Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Myasthenia Gravis y2afrika 2024-10-10T11:43:54+07:00 2024-10-10T11:43:54+07:00
Myasthenia Gravis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Myasthenia Gravis

Oleh :
dr.Krisandryka
Share To Social Media:

Penatalaksanaan myasthenia gravis meliputi inhibitor asetilkolinesterase dan imunosupresan. Plasmaferesis atau immunoglobulin intravena dapat digunakan untuk pasien dengan gejala persisten setelah terapi primer atau krisis miastenik.[1-3]

Inhibitor Asetilkolinesterase

Inhibitor asetilkolinesterase bekerja dengan menghambat enzim asetilkolinesterase sehingga degradasi neurotransmiter asetilkolin berkurang. Hasilnya adalah jumlah asetilkolin yang meningkat pada sinaps untuk menduduki reseptornya pada postsinaps dan menghasilkan aksi potensial.

Obat golongan ini dapat meredakan gejala, tetapi tidak menghilangkan myasthenia gravis secara definitif. Obat yang digunakan antara lain pyridostigmine 30-90 mg, atau neostigmine 7,5-45 mg.[1,3]

Kortikosteroid

Sebagian besar pasien myasthenia gravis generalisata membutuhkan terapi imunomodulasi tambahan. Terapi imunomodulasi yang paling banyak dipakai adalah kortikosteroid. Kortikosteroid digunakan jangka panjang dengan dosis efektif terendah. Contoh kortikosteroid yang bisa dipakai adalah prednisone 15-60 mg/hari.[1,3,4]

Agen Imunosupresan Nonsteroid

Agen imunosupresan nonsteroid digunakan secara tunggal jika kortikosteroid dikontraindikasikan. Agen imunosupresan nonsteroid dapat digunakan bersamaan dengan kortikosteroid pada awal penggunaan jika risiko efek samping kortikosteroid tinggi berdasarkan komorbiditas medis.

Agen imunosupresan nonsteroid dapat ditambahkan pada penggunaan steroid jika efek samping steroid dianggap signifikan oleh pasien atau dokter yang merawat, atau jika kortikosteroid tidak menghasilkan respons klinis adekuat. Agen imunosupresan juga digunakan pada myasthenia gravis okular dengan oftalmoparesis atau ptosis yang tidak berespon terhadap inhibitor asetilkolinesterase jika gejala klinis mengganggu aktivitas sehari-hari pasien

Agen imunosupresan nonsteroid yang dapat digunakan adalah azathioprine dengan dosis awal 50 mg per harinya. Kisaran dosis terapeutik 2-3 mg/kg/hari. Pilihan agen imunosupresif lainnya adalah siklosporin, mycophenolate, atau siklofosfamid.[1,4]

Antibodi Monoklonal

Dewasa ini, antibodi monoklonal seperti rituximab dan eculizumab juga digunakan untuk mengobati myasthenia gravis yang resisten. Rituximab merupakan pilihan pada pasien myasthenia gravis terkait muscle-specific kinase (MG-MuSK) yang tidak berespon memuaskan terhadap imunoterapi awal. Eculizumab dapat dipertimbangkan pada pasien dengan myasthenia gravis terkait autoantibodi terhadap reseptor asetilkolin (MG-AChR) generalisata gejala berat refrakter jika imunosupresan lainnya tidak berhasil.[1,4]

Plasmaferesis

Plasmaferesis direkomendasikan untuk menstabilkan pasien sebelum pembedahan. Plasmaferesis juga merupakan terapi pilihan untuk pasien yang resisten terhadap agen imunosupresan dan kondisi krisis miastenik karena memiliki onset of action cepat. Dosis plasmaferesis yang digunakan adalah 55 ml/kg/hari selama 5 hari. Perbaikan biasanya terjadi setelah pemberian ketiga kalinya dan menetap hingga 2-4 minggu.[1,3]

Imunoglobulin Intravena (IVIG)

Dosis yang direkomendasikan adalah 400 mg/kg/hari selama 5 hari atau 1 gram/kg/hari selama 2 hari. Pemilihan tata laksana Imunoglobulin Intravena (IVIG) dibuat karena adanya kontraindikasi terhadap plasmaferesis. Tata laksana juga harus dilakukan dalam kondisi krisis, seperti krisis miastenik dan krisis kolinergik. Terapi ini memiliki toleransi yang baik dan komplikasi yang lebih jarang dibandingkan plasmaferesis meskipun efek sampingnya lebih berbahaya.[1-3]

Timektomi

Timektomi sebagai tata laksana myasthenia gravis merupakan prosedur elektif dan sebaiknya dilakukan ketika pasien dalam kondisi stabil dan dinilai mampu menjalani prosedur di mana nyeri pascabedah dan faktor mekanik dapat membatasi fungsi pernapasan.

Timektomi diindikasikan untuk myasthenia gravis tipe apapun dengan adanya timoma, MG-AChR generalisata non-timoma pada usia 18-50 tahun (dilakukan 1-2 tahun sejak onset), dan myasthenia gravis seronegatif non-timoma. Timektomi tidak direkomendasikan pada MG-MuSK non-timoma dan myasthenia gravis okular murni non-timoma.[1,4]

Pada pasien MG-AChR generalisata non-timoma berusia 18-50 tahun, timektomi dianjurkan untuk dilakukan di awal penyakit untuk meningkatkan luaran klinis, meminimalisasi imunoterapi, dan mengurangi risiko rawat inap akibat eksaserbasi penyakit. Timektomi juga perlu dipertimbangkan pada pasien dengan MG-AChR generalisata atau pasien myasthenia gravis generalisata seronegatif anti-AChR yang gagal berespon terhadap imunoterapi adekuat atau memiliki efek samping berat akibat terapi tersebut.[4]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Josephine Darmawan

Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta

Referensi

1. Beloor Suresh A, Asuncion RMD. Myasthenia Gravis. [Updated 2022 Aug 8]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559331/
2. Dresser L, Wlodarski R, Rezania K, et al. Myasthenia Gravis: Epidemiology, Pathophysiology and Clinical Manifestations. Journal of Clinical Medicine. 2021; 10(11):2235. https://doi.org/10.3390/jcm10112235
3. Jowkar AA. Myasthenia Gravis. Medscape, 2022. https://emedicine.medscape.com/article/1171206-overview#a2
4. Narayanaswami P, Sanders DB, Wolfe G, et al. International Consensus Guidance for Management of Myasthenia Gravis: 2020 Update. Neurology. 2021;96(3):114-122. doi:10.1212/WNL.0000000000011124

Diagnosis Myasthenia Gravis
Prognosis Myasthenia Gravis

Artikel Terkait

  • Peran Obat Pelemas Otot dalam Terapi Nyeri Punggung Bawah Nonspesifik
    Peran Obat Pelemas Otot dalam Terapi Nyeri Punggung Bawah Nonspesifik
  • 5 Obat Baru yang Paling Ditunggu di Tahun 2023
    5 Obat Baru yang Paling Ditunggu di Tahun 2023
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 19 Mei 2024, 19:20
Lepuh kemerahan di badan anak perempuan usia 2 tahun
Oleh: Anonymous
3 Balasan
An perempuan 2 tahun. Mengeluhkan lepuh kemerahan di badan. Sudah 1 minggu ini. Ruam juga ada di mulut. Awalnya lepuh merah muncul di bagian pantat tangan...
Anonymous
Dibalas 07 September 2023, 13:33
Gatal yang menyebar di seluruh tubuh lansia
Oleh: Anonymous
6 Balasan
Halo ts sekalian. Apabila tampak dari UKK seperti ini dd nya bisa mengarah kemana saja ya ts? Terima kasih banyak sebelumnya 🙏
Anonymous
Dibalas 29 Juli 2022, 13:30
Penanganan seperti apa untuk pasien ptosis - Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Ask the Expert
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo Dok, ijin tanya pada pasien dengan ptosis apakah ada terapi yang bisa dilakukan sebelum memutuskan intervensi pembedahan? Terima kasih Dok

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.