Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Agnosia general_alomedika 2024-02-19T11:43:56+07:00 2024-02-19T11:43:56+07:00
Agnosia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Agnosia

Oleh :
dr. Nindy Adhilah
Share To Social Media:

Lesi pada sistem saraf pusat merupakan dasar patofisiologi agnosia. Agnosia terjadi ketika terdapat lesi pada jalur yang menghubungkan area-area pemrosesan sensorik primer. Lokasi lesi yang berbeda akan menghasilkan manifestasi klinis yang berbeda pula.

Lesi pada agnosia dapat timbul akibat cedera langsung pada otak, maupun akibat degenerasi. Agnosia dapat disebabkan oleh tumor otak, hipoksia, cedera otak traumatik, infeksi, penyakit Alzheimer, ataupun stroke. Tabel 1 menunjukkan beberapa lokasi lesi dan jenis agnosia yang akan ditimbulkan.[1,5,7,9]

Tabel 1. Lokasi Lesi dan Agnosia Yang Ditimbulkan

Jenis Agnosia Lokasi Lesi
Apperceptive visual agnosia Korteks parietooksipital
Associative visual agnosia Korteks oksipitotemporal inferior
Prosopagnosia Gyrus fusiformis atau lobus temporal anterior
Simultanagnosia Korteks oksipitotemporal
Agnosia Warna Korteks oksipitotemporal
Topographical agnosia Area cingulatum posterior
Agnosia auditori Gyrus supratemporal, gyrus Heschl
Agnosia taktil Gyrus postsentralis

Sumber: dr. Nindy Adhilah, 2021.[1,5,7,9]

Agnosia Visual

Agnosia visual merupakan gangguan dalam mengidentifikasi benda-benda yang dilihat meskipun pasien memiliki fungsi penglihatan, kemampuan berbahasa, serta memori yang normal. Secara garis besar, agnosia visual dibedakan menjadi apperceptive agnosia dan associative agnosia.

Apperceptive agnosia merupakan kegagalan pada proses awal persepsi stimulus, sedangkan associative agnosia atau amnestic agnosia merupakan kegagalan pada proses interpretasi stimulus.[1-2]

Terdapat beberapa tipe agnosia visual, yaitu:

  • Visual object agnosia: ketidakmampuan seseorang untuk mengenali dan mengidentifikasi gambar atau objek yang dilihat

  • Prosopagnosia: ketidakmampuan seseorang untuk mengidentifikasi wajah orang-orang yang sebelumnya sudah dikenal, serta ketidakmampuan untuk mengenali wajah baru
  • Simultanagnosia: ketidakmampuan seseorang untuk mengidentifikasi beberapa stimulus visual dalam satu waktu. Jika ada beberapa objek bersamaan, pasien hanya mampu mengidentifikasi satu objek saja
  • Agnosia warna: ketidakmampuan seseorang untuk mengidentifikasi warna benda meskipun fungsi diskriminasi warnanya dalam batas normal. Pasien mengalami kesulitan untuk menentukan warna suatu benda. Sebagai contoh, pasien dapat memberi apel warna biru
  • Topographical agnosia: ketidakmampuan seseorang untuk menginterpretasikan informasi spasial

  • Finger agnosia: ketidakmampuan seseorang untuk membedakan jari-jari tangan

  • Akineptosia: ketidakmampuan seseorang untuk merasakan gerakan
  • Pure alexia atau word blindness: ketidakmampuan seseorang untuk membaca huruf dan kata-kata. Seseorang dengan pure alexia masih dapat menulis dan menyalin kata, tetapi tidak mampu membacanya[1,2,4,5]

Agnosia Auditori

Agnosia auditori merupakan gangguan dalam mengenali suara meskipun organ pendengaran dan kemampuan berbahasa dapat berfungsi dengan normal. Beberapa jenis agnosia auditori, yaitu:

  • Verbal auditory agnosia atau pure word deafness: ketidakmampuan seseorang untuk memahami bahasa verbal, tetapi masih dapat memahami suara nonverbal. Pasien dengan verbal auditory agnosia masih memiliki kemampuan untuk membaca, menulis, serta berbicara untuk melakukan komunikasi

  • Non-verbal auditory agnosia: ketidakmampuan seseorang untuk mengenali suara nonverbal, tetapi masih mampu memahami bahasa verbal. Suara nonverbal tersebut dapat berupa suara hewan, suara instrumen seperti dering telepon, bunyi bel, atau suara ombak

  • Amusia: ketidakmampuan seseorang untuk mengenali suara musik[1,2,6,7]

Agnosia Taktil

Agnosia taktil atau astereognosis merupakan gangguan dalam mengidentifikasi ukuran, tekstur, serta berat dari suatu benda melalui rangsangan sentuh meskipun kemampuan sensorik taktil berfungsi dengan baik.

Astereognosis dibedakan menjadi 2, yaitu defisit primer dan defisit sekunder.

  • Defisit primer: dikenal sebagai morfognosia, merupakan gangguan pengenalan karakter fisik dari suatu objek, seperti ukuran, bentuk, dan teksturnya
  • Defisit sekunder: pada defisit sekunder pasien mampu mengenali ukuran, bentuk, serta tekstur benda, tetapi tidak mampu menggabungkan informasi tersebut untuk mengidentifikasi benda yang disentuh[1,2,8]

Referensi

1. Kumar A, Wroten M. Agnosia. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK493156/
2. Ghadiali E. Agnosia. Advances in Clinical Neuroscience & Rehabilitation 2004; 4(5): 18–20.
5. Albonico A, Barton J. Progress in perceptual research: the case of prosopagnosia. F1000Research. 2019; 8(F1000 Faculty Rev):765
6. Kim JM, Woo SB, et al. Verbal auditory agnosia in a patient with traumatic brain injury. Medicine. 2018; 97:11.
7. Suh H. Shin YI, et al. A Case of Generalized Auditory Agnosia with Unilateral Subcortical Brain Lesion. Annals of Rehabilitation Medicine. 2012; 36(6): 866-870
8. Unnithan AKA, Emmady PD. Astereognosis. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560773/
9. Rocha Cabrero F, De Jesus O. Prosopagnosia. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559324/

Pendahuluan Agnosia
Etiologi Agnosia

Artikel Terkait

  • Efektivitas Citicolin dan Piracetam untuk Stroke Iskemik dan Cedera Otak Traumatik
    Efektivitas Citicolin dan Piracetam untuk Stroke Iskemik dan Cedera Otak Traumatik
  • Penggunaan Aspirin dan Clopidogrel pada Stroke Iskemik Minor
    Penggunaan Aspirin dan Clopidogrel pada Stroke Iskemik Minor
  • Membedakan Paralisis Nervus Fasialis Sentral dan Perifer
    Membedakan Paralisis Nervus Fasialis Sentral dan Perifer
  • Antikoagulan, Antiplatelet, dan Thrombolisis untuk Pasien Stroke
    Antikoagulan, Antiplatelet, dan Thrombolisis untuk Pasien Stroke
  • Kriteria NIHSS untuk Menilai Keparahan Stroke
    Kriteria NIHSS untuk Menilai Keparahan Stroke

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 30 Desember 2024, 09:12
Stroke dengan tanda sulit diajak bicara dan lidah mencong ke kiri
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin bertanya apabila pasien sulit untuk diajak bicara sejak 1 hr yll. Lidah mencong ke kiri.Untuk hemisphere yg terkena apakah yg kiri?
dr.Made Agung M.KM., AIFO-K
Dibuat 29 Oktober 2024, 06:24
Stroke iskemik atau hipertensi termasuk kategori metabolik stress ringan, sedang, atau berat ?
Oleh: dr.Made Agung M.KM., AIFO-K
0 Balasan
Izin dokter, Saya Izin bertanya mengenai penilaiab Status gizi menggunakan formulir Subjective Global Assesment pada Pasien Hemodialisis ? Jika Pasien...
dr. Aqbar Saputra Pratama Pontoh
Dibalas 06 Juni 2024, 12:04
Apakah dapat diberikan antihipertensi pada pasien stroke?
Oleh: dr. Aqbar Saputra Pratama Pontoh
1 Balasan
Alo dokter. Apakah pasien2 dengan stroke iskemik atau hemoragik yang tekanan darahnya <220, dapat diberikan antihipertensi??Bila pasien punya riwayat...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.