Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Amenorrhea Sekunder annisa-meidina 2024-10-14T15:00:24+07:00 2024-10-14T15:00:24+07:00
Amenorrhea Sekunder
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Amenorrhea Sekunder

Oleh :
dr.Dizi Bellari Putri
Share To Social Media:

Etiologi amenorrhea sekunder meliputi kondisi fisiologis seperti kehamilan dan laktasi, serta kondisi patologis seperti gangguan hormonal, kerusakan endometrium, atau penyumbatan traktus aliran darah menstruasi. Faktor risiko amenorrhea sekunder mencakup stres, latihan fisik berlebih, serta eating disorder.[1–3]

Etiologi

Pada kondisi patologis, etiologi amenorrhea sekunder umumnya berhubungan dengan gangguan hormonal yang terjadi akibat kelainan pada area yang meregulasi siklus menstruasi yakni hipotalamus, pituitari, ovarium, dan uterus. Selain itu, berbagai penyakit sistemik dan obat-obatan tertentu juga dapat memicu terjadinya amenorrhea sekunder.[1-3,5]

Gangguan pada Hipotalamus

Stres psikologis, penurunan berat badan drastis, olahraga berlebihan, dan gangguan makan seperti anoreksia nervosa dapat menyebabkan hipotalamus mengurangi sekresi gonadotropin-releasing hormone (GnRH), sehingga memengaruhi stimulasi produksi luteinizing hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH). Kondisi ini, disebut juga sebagai gangguan hipotalamus fungsional, menghambat ovulasi dan menyebabkan terjadinya amenorrhea.

Selain itu, kondisi seperti tumor atau infiltrasi pada hipotalamus, misalnya sarkoidosis, juga dapat memicu amenorrhea melalui mekanisme yang sama.

Gangguan pada pituitari seperti adenoma hipofisis, terutama prolaktinoma, dapat menyebabkan hiperprolaktinemia, yang menghambat sekresi GnRH dan memblok ovulasi. Kondisi lain, seperti sindrom Sheehan yang terjadi akibat nekrosis pituitari postpartum, atau penggunaan obat-obatan yang mempengaruhi fungsi pituitari, seperti antipsikotik, juga dapat memicu amenorrhea sekunder.[1-3.5]

Gangguan pada Ovarium

Pada ovarium, polycystic ovarian syndrome (PCOS) menjadi salah satu penyebab paling umum, di mana gangguan fungsi folikel menyebabkan anovulasi kronis. Selain itu, insufisiensi ovarium prematur (POI), baik yang disebabkan oleh kelainan genetik, autoimun, atau akibat kemoterapi dan radiasi, juga dapat menjadi etiologi amenorrhea sekunder.[1-3,5]

Gangguan pada Uterus

Trauma pada uterus dapat menyebabkan terbentuknya jaringan parut yang disebut sebagai sindrom Ashermann, yang paling sering terjadi akibat tindakan  dilatasi dan kuretase. Penyebab amenorrhea sekunder lainnya pada uterus adalah infeksi uterus, misalnya infeksi Mycobacterium tuberculosis.[1-3,5]

Faktor Risiko

Obesitas berhubungan erat dengan resistensi insulin dan hiperinsulinemia, yang meningkatkan sekresi androgen ovarium dan adrenal. Peningkatan kadar androgen ini dapat mengganggu siklus menstruasi melalui mekanisme yang mirip dengan PCOS, yaitu anovulasi kronis. Selain itu, jaringan adiposa yang berlebih dapat mengubah metabolisme estrogen, menyebabkan kadar estrogen berfluktuasi dan berkontribusi pada disfungsi siklus menstruasi.

Faktor gaya hidup seperti olahraga berlebihan dan gangguan makan juga meningkatkan risiko amenorrhea sekunder. Olahraga intensitas tinggi dapat mengakibatkan penurunan lemak tubuh yang drastis, memengaruhi produksi hormon leptin yang berperan dalam regulasi GnRH. Penurunan kadar leptin ini dapat menekan aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium, menyebabkan terhentinya siklus menstruasi.

Demikian pula, gangguan makan seperti anoreksia nervosa atau bulimia dapat menyebabkan malnutrisi dan rendahnya lemak tubuh, yang berujung pada penurunan sekresi GnRH dan gangguan siklus menstruasi.[1,3,5]

Referensi

1. Lord M, Sahni M. Secondary Amenorrhea. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK431055/
2. Nawaz G, Rogol AD, Jenkins SM. Amenorrhea. 2024. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482168/
3. American Society for Reproductive Medicine. Current Evaluation of Amenorrhea: A Comittee Opinion. 2024. https://www.asrm.org/practice-guidance/practice-committee-documents/current-evaluation-of-amenorrhea/
5. DeSapri KAT. Medacape. Amenorrhea.2024. https://emedicine.medscape.com/article/252928-overview

Patofisiologi Amenorrhea Sekunder
Epidemiologi Amenorrhea Sekunder

Artikel Terkait

  • Red Flag Amenorrhea
    Red Flag Amenorrhea
Diskusi Terkait
dr. mardiah
Dibalas 09 Januari 2025, 08:13
Haid tidak teratur pada remaja
Oleh: dr. mardiah
4 Balasan
Alo dokter,,,sampai berapa lama biasanya menstruasi yang belum teratur pada awal-awal menarche masih tergolong normal? Saya ada paaien yg tahun pertama...
Anonymous
Dibalas 27 September 2024, 17:50
Tidak menstruasi selama 2 bulan
Oleh: Anonymous
2 Balasan
wanita 28 tahun, os tidak mens selama 2 bulan.sebelumnya os pakai kb suntik 1 bulan, terakhir suntik bulan juni. setelah itu tidak mens sampai saat ini....
Anonymous
Dibalas 29 Agustus 2023, 15:54
Tidak haid sejak konsumsi kontrasepsi darurat
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dok izin diskusi. Ada pasien konsumsi postinor sudah 3 kali dalam 1 bulan sbg kontrasepsi darurat, lalu mengeluhkan tidak haid selama 2 siklus ini. Kira²...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.