Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Amenorrhea Sekunder annisa-meidina 2024-10-14T14:58:59+07:00 2024-10-14T14:58:59+07:00
Amenorrhea Sekunder
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Amenorrhea Sekunder

Oleh :
dr.Dizi Bellari Putri
Share To Social Media:

Patofisiologi amenorrhea sekunder meliputi kelainan yang terjadi pada area yang meregulasi siklus menstruasi yakni hipotalamus, pituitari, ovarium, dan uterus. Penyebab kelainan ini bersifat multifaktorial seperti gangguan hormonal, penyakit sistemik, stres, latihan fisik berlebihan, penggunaan obat-obatan, hingga pertumbuhan massa tumor.[1,3]

Fisiologi Mestruasi

Siklus menstruasi dihitung sejak hari pertama terjadinya menstruasi. Normalnya, siklus ini berlangsung sekitar 28 hari, akan tetapi dapat berkisar antara 21–35 hari. Siklus ini terdiri dari fase folikular, ovulasi, dan luteal. Siklus menstruasi dipengaruhi oleh proses kerja dari hipofisis, pituitari, dan ovarium yang selanjutnya disebut jaras HPO.[4]

Jaras Hormon dan Proses Ovulasi

Pertama-tama, gonadotropin-releasing hormone (GnRH) yang diproduksi hipotalamus memicu pelepasan kelenjar hipofisis untuk mensintesis follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Kedua hormon ini bermanfaat dalam menginduksi estrogen dan progesteron.

Aktivasi reseptor LH menyebabkan peningkatan sintesis androgen dalam sel ovarium. Pada saat yang bersamaan, FSH mengaktivasi reseptor FSH di sel granulosa ovarium agar androgen dikonversi menjadi estrogen. Peningkatan kadar estrogen dalam tubuh menstimulasi penebalan dinding endometrium.[4]

Maturasi dinding endometrium dan tingginya kadar estrogen memberi sinyal umpan balik positif pada produksi FSH dan LH. Peningkatan signifikan dari LH atau disebut LH surge menyebabkan folikel yang telah matang mengalami ruptur dan mengeluarkan oosit atau disebut ovulasi. Ovum kemudian akan bergerak menuju tuba falopi dan siap untuk dibuahi.[4,7]

Pada fase luteal, folikel yang telah ruptur akan membentuk korpus luteum. Korpus luteum akan memproduksi progesteron serta estrogen. Kondisi ini menyebabkan dinding endometrium semakin menebal dan siap mengalami implantasi dari ovum yang telah dibuahi. Jika tidak terjadi pembuahan, kadar estrogen dan progesteron terus menurun sehingga menyebabkan dimulainya siklus menstruasi berikutnya.[4,7]

Patofisiologi Amenorrhea Sekunder

Patofisiologi amenorrhea sekunder umumnya berhubungan dengan terganggunya aksis HPO. Gangguan mekanisme kerja jaras HPO dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kehamilan, laktasi, penyakit tiroid, hiperprolaktinemia, hiperandrogenisme, hipogonadotropik hipogonadisme, dan efek alat kontrasepsi hormonal.[1,2,5]

Berbagai Mekanisme Terjadinya Amenorrhea Sekunder

Supresi produksi GnRH menyebabkan sekresi FSH dan LH oleh kelenjar pituitari anterior mengalami penurunan. Menurunnya kadar FSH dan LH berdampak pada kurangnya stimulasi pembentukan estrogen dan progesteron yang berujung pada anovulasi dan amenorrhea.[2,5,6]

Pada pasien polycystic ovarian syndrome (PCOS) yang mengalami amenorrhea, terjadi ketidakseimbangan kadar LH dan FSH. Tingginya kadar LH, androgen, dan insulin dapat mempengaruhi pertumbuhan folikel ovarium sehingga terjadi anovulasi.[2,5]

Kerusakan jaringan ovarium pada wanita berusia <40 tahun juga dapat menyebabkan penurunan jumlah atau disfungsi folikel ovarium yang disebut primary ovarian insufficiency (POI). Kondisi ini berdampak pada gangguan sintesis estrogen dan progesteron sehingga menstruasi tidak terjadi.[2,5,8]

Rusaknya jaringan endometrium atau terbentuknya jaringan parut pada dinding uterus akibat prosedur bedah seperti dilatasi dan kuretase juga dapat mengganggu siklus menstruasi. Selain itu, penyumbatan aliran keluar darah menstruasi akibat stenosis serviks juga dapat menyebabkan amenorrhea sekunder.[1,3]

Referensi

1. Lord M, Sahni M. Secondary Amenorrhea. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK431055/
2. Nawaz G, Rogol AD, Jenkins SM. Amenorrhea. 2024. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482168/
3. American Society for Reproductive Medicine. Current Evaluation of Amenorrhea: A Comittee Opinion. 2024. https://www.asrm.org/practice-guidance/practice-committee-documents/current-evaluation-of-amenorrhea/
4. Thiyagarajan DK, Basit H, Jeanmonod R. Physiology, Menstrual Cycle. In: StatPearls .Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK500020/
5. DeSapri KAT. Medacape. Amenorrhea.2024. https://emedicine.medscape.com/article/252928-overview
6. Podfigurna A, Meczekalski B. Functional Hypothalamic Amenorrhea: A Stress-Based Disease. MDPI. 2024. https://www.mdpi.com/2673-396X/2/3/20
7. Holesh JE, Bass AN, Lord M. Physiology, Ovulation. 2023 May 1. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan–.
8. Stuenkel CA, Gompel A, Davis SR, Pinkerton JV, Lumsden MA, Santen RJ. Approach to the Patient With New-Onset Secondary Amenorrhea: Is This Primary Ovarian Insufficiency? J Clin Endocrinol Metab. 2022 Feb 17;107(3):825-835. doi: 10.1210/clinem/dgab766.

Pendahuluan Amenorrhea Sekunder
Etiologi Amenorrhea Sekunder

Artikel Terkait

  • Red Flag Amenorrhea
    Red Flag Amenorrhea
Diskusi Terkait
dr. mardiah
Dibalas 09 Januari 2025, 08:13
Haid tidak teratur pada remaja
Oleh: dr. mardiah
4 Balasan
Alo dokter,,,sampai berapa lama biasanya menstruasi yang belum teratur pada awal-awal menarche masih tergolong normal? Saya ada paaien yg tahun pertama...
Anonymous
Dibalas 27 September 2024, 17:50
Tidak menstruasi selama 2 bulan
Oleh: Anonymous
2 Balasan
wanita 28 tahun, os tidak mens selama 2 bulan.sebelumnya os pakai kb suntik 1 bulan, terakhir suntik bulan juni. setelah itu tidak mens sampai saat ini....
Anonymous
Dibalas 29 Agustus 2023, 15:54
Tidak haid sejak konsumsi kontrasepsi darurat
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dok izin diskusi. Ada pasien konsumsi postinor sudah 3 kali dalam 1 bulan sbg kontrasepsi darurat, lalu mengeluhkan tidak haid selama 2 siklus ini. Kira²...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.