Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Glukosuria general_alomedika 2022-05-13T14:04:25+07:00 2022-05-13T14:04:25+07:00
Glukosuria
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Glukosuria

Oleh :
dr.Eva Naomi Oretla
Share To Social Media:

Patofisiologi glukosuria meliputi tiga mekanisme utama, yaitu peningkatan filtrasi glukosa, defek pada sodium-glucose cotransporter 2 gene (SGLT-2), dan penurunan reabsorpsi glukosa pada tubulus proksimal renal. Peningkatan filtrasi glukosa dapat menyebabkan penurunan kemampuan tubulus proksimal dalam mereabsorpsi glukosa sehingga terjadi glukosuria.[8,11-13]

Fisiologi Renal

Renal berperan penting dalam homeostasis glukosa melalui dua mekanisme, yaitu mekanisme filtrasi-reabsorpsi dan proses glukoneogenesis. Pada kondisi fisiologis, renal akan melakukan filtrasi dan reabsorpsi glukosa 100% (mencapai 180 g glukosa atau 1 mol setiap harinya). glucose transporter GLUT-2 yang terdapat di tubulus proksimal pada segmen dengan tingkat reabsorpsi yang tinggi (segmen S1 dan S2) berperan sebagai penghantar glukosa yang bersinergi dengan transpor aktif melalui bantuan Na+.[9-11]

Filtrasi-Reabsorpsi

Apabila renal mengabsorbsi air dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan glukosa, maka terjadi peningkatan kadar glukosa di dalam urine di sepanjang tubulus proksimal dan peningkatan afinitas GLUT-2 di sepanjang tubulus. Hal ini dapat menyebabkan reabsorpsi glukosa dari urine.[9-11]

Glukoneogenesis

Proses glukoneogenesis yang terjadi di renal melibatkan beberapa enzim, yaitu enzim phosphoenolpyruvate carboxykinase  (PEPCK) dan glucose 6-phosphatase (G6Pase) yang terdapat pada tubulus proksimal renal. Glukoneogenesis pada renal menghasilkan antara 2,0-2,5 µmol glukosa/kg/menit sehingga menyumbang sekitar 20-25% glukosa yang bersirkulasi.[9-11]

Glukoneogenesis yang terjadi di renal menghasilkan kadar glukosa yang melebihi kadar konsumsi glukosa oleh renal (exceeds renal glucose consumption) dan berperan penting dalam mencegah terjadinya hipoglikemia. Peningkatan produksi glukosa yang patologis dari proses glukoneogenesis pada renal dapat menyebabkan terjadinya hiperglikemia.[9,10]

Peningkatan Filtrasi Glukosa

Peningkatan konsentrasi glukosa plasma menyebabkan terjadinya peningkatan pada filtrasi glukosa di renal (filtered load of glucose). Ketika kecepatan glukosa memasuki nefron meningkat di atas 260-350 mg/1,73m2/min atau setara 14,5-19,5 mmol/1,73m2/min, dan kadar glukosa yang telah difiltrasi melebihi kapasitas reabsorpsi tubulus proksimal, maka glukosa akan diekskresikan dalam urine (glukosuria).[1,3,8-10]

Defek pada SGLT-2 (Sodium-Glucose Cotransporter 2 Gene)

Defek pada transporter natrium-glukosa SGLT-2 pada tubulus proksimal disebabkan oleh kelainan genetik. Terdapat lebih dari 70 mutasi  yang telah diidentifikasi yang dapat menyebabkan defek pada SGLT-2, yaitu mutasi missense (yang paling sering terjadi), mutasi nonsense, small deletions, dan mutasi splicing.[3,8,11]

Gen SGLT-2 terlokalisasi di p11.2 pada kromosom 16, dan terdiri dari 14 ekson terpisah yang mencakup sekitar 7,7kb genom DNA, dan mengkodekan 672 protein asam amino SGLT-2.  SGLT-2 adalah transporter glukosa dengan kapasitas tinggi dan afinitas rendah yang hanya membawa satu molekul glukosa, serta berperan sebagai kontributor utama reabsorpsi sebagian besar glukosa yang telah difiltrasi.[3,8,12]

SGLT-2 sebagai transporter, mengikat natrium terlebih dahulu sebelum mengikat glukosa dan dimediasi oleh GLUT-2. Gradien natrium elektrokimia yang dihasilkan oleh Na+/K+-ATPase merupakan penopang energi untuk aktivitas symporter. Dalam kondisi fisiologis, ekspresi transporter ini tidak bervariasi dan dengan demikian kapasitas ginjal untuk reabsorpsi glukosa adalah konstan.[8,11,12]

Penurunan Reabsorpsi pada Tubulus Proksimal Renal

Reabsorpsi glukosa di renal terjadi secara aktif pada tubulus proksimal melalui transport aktif sekunder dengan bantuan Na+. Kadar glukosa dalam plasma yang maksimum (>200 mg/dl) akan menyebabkan penurunan reabsorpsi glukosa di tubulus, sehingga glukosa diekskresikan melalui urine (glukosuria). Penurunan reabsorpsi glukosa di tubulus juga dikaitkan dengan kehilangan air yang telah difiltrasi di glomerulus sekitar 70%.[3,8-10]

Kondisi infeksi dapat menyebabkan terjadinya inflamasi akut maupun kronis, yang dapat menurunkan kemampuan tubulus dalam mereabsorpsi air dan zat terlarut lainnya (termasuk glukosa). Penurunan reabsorpsi tubulus renal pada kondisi infeksi dan inflamasi disebabkan oleh destruksi membran basal tubulus serta adanya kompresi sel infiltrat pada tubulus yang menimbulkan kerusakan pada tubulus.[7,8,13]

Referensi

3. Liman MNP, Jialal I. Physiology, Glycosuria. 2021 Mar 24. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan–. PMID: 32491373.
8. Bhimma R. Renal Glucosuria. Medscape. 2018. https://emedicine.medscape.com/article/983678-overview
9. Ogobuiro I, Tuma F. Physiology, Renal. [Updated 2021 Jul 26]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538339/
10. Shepard B D, Pluznick J L. Saving the sweetness: renal glucose handling in health and disease. Am J Physiol Renal Physiol. 2017;313:F55–F61, DOI:10.1152/ajprenal.00046.2017.1931-857X/17
11. Szablewski L. Distribution of glucose transporters in renal diseases. Journal of Biomedical Science. 2017;24(64):1-12 DOI 10.1186/s12929-017-0371-7
12. Ottosson-Laakso E, Tuomi T, et al. Influence of Familial Renal Glycosuria Due to Mutations in the SLC5A2 Gene on Changes in Glucose Tolerance over Time. PLoS ONE. 2016;11(1):e0146114 DOI:10.1371/journal.pone.0146114
13. Neumann K, Tiegs G. Immune regulation in renal inflammation. Cell and Tissue Research. 2021;385:305–322 DOI: https://doi.org/10.1007/s00441-020-03351-1

Pendahuluan Glukosuria
Etiologi Glukosuria

Artikel Terkait

  • Metformin vs Sulfonilurea pada DM Tipe 2 dengan Penyakit Ginjal Kronis
    Metformin vs Sulfonilurea pada DM Tipe 2 dengan Penyakit Ginjal Kronis
  • Pengaruh Diabetes Mellitus Terhadap Prognosis Tuberkulosis
    Pengaruh Diabetes Mellitus Terhadap Prognosis Tuberkulosis
  • Peran Nutrisi pada Penyembuhan Luka Ulkus Diabetik
    Peran Nutrisi pada Penyembuhan Luka Ulkus Diabetik
  • Indeks Glikemik dan Beban Glikemik
    Indeks Glikemik dan Beban Glikemik
  • Terapi Pilihan pada Nyeri Neuropati Diabetik
    Terapi Pilihan pada Nyeri Neuropati Diabetik

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 09 Maret 2025, 00:14
Terapi diabetes pada ibu hamil dengan HbA1c normal
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Ibu hamil dengan diabetes, jika hba1c normal, apakah masih perlu terapi farmakologis?
Anonymous
Dibalas 14 Maret 2025, 16:51
Pemberian metformin untuk ibu hamil
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter! Saya menemukan pasien g3 dengan uk 28-29minggu dengan riwayat diabetes dan minum oad kombinasi metformin-glimepiride 2. Apakah bisa diganti...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 20 Februari 2025, 16:41
Kiat Praktis Menyusun Rencana Diet untuk Berat Badan Ideal 🍎🥗
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
2 Balasan
ALO Dokter!Menurunkan atau menambah berat badan bukan hanya soal mengurangi atau menambah porsi makan. Penyusunan rencana diet yang tepat harus dilakukan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.