Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Prognosis Abrupsio Plasenta general_alomedika 2024-01-09T08:46:47+07:00 2024-01-09T08:46:47+07:00
Abrupsio Plasenta
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Prognosis Abrupsio Plasenta

Oleh :
Audric Albertus
Share To Social Media:

Prognosis pasien abrupsio plasenta bergantung pada tingkat keparahan penyakit dan umur kehamilan. Adanya komplikasi seperti syok hipovolemik akan memperburuk prognosis dan meningkatkan risiko mortalitas pasien.

Komplikasi

Komplikasi abrupsio plasenta dapat terjadi pada ibu maupun janin. Pada ibu, komplikasi seperti syok dan Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) dapat terjadi. Sedangkan pada janin, komplikasi seperti kematian janin dan pertumbuhan janin terhambat juga sering ditemukan.

Komplikasi Maternal

Komplikasi maternal yang paling sering ditemukan adalah syok hipovolemik. Selain itu, komplikasi disseminated intravascular coagulation (DIC) juga umum ditemukan pada ibu dengan abrupsio plasenta. Berikut ini merupakan komplikasi abrupsio plasenta pada maternal:

Syok Hipovolemik:

Syok hipovolemik merupakan komplikasi yang paling sering terjadi pada pasien abrupsio plasenta. Hal ini ditandai dengan peningkatan nadi, tekanan darah yang menurun, akral dingin, penurunan output urine, dan penurunan kesadaran. Penggantian cairan yang hilang menggunakan cairan infus dan transfusi darah dapat diberikan secepatnya.[1,11,16]

Disseminated Intravascular Coagulation (DIC):

Gangguan hemostasis pada pasien abrupsio plasenta dapat menyebabkan komplikasi DIC. Sampai sekarang belum terdapat tes laboratorium yang dapat mendiagnosis DIC secara pasti. Namun, meningkatnya kadar fibrin degradation products (FDPs) dan D-dimer dalam serum umumnya dapat menjadi dasar klinisi untuk mendiagnosis DIC.

Penurunan fibrinogen serta pemanjangan prothrombin time (PT) dan activated partial thromboplastin time (aPTT) juga dapat terlihat pada pasien dengan komplikasi DIC. Tatalaksana utama DIC adalah dengan menangani etiologi DIC terlebih dahulu, yaitu abrupsio plasenta. Terapi suportif, seperti penggantian gangguan koagulasi yang ada dapat dilakukan dengan transfusi.[1,11,18,22]

Komplikasi Maternal Lainnya:

Komplikasi maternal lainnya, seperti kelahiran prematur, gagal ginjal akut, serta kematian ibu dapat terjadi pada pasien abrupsio plasenta.[11,17]

Komplikasi Janin

Komplikasi janin paling umum ditemukan pada kehamilan dengan abrupsio plasenta adalah kematian janin. Berikut ini merupakan komplikasi abrupsio plasenta pada janin:

Kematian Janin:

Kematian janin umum ditemukan pada kehamilan dengan abrupsio plasenta. Sekitar 12% kehamilan dengan abrupsio plasenta menyebabkan komplikasi kematian janin. Beberapa penyebab, seperti kurangnya darah, sepsis, asfiksia perinatal, dan hiperbilirubinemia, menjadi penyebab utama kematian janin pada kehamilan dengan abrupsio plasenta.[11,19]

Pertumbuhan Janin Terhambat:

Pertumbuhan janin terhambat (PJT) merupakan kondisi pertumbuhan janin yang tidak sempurna. Hal ini ditentukan melalui berat badan janin di bawah persentil 10th dari standar nasional. Sedangkan PJT berat ditentukan melalui berat badan lahir di bawah persentil 5th dari standar nasional.

Mekanisme efek abrupsio plasenta dalam menyebabkan PJT sampai sekarang masih belum jelas. Insufisiensi perfusi darah uteroplasenta dan iskemia akibat infark plasenta telah dihipotesiskan sebagai penyebab PJT pada kehamilan dengan abrupsio plasenta.[11,20]

Prognosis

Abrupsio plasenta merupakan keadaan yang mengancam nyawa, baik pada ibu dan janin. Prognosis akan lebih baik dengan penanganan medis yang cepat dan tepat.

Maternal

Kehamilan dengan abrupsio plasenta merupakan salah satu penyebab utama kematian maternal. Rasio mortalitas maternal pada kehamilan dengan abrupsio plasenta adalah 5,6 per 100.000 lahir hidup. Prognosis maternal sangat bergantung pada tingkat keparahan abrupsio plasenta.

Apabila terdapat komplikasi, seperti syok hipovolemik dan koagulopati maka prognosis maternal lebih buruk. Selain itu, wanita dengan riwayat abrupsio plasenta mengalami peningkatan risiko abrupsio berulang dan preeklampsia.[4,21,22]

Janin

Mortalitas perinatal baik di negara maju maupun negara berkembang tidak jauh berbeda, sekitar 16%. Tingkat mortalitas ini dipengaruhi oleh usia kehamilan dan tingkat keparahan abrupsio plasenta. Pada separasi plasenta yang lebih dari 50% umumnya lebih memiliki risiko kematian janin.[4,19]

 

 

Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri

Referensi

1. Tikkanen M. Placental abruption: Epidemiology, risk factors and consequences. Acta Obstetricia et Gynecologica Scandinavica. 2011;90(2):140-9.
4. Boisramé T, Sananès N, Fritz G, Boudier E, Aissi G, Favre R, et al. Placental abruption: Risk factors, management and maternal-fetal prognosis. Cohort study over 10 years. Eur J Obstet Gynecol Reprod Biol. 2014;179:100–4.
11. Schmidt P, Skelly CL, Raines DA. Placental Abruption. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482335/
16. Heering SH. Abruptio Placentae. Medscape. 2018.
17. Oyelese Y, Vintzileos AM. Placental abruption. Epocrates. 2018.https://emedicine.medscape.com/article/252810-overview
18. Sahin S, Eroglu M, Tetik S, Guzin K. Disseminated Intravascular Coagulation in Obstetrics: Etiopathogenesis and Up to Date Management Strategies. J Turk Soc Obstet Gynecol. 2014;1191):42-51.
19. Inoue A, Kondoh E, Suginami K, Io S, Chigusa Y, Konishi I. Vaginal delivery after placental abruption with intrauterine fetal death: A 20-year single-center experience. J Obstet Gynaecol Res. 2017;43(4):676-681.
20.Jenabi E, Khazaei S, Fereidooni B. The effect of placenta abruption on the risk of intrauterine growth restriction: A meta-analysis. 2019;9(1):8-11.
21.Downes KL, Grantz KL, Shenassa ED. Maternal, Labor, Delivery, and Perinatal Outcomes Associated with Placental Abruption: A Systematic Review. Am J Perinatol. 2017 Aug;34(10):935-957. doi: 10.1055/s-0037-1599149. Epub 2017 Mar 22. PMID: 28329897; PMCID: PMC5683164.
22. Takeda J, Takeda S. Management of disseminated intravascular coagulation associated with placental abruption and measures to improve outcomes. Obstet Gynecol Sci. 2019 Sep;62(5):299-306. doi: 10.5468/ogs.2019.62.5.299. Epub 2019 Jul 23. PMID: 31538072; PMCID: PMC6737058.

Penatalaksanaan Abrupsio Plasenta
Edukasi dan Promosi Kesehatan Ab...

Artikel Terkait

  • Abrupsio Plasenta Meningkatkan Risiko Penyakit Kardiovaskular di Masa Depan
    Abrupsio Plasenta Meningkatkan Risiko Penyakit Kardiovaskular di Masa Depan
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas kemarin, 19:30
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 4 jam yang lalu
Salbutamol dan metilprednisolon tablet
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya ada pasien bumil minum salbutamol hanya 3 tablet berturut-turut dan metilprednisolon 4mg 1 tablet saat asthmanya kambuh. Pasien UK...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.