2 inhibitors in type 2 diabetes: weighing the risks and benefits. Diabetologia.2018;61:2118–2125 DOI:https://doi.org/10.1007/s00125-018-4663-6
21. Nishio Y. Drug Induced Tubulo-interstitial Nephritis, New Insight for Diagnosis. Sysmex Journal International. 2021;31(1):1-6
22. Fathi A, et al. SGLT2‑inhibitors; more than just glycosuria and diuresis. Heart Failure Reviews. 2021;26:623–642 DOI:https://doi.org/10.1007/s10741-020-10038-w
23. Aberer F, Hochfellner D.A, et al. Practical Guide for the Management of Steroid Induced Hyperglycaemia in the Hospital. J. Clin. Med. 2021;10(2154):1-15 DOI: https://doi.org/10.3390/jcm10102154
24. Feng D, Lin J, et al. Can we reduce the interference of vitamin C and PH in urinalysis?. Food Sci Technol Campinas. 2022;42:e37321 DOI: https://doi.org/10.1590/fst.37321

Patofisiologi Glukosuria
Epidemiologi Glukosuria

Artikel Terkait

  • Metformin vs Sulfonilurea pada DM Tipe 2 dengan Penyakit Ginjal Kronis
    Metformin vs Sulfonilurea pada DM Tipe 2 dengan Penyakit Ginjal Kronis
  • Pengaruh Diabetes Mellitus Terhadap Prognosis Tuberkulosis
    Pengaruh Diabetes Mellitus Terhadap Prognosis Tuberkulosis
  • Peran Nutrisi pada Penyembuhan Luka Ulkus Diabetik
    Peran Nutrisi pada Penyembuhan Luka Ulkus Diabetik
  • Indeks Glikemik dan Beban Glikemik
    Indeks Glikemik dan Beban Glikemik
  • Terapi Pilihan pada Nyeri Neuropati Diabetik
    Terapi Pilihan pada Nyeri Neuropati Diabetik

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 09 Maret 2025, 00:14
Terapi diabetes pada ibu hamil dengan HbA1c normal
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Ibu hamil dengan diabetes, jika hba1c normal, apakah masih perlu terapi farmakologis?
Anonymous
Dibalas 14 Maret 2025, 16:51
Pemberian metformin untuk ibu hamil
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter! Saya menemukan pasien g3 dengan uk 28-29minggu dengan riwayat diabetes dan minum oad kombinasi metformin-glimepiride 2. Apakah bisa diganti...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 20 Februari 2025, 16:41
Kiat Praktis Menyusun Rencana Diet untuk Berat Badan Ideal 🍎🥗
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
2 Balasan
ALO Dokter!Menurunkan atau menambah berat badan bukan hanya soal mengurangi atau menambah porsi makan. Penyusunan rencana diet yang tepat harus dilakukan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.