Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Endometritis general_alomedika 2022-11-02T10:50:07+07:00 2022-11-02T10:50:07+07:00
Endometritis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Endometritis

Oleh :
dr. Siti Solichatul Makkiyyah
Share To Social Media:

Endometritis adalah infeksi atau inflamasi pada jaringan endometrium uterus. Lapisan muskular atau miometrium sering ikut terlibat, sehingga sering pula digunakan istilah “endomiometritis” untuk menggambarkan penyakit ini.

Endometritis dapat dibagi menjadi dua yakni terkait kehamilan atau obstetrik dan tidak terkait kehamilan. Pada kondisi yang tidak terkait dengan kehamilan, endometritis dikenal dengan istilah penyakit radang panggul (Pelvic Inflammatory Disease/ PID). PID sendiri terdiri atas spektrum gangguan peradangan pada traktus genitalia wanita atas meliputi endometritis, salpingitis, abses tuboovarium, dan peritonitis pelvis.[1-4]

Depositphotos_137806162_s-2019

Berdasarkan pada waktu dan gambaran histopatologinya, endometritis dibagi menjadi dua kategori, yaitu endometritis akut dan kronis. Endometritis akut terjadi selama <30 hari  dan memiliki ciri khas pembentukan mikroabses dan invasi neutrofil pada epitel superfisial dari endometrium, kelenjar lumina, dan kavum uteri.

Sementara itu, endometritis kronis terjadi hingga >30 hari dan secara histopatologis mengalami perubahan berupa edema superfisial endometrium, kepadatan sel stromal, pematangan terpisah antara epitel dan stroma, serta infiltrasi plasmasit stroma endometrial (Endometrial Stromal Plasmacytes / ESPCs).[1,5-8]

Penyebab tersering endometritis adalah terbentuknya koloni polimikroba, yang melibatkan gabungan antara berbagai bakteri aerob dan anaerob pada lapisan desidua kavum uteri. Infeksi polimikobra ini dapat disebabkan oleh PMS (Penyakit Menular Seksual), disbiosis dari mikrobium vagina, atau akibat prosedur invasif pada rahim yang kurang memperhatikan teknik asepsis.[7,9,10]

Pendekatan Manajemen Endometritis

Endometritis akut utamanya merupakan suatu diagnosis klinis. Pada anamnesis kasus endometritis akut, dapat dijumpai keluhan seperti demam, nyeri panggul, diikuti dengan perubahan pada duh vagina. Di sisi lain, endometritis kronis merupakan penyakit tersembunyi yang biasanya terdiagnosis pada pemeriksaan untuk keluhan amenore sekunder dan infertilitas. Satu atau lebih kriteria berikut dapat digunakan untuk meningkatkan spesifisitas diagnosis endometritis:

  • Suhu oral di atas 38,3ºC
  • Duh serviks abnormal yang mukopurulen atau kerapuhan serviks
  • Ditemukan sel darah putih pada sediaan salin cairan vagina
  • Peningkatan laju sedimentasi eritrosit
  • Peningkatan protein reaktif-C
  • Dokumentasi laboratorium terhadap infeksi serviks akibat Neisseria gonorrhoeae atau Chlamydia trachomatis[3,7,11-14]

Sesuai dengan penyebab terjadinya penyakit ini, tata laksana utama pada kasus endometritis yaitu pemberian regimen antibiotik. Regimen antibiotik yang direkomendasikan pada kondisi endometritis post partum yaitu clindamycin 900 mg intravena tiap 8 jam, dikombinasikan dengan gentamicin 5 mg/kg intravena tiap 24 jam.

Meskipun terapi endometritis kronis utamanya adalah pemberian antibiotik oral, namun regimen dan pendekatannya memiliki perbedaan dengan endometritis akut. Tidak ada regimen antibiotik khusus untuk endometritis kronis, pemberian antibiotik didasarkan pada hasil kultur dan pewarnaan Gram dari aspirasi atau biopsi endometrium diikuti dengan aspirasi endometrium ulang setelah pengobatan selesai [7,9,13,14]

Endometritis dan Infertilitas

Komplikasi endometritis meliputi penyebaran infeksi ke jaringan miometrium, peritoneum dan sekitarnya, seperti peritonitis pelvis, abses pelvis serta dapat sepsis. Peradangan yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan infertilitas akibat terjadinya adhesi pelvis, distorsi anatomi pelvis, gangguan tuboovarium, dan adhesi intrauterin. Pasien dengan endometritis lebih berisiko mengalami infertilitas, recurrent implantation failure, dan keguguran berulang.[4,7,9,15]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Yelvi Levani

Referensi

1. Kitaya K, Takeuchi T, Mizuta S, Matsubayashi H, Ishikawa T. Endometritis, new time, new concepts. Fertil Steril. 2018;110(3):1-7. doi:10.1016/j.fertnstert.2018.04.012
2. Rouse CE, Eckert LO, Muñoz FM, et al. Postpartum endometritis and infection following incomplete or complete abortion: Case definition & guidelines for data collection, analysis, and presentation of maternal immunization safety data. Vaccine. 2019;37(52):7585-7595. doi:10.1016/j.vaccine.2019.09.101
3. Rivlin ME. Endometritis. Medscape. 2019. https://emedicine.medscape.com/article/254169-overview
4. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Sexually Transmitted Infections Treatment Guidelines, 2021. 2021. https://www.cdc.gov/std/treatment-guidelines/default.htm
5. Woodd SL, Montoya A, Barreix M, et al. Incidence of maternal peripartum infection: A systematic review and meta-analysis. PLoS Med. 2019;16(12). doi:10.1371/journal.pmed.1002984
6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). Pedoman Nasional Penanganan: INFEKSI MENULAR SEKSUAL 2016. 2016.
7. Singh N, Sethi A. Endometritis-Diagnosis,Treatment and its impact on fertility-A Scoping Review. J Bras Reprod Assist. 2022;26(3):538-546. doi:10.5935/1518-0557.20220015
8. Ravel J, Moreno I, Simón C. Bacterial vaginosis and its association with infertility, endometritis, and pelvic inflammatory disease. Am J Obstet Gynecol. 2021;224(3):251-257. doi:10.1016/j.ajog.2020.10.019
9. Schrey-Petersen S, Tauscher A, Dathan-Stumpf A, Stepan H. Diseases and Complications of the Puerperium. Dtsch Arztebl Int. 2021;118(25):436-446. doi:10.3238/arztebl.m2021.0168
10. World Health Organization (WHO). Guidelines for the Management of Symptomatic Sexually Transmitted Infections.; 2021. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/34370424/
11. Workowski KA, Bachmann LH, Chan PA, et al. Sexually Transmitted Infections Treatment Guidelines. 2021. Vol 70.; 2021. doi:10.15585/mmwr.rr7004a1
12. Gillies R, Ashley L, Bergin C. Sonographic findings in acute puerperal endometritis: The hypoechoic rim sign and endomyometrial junction indistinctness. Australas J Ultrasound Med. 2017;20(3):123-128. doi:10.1002/ajum.12057
13. Mackeen AD, Packard RE, Ota E, Speer L. Antibiotic regimens for postpartum endometritis. Cochrane Database Syst Rev. 2015;(2). doi:10.1002/14651858.CD001067.pub3
14. DeNoble AE, Kuller JA, Heine RP, Dotters-katz S. Antibiotics for the Prevention and Treatment of Postsurgical Obstetric Infections. Obstet Gynecol Surv. 2018;73(8):475-485. doi:10.1097/01.pec.0000526609.89886.37
15. Kimura F, Takebayashi A, Ishida M, et al. Review: Chronic endometritis and its effect on reproduction. J Obstet Gynaecol Res. 2019;45(5):951-960. doi:10.1111/jog.13937

Patofisiologi Endometritis

Artikel Terkait

  • Risiko Penyakit Radang Panggul pada Penggunaan IUD (Intrauterine Device)
    Risiko Penyakit Radang Panggul pada Penggunaan IUD (Intrauterine Device)
  • Pemilihan Antibiotik untuk Radang Panggul
    Pemilihan Antibiotik untuk Radang Panggul
Diskusi Terkait
dr.Euginia Natalia Bato
Dibalas 11 April 2023, 08:29
Penanganan awal pasien curiga endometritis di faskes primer
Oleh: dr.Euginia Natalia Bato
1 Balasan
Alo Dokter. saya punya pasien ibu Nifas hari ke 11 partisipasinya pervaginam di Puskesmas. Dibawa ke IGD PKM dg keluhan Demam tinggi sudah 3 hari, Nyeri...
dr. Irene Cindy Sunur
Dibalas 20 Januari 2022, 14:50
Artikel SKP - Pemilihan Antibiotik untuk Radang Panggul
Oleh: dr. Irene Cindy Sunur
1 Balasan
ALO Dokter!Selama ini masih ada perdebatan mengenai jenis antibiotik yang paling tepat diberikan untuk pasien penyakit radang panggul. Regimen antibiotik...
dr. Jeffry Kristiawan
Dibalas 08 Oktober 2018, 09:25
Berbagi kasus PID dengan retensio urine dan hidronefrosis
Oleh: dr. Jeffry Kristiawan
4 Balasan
seorang wanita 49 tahun dengan keluhan awal nyeri perut sejak 6 hari lalu. nyeri dirasakan di perut bagian bawah disertai adanya keputihan berbau.vital sign...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.