Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Amenorrhea Sekunder annisa-meidina 2024-10-29T10:39:37+07:00 2024-10-29T10:39:37+07:00
Amenorrhea Sekunder
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Amenorrhea Sekunder

Oleh :
dr.Dizi Bellari Putri
Share To Social Media:

Diagnosis amenorrhea sekunder ditegakkan bila periode tanpa siklus menstruasi terjadi selama 3 bulan pada wanita dengan riwayat menstruasi teratur atau selama 6 bulan pada wanita dengan riwayat menstruasi tidak teratur. Evaluasi amenorrhea terutama dilakukan untuk mengeksklusi penyebab kehamilan atau laktasi. Pemeriksaan fisik dan penunjang secara menyeluruh perlu dilakukan untuk mencari etiologi yang mendasari amenorrhea sekunder.[1,3,5]

Anamnesis

Anamnesis diawali dengan menanyakan informasi usia dan kapan pasien mengalami menstruasi pertama. Jika pasien tidak pernah mengalami menstruasi sebelumnya maka diagnosis mengarah pada amenorrhea primer.[1,3,5]

Riwayat Menstruasi

Pada pasien yang telah mengalami menarke, dokter perlu menanyakan riwayat menstruasi sebelumnya secara mendetail. Informasi yang perlu dievaluasi meliputi frekuensi, durasi, perkiraan jumlah darah menstruasi, dan tanggal menstruasi terakhir.[1,3,5]

Riwayat Keluhan

Tanyakan riwayat keluhan amenorrhea atau iregularitas menstruasi sebelumnya, dan seberapa sering terjadinya. Dokter juga perlu menanyakan apakah onset amenorrhea terjadi setelah pasien mengalami kelahiran, operasi, trauma, infeksi panggul atau prosedur kuretase.

Keluhan lain perlu dievaluasi agar penyebab amenorrhea sekunder dapat diketahui. Keluhan nyeri kepala, sekresi cairan seperti susu dari puting, maupun defek lapang pandang dapat mengindikasikan gangguan pada hipotalamus atau pituitari.

Keluhan jerawat dan pertumbuhan rambut tubuh yang abnormal mengindikasikan polycystic ovarian syndrome (PCOS). Sementara itu, gejala yang mengindikasikan penyakit tiroid meliputi fatigue, perubahan berat badan, palpitasi, dan takikardi. Stresor psikososial dan riwayat latihan fisik yang berat dapat mengindikasikan kondisi gangguan fungsional pada hipotalamus.[1-3,5]

Riwayat Kontrasepsi dan Obat Lainnya

Alat kontrasepsi yang mengandung progestin dapat menekan pertumbuhan endometrium, oleh karena itu riwayat penggunaan kontrasepsi juga perlu ditanyakan. Dokter juga perlu menggali informasi mengenai riwayat penyakit kronik pada pasien dan keluarga, serta riwayat konsumsi obat-obatan seperti antipsikotik.[1-3,5]

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik untuk menilai amenorrhea sekunder diawali dengan mengukur berat badan, tinggi badan, dan indeks massa tubuh. Selanjutnya, pemeriksaan perlu dilakukan untuk mengeksklusi diagnosis kehamilan.

Pemeriksaan lain juga diperlukan untuk mengevaluasi gejala seperti gangguan lapang pandang, galactorrhea, hirsutisme, perubahan kulit yang abnormal seperti acanthosis nigricans. Pemeriksaan fisik tiroid juga juga dapat dilakukan untuk menentukan penyebab amenorrhea. [1,2,5]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding amenorrhea sekunder meliputi keadaan lain yang menyebabkan terjadinya amenorrhea patologis, seperti adanya kehamilan.

Kehamilan

Diagnosis kehamilan patut dicurigai pada wanita yang aktif secara seksual. Selain amenorrhea, pasien dapat menunjukkan gejala seperti mual, muntah, mudah lelah, dan nyeri pada payudara.[1]

Penyakit Tiroid

Pasien dengan kondisi hipotiroid atau hipertiroid dapat mengalami gangguan siklus menstruasi. Diagnosis ini bisa ditentukan melalui pemeriksaan hormon TSH.

Pasien hipotiroid dapat menunjukkan gejala lemas, cold intolerance, peningkatan berat badan, perubahan suara, kulit kering, dan konstipasi. Sementara pasien hipertiroid umumnya mengalami tremor, palpitasi, heat intolerance, cemas, iritabilitas, mudah berkeringat, kesulitan tidur, dan penurunan berat badan meskipun nafsu makan meningkat.[12]

Prolaktinoma

Prolaktinoma adalah tumor jinak yang tumbuh di kelenjar hipofisis. Keluhan dapat berupa galaktorea dan gejala akibat penekanan massa tumor seperti nyeri kepala, gangguan lapang pandang, atau pandangan kabur.

Hasil pemeriksaan umumnya menunjukkan kelainan hormon hipofisis seperti peningkatan kadar prolaktin. Penegakan diagnosis prolaktinoma dilakukan dengan temuan massa melalui pemeriksaan radiografi MRI.[13]

Insufisiensi Ovarium Primer

Insufisiensi ovarium prematur (POI) merupakan kondisi kegagalan prematur ovarium yang terjadi pada wanita berusia <40 tahun. Penyakit ini dapat disebabkan oleh penyakit infeksi seperti Mumps, juga kelainan genetik seperti Sindrom Turner.[14]

Pasien dapat menunjukkan gejala gangguan endokrin seperti lemas, intoleransi terhadap suhu panas, atau peningkatan berat badan. Selain itu pasien juga dapat mengalami keluhan gangguan genitourinaria seperti vaginal dryness dan disuria. Hasil pemeriksaan akan menunjukkan peningkatan kadar follicle-stimulating hormone (FSH) dan penurunan kadar estradiol.[8,14]

Hiperplasia Adrenal Kongenital

Hiperplasia adrenal kongenital merupakan kelainan genetik yang membuat adrenal bekerja terlalu aktif. Wanita dengan penyakit ini dapat menunjukkan ciri fisik yang lebih maskulin, hirsutisme, serta riwayat pubertas prekoks. Pada pasien ini dapat ditemukan peningkatan kadar 17-hydroxyprogesterone (17-OHP) dalam darah, penurunan kadar kortisol dan aldosterone disertai peningkatan kadar hormon androgen.[15]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang diawali dengan pemeriksaan test pack untuk mengetahui adanya kehamilan. Jika hasil tes kehamilan negatif, pemeriksaan lain dilakukan untuk mengevaluasi adanya gangguan hormonal atau struktural yang mendasari amenorrhea.[1,5]

Pemeriksaan thyroid stimulating hormone (TSH) diperlukan untuk mengevaluasi gangguan tiroid. Bila kadar TSH normal, pemeriksaan dilanjutkan dengan evaluasi kadar prolaktin. Bila kadar prolaktin normal, langkah selanjutnya adalah dengan melakukan uji hormon progesteron dan estrogen serta pemeriksaan radiologi sebagai penunjang diagnosis.[1-5]

Serum Prolaktin

Pemeriksaan kadar prolaktin dilakukan untuk menilai adanya hiperprolaktinemia. Pemeriksaan ini dilakukan ketika pasien berpuasa. Kadar normal prolaktin adalah < 25 µg/L pada perempuan. Peningkatan kadar prolaktin secara fisiologis dapat bersifat episodik dan labil pada sebagian orang. Oleh karena itu, kadar prolaktin <100 µg/L perlu dikonfirmasi kembali sebanyak 2 kali untuk menghindari kesalahan diagnosis.[1,16]

Uji Progesteron dan Estrogen

Uji progestin diawali dengan pemberian pil progesteron dengan dosis 10 mg, per oral 1 kali setiap harinya selama 10 hari. Metode ini diharapkan akan memicu terjadinya perdarahan atau withdrawal bleed setelah konsumsi obat dihentikan. Bila withdrawal bleed tidak terjadi, selanjutnya pasien perlu dilakukan uji estrogen-progestin.

Pasien diberikan pil kontrasepsi oral yang mengandung estrogen dan progesteron selama 1 bulan. Jika pasien mengalami withdrawal bleed setelah kontrasepsi oral ini dihentikan (hasil uji positif), kelainan struktural pada endometrium dapat dieksklusikan.

Jika pasien tidak mengalami withdrawal bleed setelah uji progestin tetapi mengalaminya setelah uji estrogen-progestin, kecurigaan mengarah pada kondisi hipogonadisme dan lanjutkan pemeriksaan dengan menilai kadar FSH serta estradiol. Jika terdapat peningkatan kadar FSH dan kadar estradiol yang rendah, diagnosis mengarah pada kegagalan ovarium dalam memproduksi estrogen.

Jika kadar FSH dan estradiol rendah, diagnosis mengarah pada disfungsi hipotalamik-pituitari yang bisa disebabkan oleh stres, latihan fisik, atau infark pituitari. Jika hasil uji estrogen-progesteron negatif, pasien dicurigai mengalami kerusakan pada endometrium atau disebut Sindrom Asherman.[1]

Pencitraan

Pemeriksaan USG pelvis dapat dilakukan untuk mendeteksi massa pada ovarium, sementara USG transvaginal bermanfaat untuk menilai adanya akumulasi darah menstruasi yang terjebak dalam uterus. Selanjutnya, pemeriksaan histeroskopi dapat dilakukan untuk mengevaluasi adanya stenosis serviks. Selain itu, pemeriksaan MRI dapat dilakukan pada pasien dengan amenorrhea yang dicurigai berhubungan dengan prolaktinoma atau neoplasma otak lainnya.[1–3]

Referensi

1. Lord M, Sahni M. Secondary Amenorrhea. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK431055/
2. Nawaz G, Rogol AD, Jenkins SM. Amenorrhea. 2024. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482168/
3. American Society for Reproductive Medicine. Current Evaluation of Amenorrhea: A Comittee Opinion. 2024. https://www.asrm.org/practice-guidance/practice-committee-documents/current-evaluation-of-amenorrhea/
4. Thiyagarajan DK, Basit H, Jeanmonod R. Physiology, Menstrual Cycle. In: StatPearls .Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK500020/
5. DeSapri KAT. Medacape. Amenorrhea.2024. https://emedicine.medscape.com/article/252928-overview
8. Stuenkel CA, Gompel A, Davis SR, Pinkerton JV, Lumsden MA, Santen RJ. Approach to the Patient With New-Onset Secondary Amenorrhea: Is This Primary Ovarian Insufficiency? J Clin Endocrinol Metab. 2022 Feb 17;107(3):825-835. doi: 10.1210/clinem/dgab766.
12. Brown EDL, Obeng-Gyasi B, Hall JE, Shekhar S. The Thyroid Hormone Axis and Female Reproduction. Int J Mol Sci. 2023 Jun 6;24(12):9815. doi: 10.3390/ijms24129815.
13. Yatavelli RKR, Bhusal K. Prolactinoma. In: StatPearls . Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459347/
14. Sopiarz N, Sparzak PB. Primary Ovarian Insufficiency. In: StatPearls . Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK589674/
15. Yau M, Khattab A, Yuen T, et al. Congenital Adrenal Hyperplasia.In: Feingold KR, Anawalt B, Blackman MR, et al., editors. Endotext . South Dartmouth (MA): MDText.com, Inc.; 2022.-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK278953/
16. Thapa S, Bhusal K. Hyperprolactinemia. In: StatPearls . Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537331/

Epidemiologi Amenorrhea Sekunder
Penatalaksanaan Amenorrhea Sekunder

Artikel Terkait

  • Red Flag Amenorrhea
    Red Flag Amenorrhea
Diskusi Terkait
dr. mardiah
Dibalas 09 Januari 2025, 08:13
Haid tidak teratur pada remaja
Oleh: dr. mardiah
4 Balasan
Alo dokter,,,sampai berapa lama biasanya menstruasi yang belum teratur pada awal-awal menarche masih tergolong normal? Saya ada paaien yg tahun pertama...
Anonymous
Dibalas 27 September 2024, 17:50
Tidak menstruasi selama 2 bulan
Oleh: Anonymous
2 Balasan
wanita 28 tahun, os tidak mens selama 2 bulan.sebelumnya os pakai kb suntik 1 bulan, terakhir suntik bulan juni. setelah itu tidak mens sampai saat ini....
Anonymous
Dibalas 29 Agustus 2023, 15:54
Tidak haid sejak konsumsi kontrasepsi darurat
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dok izin diskusi. Ada pasien konsumsi postinor sudah 3 kali dalam 1 bulan sbg kontrasepsi darurat, lalu mengeluhkan tidak haid selama 2 siklus ini. Kira²...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.