Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Aneurisma Otak annisa-meidina 2023-12-22T16:18:59+07:00 2023-12-22T16:18:59+07:00
Aneurisma Otak
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Aneurisma Otak

Oleh :
dr.Septy Aulia Rahmy, Sp. N
Share To Social Media:

Penatalaksanaan aneurisma otak atau aneurisma serebral dapat dibagi menjadi 2, yaitu pembedahan dan tata laksana endovaskular. Namun, pada kasus aneurisma yang belum ruptur, ukuran aneurisma kecil, tidak bergejala dan tanpa faktor risiko tinggi, serta tidak ada riwayat keluarga sebelumnya, dapat dilakukan manajemen konservatif dan observasi. Hal ini dapat dilakukan dengan mengontrol faktor risikonya, misalnya, dengan memantau tekanan darah dan berhenti merokok.[1,5,8]

Rawat Jalan

American Heart Association (AHA) merekomendasikan pemeriksaan radiologis setiap 6–12 bulan sekali pada pasien yang dilakukan manajemen konservatif. Pada kasus aneurisma yang tidak ruptur yang bergejala, pemilihan terapi mempertimbangkan berbagai faktor, di antaranya:

  • Riwayat penyakit, seperti perdarahan subarachnoid (subarachnoid hemorrhage, SAH)
  • Faktor risiko pasien, seperti jenis kelamin wanita, perokok, kebiasaan mengonsumsi alkohol, riwayat hipertensi, dan riwayat keluarga
  • Gambaran radiologis dan ukuran aneurisma
  • Anatomi pembuluh darah sekitar
  • Riwayat penyakit keluarga[1]

Medikamentosa

Saat ini belum ada bukti kuat yang mendukung penggunaan obat secara rutin sebagai profilaksis dari pembentukan atau pecahnya aneurisma. Penelitian pada hewan dan manusia menunjukkan bahwa proses remodeling pembuluh darah dan adanya kaskade inflamasi berperan penting dalam pembentukan, pertumbuhan dan risiko pecahnya aneurisma.

Aneurisma mengekresikan cyclooxygenase-2 (COX-2) dan microsomal prostaglandin E synthase 1 (mPGES-1), sehingga obat-obatan yang menghambat proses tersebut dianggap memiliki efek terapeutik.[9]

Pemberian aspirin atau asetilsalisilat dinilai dapat menurunkan inflamasi dinding aneurisma dan menurunkan risiko pertumbuhan serta ruptur dari aneurisma. Aspirin atau asetilsalisilat memiliki efek penghambatan pada beberapa mediator inflamasi diantaranya termasuk COX-2 dan mPGES-1.

Suatu studi meta-analisis menunjukkan bahwa penggunaan aspirin dapat menurunkan risiko pertumbuhan aneurisma secara signifikan, terlepas dari frekuensi dan durasi penggunaannya.[1,5,8,9]

Penggunaan statin juga dinilai memiliki potensi mengurangi pertumbuhan dan risiko ruptur aneurisma karena efek antiinflamasinya. Statin mampu mengurangi inflamasi dinding pembuluh darah dan memobilisasi sel-sel progenitor endotel untuk mencegah ekspresi dari matrix metalloproteinase (MMP).[10]

Pembedahan

Pada kasus aneurisma yang akan dilakukan tindakan, dapat dilakukan endovascular coiling atau pembedahan dengan clipping. Pada pasien usia tua atau pasien dengan tingkat morbiditasnya yang tinggi, disarankan pemilihan terapi endovascular coiling sebagai pilihan pertama.

Pada kasus aneurisma pada sirkulasi posterior, lebih disarankan menggunakan terapi endovascular coiling  karena tingginya morbiditas dan mortalitas jika dilakukan pembedahan pada area posterior. Saat ini belum ada laporan uji coba terkontrol yang membandingkan tata laksana endovaskular dengan tata laksana pembedahan.[2,8]

Pada kasus aneurisma yang mengalami ruptur, tata laksana emergensi penting dilakukan, seperti mengamankan jalan nafas dan menurunkan tekanan intrakranial. Pilihan tata laksana yang diberikan dapat berupa tindakan pembedahan clipping  dan tindakan endovascular clipping. Tindakan ini harus dilakukan dalam waktu 24 jam dari onset untuk menghentikan perdarahan dan mengurangi risiko terjadinya perdarahan berulang.

Pemilihan terapi mana yang lebih optimal bergantung kepada lokasi aneurisma, tingkat keparahan perdarahannya, kemungkinan adanya vasospasme, dan juga tingkat keahlian dokter yang akan melakukan tindakan.[1,4]

Terapi Suportif

Terapi suportif yang dapat diberikan pada pasien berupa pemantauan faktor risiko. Pengendalian tekanan darah dan berhenti merokok sangat direkomendasikan untuk mencegah terjadinya pertumbuhan aneurisma lebih lanjut dan mencegah risiko ruptur aneurisma.

Pasien dengan risiko rendah terjadinya ruptur, yaitu pasien dengan ukuran aneurisma <5 mm, asimptomatik, dan tanpa faktor risiko, disarankan melakukan pemeriksaan pencitraan serial setiap 1–2 tahun sekali, dapat menggunakan pemeriksaan angiografi seperti MRA.[10]

Referensi

1. Toth G and Cerejo R. 2018. Intracranial Aneurysms: Review of current science and management. Vascular Medicine, 23(3), 276-288. https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/1358863X18754693
2. Hackenberg KA, Hänggi, D, and Etminan N. 2018. Unruptured Intracranial Aneurysms: Contemporary Data and Management. Stroke, 49(9), 2268-2275.
https://www.ahajournals.org/doi/full/10.1161/STROKEAHA.118.021030
4. Marco R. 2021. Pathogenesis, Diagnosis, and Treatment of the Cerebral Aneurysm. J Neurol Neurophysiol, 12(8), 550.
https://www.iomcworld.org/open-access/pathogenesis-diagnosis-and-treatment-of-the-cerebral-aneurysm-83456.html
5. Jersey AM, Foster DM. 2023. Cerebral Aneurysm. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507902/
8. Renowden S and Nelson R. 2020. Management of Incidental Unruptured Intracranial Aneurysms. Practical Neurology, 20(5), 347-355. https://pn.bmj.com/content/20/5/347.abstract
9. Yang S, et al. 2021. The Role of Aspirin in the Management Of Intracranial Aneurysms: A Systematic Review and Meta-Analyses. Frontiers in Neurology, 12, 646613.
https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fneur.2021.646613/full
10. Reddy A and Masoud HE. 2023. Endovascular and Medical Management of Unruptured Intracranial Aneurysms. In Seminars in Neurology. 333 Seventh Avenue, 18th Floor, New York, NY 10001, USA: Thieme Medical Publishers, Inc.
https://www.thieme-connect.com/products/ejournals/html/10.1055/s-0043-1771299

Diagnosis Aneurisma Otak
Prognosis Aneurisma Otak

Artikel Terkait

  • Target Tekanan Darah pada Pasien dengan Pendarahan Intraserebral Akut
    Target Tekanan Darah pada Pasien dengan Pendarahan Intraserebral Akut
  • Asam Traneksamat Belum Terbukti Efektif untuk Perdarahan Intraserebral Akut
    Asam Traneksamat Belum Terbukti Efektif untuk Perdarahan Intraserebral Akut
  • Diagnosis Peningkatan Tekanan Intrakranial: Akurasi Tanda Klinis dan Pencitraan
    Diagnosis Peningkatan Tekanan Intrakranial: Akurasi Tanda Klinis dan Pencitraan
  • Manifestasi Klinis Peningkatan Tekanan Intrakranial
    Manifestasi Klinis Peningkatan Tekanan Intrakranial
  • Pendekatan Klinis dan Diagnosis Thunderclap Headache
    Pendekatan Klinis dan Diagnosis Thunderclap Headache

Lebih Lanjut

Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 14 jam yang lalu
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 46 menit yang lalu
Salbutamol dan metilprednisolon tablet
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin bertanya ada pasien bumil minum salbutamol hanya 3 tablet berturut-turut dan metilprednisolon 4mg 1 tablet saat asthmanya kambuh. Pasien UK...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.